Welcome to Afive Blog

Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.
JANGAN LUPA ISI BUKU TAMU

Rabu, 30 November 2011

KARAKTER MUSLIM DALAM BERBICARA

Oleh: Afiful Ikhwan*

Seorang yang bukan muslim tidak mempunyai aturan apapun dalam berbicara. Maka ia tampak banyak berbicara, tapi kosong dalam segala hal yang diketahui dan yang tidak diketahuinya. Ia akan mengatakan segala sesuatu dengan bukti atau tidak dengan bukti. Berguna atau tidak berguna, baik atau buruk. Selain itu, seorang kafir kalau berbicata tidak memperdulikan apakah pembicaraan itu berisi dukungan kepada ahli batil dalam kebatilan atau membantah ahli haq dalam kebenarannya. Dalam berdebat ia sama sekali tidak memperhintungkan norma-norma berbicara. Ia lakukan dengan ilmu ataupun tidak, dan tujuannya berdebat bukan untuk melahirkan kebenaran. Demikian pula halnya dalam berdiskusi. Ia hanya mencari kemenangan semata.

Seterusnya, kalau ia berbicara ada unsur menghina dan merendahkan orang lain. Kadang-kadang ungkapannya begitu kasar, jauh dari kebenaran, fasih, banyak serampangan dan dibuat-buat. Dia tidak memperdulikan yang keluar dari lisannya; apakah keji, kecaman, kutukan atau perkataan jahat.

Kebiasaan lain dalam pembicaraan orang kafir ialah suka melucu dan bergurau tanpa kebenaran. Maka ia sering melucu dengan dusta. Bahkan ia sering berdusta dalam segala hal dan setiap waktu. Kalau dia ingin, dia dapat saja melakukan pembicaraan yang menghina orang, merendahkan, memperolok-olok atau membuka rahasia dan menyebarkannya. Kalau berjanji, ia tidak mesti menepatinya dan kalau bersumpah, ia tidak memperdulikan apakah sumpahnya dalam kebaikan, pelanggaran atau kedustaan. Ia biasa menyalahi janjinya, melancarkan adu domba meskipun orang yang diadu domba itu orang-orang dekatnya dan menyebarkan gosip di tengah-tengah manusia dengan tujuan membuat keonaran.
Properties

Share / Save / Like

Sabtu, 26 November 2011

Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi

Secara akademik SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI memiliki persamaan yaitu merupakan dokumen tertulis yang merupakan tugas akhir para mahasiswa, mengikuti kaidah penulisan yang baku dan sistematis, dan menggunakan metode ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan di depan dosen pembimbing dan penguji.  Skripsi adalah  Tugas akhir jenjang sarjana (S1),  Tesis adalah Tugas akhir jenjang Magister (S2) sedangkan  Disertasi (S3) merupakan Tugas akhir jenjang Doktor (S3, jenjang tertinggi akademik).  Skripsi adalah tugas akhir calon sarjana dengan level sebagai peneliti pemula atau pembelajaran menjadi peneliti, dimana bobot penelitian dan ketajaman analisis paling rendah dibandingkan dengan Tesis atau Disertasi.

Properties

Share / Save / Like

Kamis, 24 November 2011

Sejarah Pendidikan Islam Masa Bani Abbasiyah


Oleh: Afiful Ikhwan*

Masa pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan kejayaan islam dalam berbagai bidang, khususnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada zaman itu umat islam telah banyak melakukan kajian kritis tentang ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan baik aqli (rasional) ataupun yang naqli mengalami kemajuan dengan pesatnya. Pada zaman pemerintahan daulah abbasiyah, proses pengalihan ilmu pengetahuan dilakukan dengan cara penterjemahan berbagai buku karangan bangsa-bangsa terdahulu, seperti buku-buku karya bangsa-bangsa yunani, romawi, dan Persia, serta sumber dari berbagai naskah yang ada dikawasan timur tengah dan afrika, seperti Mesopotamia dan mesir.
Gerakan membangun ilmu secara besar-besaran dirintis oleh khalifah ja`far al Mansur, setelah ia mendirikan kota Baghdad (144 H/ 762 M) dan menjadikannya sebagai ibu kota Negara. Ia menarik banyak ulama dan para ahli diberbagai daerah untuk tinggal di Baghdad. Ia merangsang usaha pembukuan ilmu agama seperti fiqh, tafsir, tauhid atau ilmu-ilmu lain seperti bahasa dan ilmu sejarah. Akan tetapi yang lebih mendapat perhatian adalah penerjemahan ilmu yang berasal dari luar.[1]  Namun begitu secara garis besar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada masa Harun al Rasyid dan putranya al Makmun.
Di antara banyak ahli yang berperan dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan adalah kelompok Mawali, seperti orang-orang Persia. Pada masa itu, pusat-pusat kajian ilmiah bertempat dimasjid-masjid, misalnya masjid basrah. Di masjid ini terdapat kelompok study yang disebut halaqat al jadl, halaqat al fiqh, halaqat at tafsir wal hadits, halaqat al riyadiyat, halaqat lil syi`ri wal adab, dan lain sebagainya. Banyak orang dari berbagai suku bangsa yang dating kepertemuan itu, dengan demikian berkembanglah kebudayaan dan ilmu pengetahuan dalam islam.
Properties

Share / Save / Like

ISLAM DAN PERADABAN


Oleh: Afiful Ikhwan*

A.  Perkembangan Islam
Di dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam, tujuan akhir dari berbagai keilmuan harus dilihat dan didasarkan pada al-Qur’an al-Karim, kitab suci umat Islam. Pada dasarnya, kebudayaan Islam dengan arsitektur Islam sebagai salah satu bagiannya, merupakan “budaya Qur’ani”. Karenanya, baik definisi, struktur, tujuan maupun metode untuk mencapai tujuan tersebut secara keseluruhan diambil darinya.
Dari al-Qