Welcome to Afive Blog

Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.
JANGAN LUPA ISI BUKU TAMU

Selasa, 19 Juni 2012

Studi Al-Qur'an - PENGUMPULAN DAN RASM AL QURAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mengingat kembali sepintas definisi Al Quran secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan". Kata Al Quran adalah bentuk masdar dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Secara termonologi, Al Quran dapat disimpulkan lafad berbahasa arab yang diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mu’jizat yang diwahyukan
kepadanya melalui perantara Malaikat Jibril, diturunkan secara bertahap, kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf, bernilai ibadah bagi yang membacanya yang mana dimulai dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nash.[1] Dari pengertian ringkas di atas, bahwa Al Quran memiliki keistimewaan sejarah yang luar biasa mulai dari penurunannya sampai ke tangan umat islam.
Akan tetapi masih banyak dari umat islam tidak mengetahui secara paham bagaimana proses penurunan sampai pada ke tangan mereka bahkan yang berkaitan dengan sejarah pengumpulan Al Quran. Mereka acuh tak acuh dengan hal tersebut sehingga ini membawa kebuntuan baginya dalam memahami Al Quran secara komprehensif.
Oleh karenanya, penyaji merasa perlu untuk membahas tema ini, “Pemeliharaan, Pengumpulan dan Rasm Al Quran”. Diharapkan pembahasan ini memberikan perluasan wawasan bagi mahasiswa dalam memahami proses pengumpulan Al Quran sehingga memberikan penjelasan pemahaman yang lebih baik dari sebelumnya.

Properties

Share / Save / Like

KEPRIBADIAN MUSLIM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial kepribadian senantiasa mengalami warna warni kehidupan. Ada kalanya senang, tentram dan gembira. Tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya, ini menunjukan bahwa manusia senantiasa mengalami dinamika kehidupan.
Berbagai macam cara dilakukan agar manusia dapat menyalurkan rasa senang, tenang dan gembira atau dengan kata lain agar manusia memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari hal-hal yang mengecewakan. Mampu tidaknya seseorang dalam mencapai keinginannya tergantung dari vitalitas, temperamen, watak serta kecerdasan seseorang. Vitalitas merupakan semangat hidup, pusat tenaga seseorang, ia merupakan dasar kepribadian dan merupakan unsur penting yang ikut menentukan kemampuan berprestasi, dan bersifat dinamis. Setiap orang memiliki vitalitas yang berbeda ada yang kuat ada juga lemah.[1]
Kepribadian juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ia akan ikut menentukan sukses tidaknya seseorang. Kepribadian meskipun ia merupakan faktor yang penting dalam kejiwaan dan berada pada tataran rohani namun wujudnya dapat terlihat pada tingkah laku dan sikap hidup seseorang.
Beberapa ahli psikologi telah banyak mengemukakan teori tentang kepribadian antara lain William James, ia berpendapat bahwa kepribadian merupakan unsur kesatuan yang berlapis-lapis. Terdiri dari The Material Self atau diri materi, The Social Self atau diri sosial, The Spiritual Self atau diri rohani dan Pure Ege atau ego murni atau Self of Selves.
Sementara itu Sigmund Freud menyatakan bahwa kepribadian itu terdiri atas tiga system yaitu id, ego dan super ego. Id merupakan kepribadian yang berhubungan dangan prnsip kesenangan atau pemuasan biologis, sedang ego merupakan bagian kepribadian yang berhubungan dengan lingkungan dasarnya adalah kenyataan dan super ego merupakan bagian kepribadian yang berhubungan dengan norma sosial, moral dan rohani.[2]
Di kalangan intelektual Muslim masalah psikologi sudah banyak dibahas oleh para ahli diantaranya Al-Farabi, Ibnu Sina, Ikhwan Ash Shafa, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim al Jauzi.[3]
Psikologi Islam juga membahas tentang syakhsiyah atau personality atau kepribadian. Dalam literature klasik seperti Al-Gazali telah membahas tentang keajaiban hati[4] dan Ibnu Maskawaih ditemukan pembahasan tentang akhlak yang maksudnya mirip dengan syakhsiyah. Bedanya syakhsiyah dalam psikologi berkaitan dengan tingkah laku yang didevaluasi sedangkan akhlak adalah tingkah laku yang dievaluasi.[5] Karena itu kepribadian muslim selain mendiskripsikan tentang tingkah laku seseorang juga menilai baik buruknya.
Properties

Share / Save / Like

HIJAB-JILBAB PUNUK UNTA


Beginilah Gambar Perempuan Yang Kepalanya Ibarat Punuk Onta, Yang Disebutkan Oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam Dalam Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim dan Lainnya Bahwasanya Mereka Tidak Akan Masuk Surga dan Tidak Akan Mencium Bau Wangi Surga, Padahal Bau Wangi Surga Bisa Dicium Dari Jarak Yang Sangat Jauh..


Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda”

( صنفان من أهل النار لم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس ونساء كاسيات عاريات مائلات مميلات رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لايدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وان ريحها لتوجد من مسيرة كذاوكذا )

رواه أحمد ومسلم في الصحيح .



“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya,

1. Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia [maksudnya penguasa yang dzalim],
2. dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.
(HR. Muslim dan yang lain).



Penjelasan Hadits Menurut Para Ulama:

Imam An Nawawi dalam Syarh-nya atas kitab Shahih Muslim berkata:

“Hadis ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam. Apa yang telah beliau kabarkan kini telah terjadi…

Adapun “berpakaian tapi telanjang”, maka ia memiliki beberapa sisi pengertian.

Pertama, artinya adalah mengenakan nikmat-nikmat Allah namun telanjang dari bersyukur kepada-Nya.

Kedua, mengenakan pakaian namun telanjang dari perbuatan baik dan memperhatikan akhirat serta menjaga ketaatan.

Ketiga, yang menyingkap sebagian tubuhnya untuk memperlihatkan keindahannya, mereka itulah wanita yang berpakaian namun telanjang.

Keempat, yang mengenakan pakaian tipis sehingga menampakkan bagian dalamnya, berpakaian namun telanjang dalam satu makna.

Properties

Share / Save / Like

Keajaiban dan Keistimewaan Air Zam Zam


Air zam-zam banyak sekali khasiatnya dan mempunyai berbagai misteri. Tak tak banyak yang tahu bagaimana caranya sumur zam-zam bisa mengeluarkan puluhan juta liter pada satu musim haji, tanpa pernah kering satu kali pun. Seorang peneliti pernah diperintahkan raja Faisal menyelidiki sumur zam-zam untuk menjawab tuduhan kotor seorang dokter dari Mesir.

Di Mekah kita tak perlu khawatir dengan air minum. Di setiap sudut masjidil Haram kita bisa menemukan air zam zam, lengkap dengan cangkir sekali pakainya. Tinggal pijit, langsung bisa diminum, dan gratis lagi. Di area Masjidilharam, di tempat tawaf, tempat sai, di halaman masjid selalu tersedia air yang berkhasiat ini. Ketika pulang dari Masjidilharam, banyak jamaah mengisi dulu botol airnya dengan zamzam lalu ditenteng ke pemondokan. Lumayan, menghemat uang Real, tak perlu belanja air mineral atau memasak air di dapur.

Berapa Juta Liter air zamzam ?

Berapa banyak air zam-zam yang di kuras setiap musim haji? Mari kita hitung secara sederhana. Jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah sekitar dua juta orang. Semua jemaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang nanti ke tanah airnya. Kalau 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5 liter zam-zam ke negaranya, itu saja sudah 10 juta liter. Disamping itu selama di Mekah, kalau saja jamaah rata-rata tinggal 25 hari, dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari, maka totalnya sudah 50 juta liter !!. Ini hanya gambaran saja, betapa luar biasanya air zamzam ini dikonsumsi manusia, tanpa pernah kering!

Properties

Share / Save / Like

Rumus Mendidik Anak Agar Sholeh dan Cerdas

Belakangan ini ada permasalahan yang cukup intensif saya pikirkan: bagaimana merumuskan parameter kesuksesan pada anak? Dengan semakin besarnya anak-anak, rupanya diperlukan perumusan ulang jawaban atas pertanyaan tadi. Untuk merefresh masalah pendidikan anak dan inisialisasi jawaban, saya membaca ulang kumpulan pemikiran yang sempat saya tuliskan di bawah ini. Saya ingin berbagi dengan sahabat sekalian, semoga juga bermanfaat bagi sahabat sekalian. Juga saya akan sangat berbahagia jika ada feed-back dari sahabat semua ..Salam
 
Anugerah dan Amanah1)

Anak merupakan anugerah termahal bagi orang tua. Banyak orang tua yang mengharapkannya tapi tak kunjung diberi, sementara banyak juga orang tua yang dengan mudah memperolehnya. Tapi, jangan pula merasa bangga dengan hadirnya anak, jika kita tak mampu membekalinya dengan pendidikan yang benar sesuai ajaran Islam. Karena, selain anugerah, anak juga merupakan amanah “berat” yang dititipkan Allah kepada orang tuanya, terlebih lagi di tengah-tengah merosotnya nilai-nilai etika, moral dan gencarnya serangan permisifisme (budaya serba boleh) melalui media elektoronik, tanggungjawab orang tua menjadi kian berat.

Anak memang anugerah, bahkan di dalam al-Qur’an dikatakan sebagai perhiasan hidup, “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…” (QS. al-Kahfi : 46). Bayangkan, jika hidup kita tanpa perhiasan, semuanya akan terasa suram. Untuk itu kita patut bersyukur atas nikmat Allah yang dititipkannya melalui anak-anak kita. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan mengasuh dan mendidik mereka berlandaskan fitrah dan kasih sayang. 

Selain sebagai anugerah, anak diberikan kepada orang tuanya sebagai amanah ”berat” untuk dipelihara, dididik dan dibina agar berkualitas dan tangguh. Seperti diperintahkan dalam al-Qur’an, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS. an-Nisaa’ : 9). 

Properties

Share / Save / Like

Mewariskan Harta dan Buku, untuk Pendidikan Anak


Sebagaimana dikatakan oleh Imam As Syafi’i, bahwa ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan 6 perkara, salah satunya adalah harta atau materi.

أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ

“Wahai saudaraku… ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya: (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan ustadz, (6) membutuhkan waktu yang lama.”


Oleh karena itu, para ulama tidak tanggung-tanggung merogoh kocek, guna kelangsungan pendidikan anak-anak mereka.
Siapa yang tidak mengenal Imam As Suyuthi (991 H),seorang ulama besar yang memiliki lebih dari 600 karya. Menguasai berbagai macam disiplin keilmuan dalam Islam, hafal lebih dari 200 ribu hadits. Bahkan ia mengakui bahwa parangkat ijtihad sudah ia miliki. Dan waktu berumur 21 sudah menghasilkan karya. Salah satu karya yang amat populer bagi masyarakat muslim Indonesia adalah Tafsir al Jalalain

Kehebatan beliau tidak lepas dari pendidikan dan jerih payah ayahnya dalam mempersiapkan pendidikannya. Ayahnya telah mempersiapkan sebuah perpustakaan yang langkap dengan berbagai macam kitab, sebelum As Suyuthi lahir, sehingga ulama Syafi’iyah ini dijuluki sebagai Ibnu Al Kutub (anak buku), karena beliau terlahir di sela-sela tumpukan buku. Maka tidaklah heran, jika semasa mudah As Suyuthi sudah menguasai banyak rujukan.

Ibnu Al Jauzi (510 H), seorang ulama ternama dalam madzhab Hambali juga banyak mendapatkan warisan dari sang ayah, guna menopang pendidikannya. Hal ini terungkap, tatkala ia memberi nasehat kepada anak-anaknya, agar senantiasa bersabar dalam mencari ilmu, dan senantiasa menjaga kehormatan diri. Beliau menulis dalam Laftah Al Kabid, fi Nashihati Al Walad, tentang nasehatnya kepada anaknya, sewaktu mereka masih kecil: ”Ketahuilah wahai anakku, bahwa ayahku adalah seorang yang kaya, dan telah meninggalkan ribuan harta. Ketika aku baligh, ia memberiku 20 dinar dan 2 rumah. Lalu aku mengambi dinar untuk kubelanjakan buku, lalu aku jual rumah dan aku gunakan uangnya unyuk mencari ilmu, hingga harta itu habis tidak tersisa. Ayahmu tidak terhina dikarenakan mencari ilmu, sehingga berkeliling ke negeri-negeri untuk mencari belas kasih orang lain. Aku merasa kecukupan, Allah berfirman: ”Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar dan member rizki dengan cara yang tidak disangka-sangka”.

Lalu beliau mengatakan, ”Maka, bersungguh-sungguhlah wahai anakku untuk tetap menjaga kehormatanmu, hingga tidak mencari-cari dunia yang akan menghinakan pemiliknya. Ada yang mengatakan bahwa, barang siapa qona’ah terhadap roti, maka ia tidak akan menjadi hamba bagi manusia”.
Ibnu Al Jauzi berani menempuh kesusahan di saat beliau mencari ilmu, antara lain kesusahan dalam rezeki, akan tetapi beliau tetap bersabar. Hingga ketika ilmu yang beliau peroleh sudah amat banyak, maka rezekilah yang mendatanginya (Lihat biografi beliau dalam Tadzkirah Huffadz, Imam ad Dzahabi, 4/1347).
Properties

Share / Save / Like

Jumat, 08 Juni 2012

Definisi CINTA Dalam Al-Qur’an


Oleh: Afiful Ikhwan*


Kata cinta dalam Al Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan Wudda (mawaddah), keduanya memiliki arti yang sama yaitu menyukai, senang, menyayangi.



Sebagaimana dalam QS Ali Imron : 14

“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).”

Dalam ayat ini Hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali baik manusia beriman maupun manusia durjana.

Adapun Wudda dalam QS Maryam : 96

 "Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah yang maha pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang ” 

Jadi Wudda (kasih sayang) diberikan Allah sebagai hadiah atas keimanan, amal sholeh manusia. Dipertegas lagi dalam QS Ar Rum : 21

 “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah ia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” 

Dalam ayat inipun Allah menggambarkan ‘cenderung dan tentram’ yang dapat diraih dengan pernikahan oleh masing-masing pasangan akan diberi hadiah (ja’ala) kasih sayang dan rahmat.

Dalam fil gharibil Qur’an dijelaskan bahwa hubb sebuah cinta yang meluap-luap, bergejolak. Sedangkan Wudda adalah cinta yang berupa angan-angan dan tidak akan teraih oleh manusia kecuali Allah menghendakinya, hanya Allah yang akan memberi cinta Nya kepada hamba yang dkehendakiNya. Allah yang akan mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu belanjakan seluruh kekayaan yang ada di bumi, niscaya kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan cinta jika Allah tidak menghendakiNya. Oleh karena itu terraihnya cinta—wudda pada satu pasangan itu karena kualitas keimanan ruhani pasangan tersebut. Semakin ia mendekatkan diri kepada sang Maha Pemilik Cinta maka akan semakin besarlah wudda yang Allah berikan pada pasangan tersebut.

Cinta inilah yang tidak akan luntur sampai di hari akhir nanti sekalipun maut memisahkannya, cinta yang atas nama Allah, mencintai sesuatu atau seseorang demi dan untuk Allah.
Properties

Share / Save / Like

Selasa, 05 Juni 2012

Adakah Kaitan antara Kemaksiatan dengan Gempa Bumi?


Adakah hubungan antara gempa bumi yang sering terjadi akhir-akhir ini dengan banyaknya kemaksiatan, khususnya berkaitan dengan syahwat?. Seorang ulama Iran Hojatoleslam Kazem Sedighi menyatakan ada. Dia menuturkan gempa bumi yang di Teheran, Iran disebabkan banyak wanita yang tidak berpakaian dengan layak sehingga membuat para pria tersesat, merusak kesucian mereka, dan menyebarkan perzinahan di masyarakat. Akibatnya gempa bumi yang terjadi meningkat. (sebagaimana yang dilansir web.orange.co.uk, Jumat 23/4/2010)
Pernyataan Sedighi tersebut diprotes seorang pelajar di Amerika Serikat, Jen McCreight dengan membuat Facebook yang diberi judul Boobquake. Dia ingin menunjukkan apa yang dikatakan Sedighi itu salah. Tidak tanggung-tanggung, aksi ini mendapatkan dukungan tiga ratusan ribu facebooker. Dukungan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan sebanyak mungkin belahan dada wanita dan membuktikan bahwa payudara tidak menyebabkan gempa bumi. Begituah kondisi zaman akhir, kemaksiatan banyak mendapatkan dukungan.
"Pada 26 April nanti, saya akan menggunakan pakaian yang memperlihatkan belahan dada," ujarnya.
"Saya mendorong semua wanita untuk bersama-sama, serta menunjukkan kekuatan supranatural dari payudara mereka. Atau sekalian menggunakan pakaian minim, jika itu dikatakan tidak layak," lanjutnya yang dilansir okezone (Jum'at, 23 April lalu).
Dan tidak disangka, tepat hari yang dijanjikan pendukung aksi seronok untuk memperlihatkan belahan dada mereka, Senin (26/4) siang, gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter terjadi di Taiwan sampai terasa ke Filipina.
Properties

Share / Save / Like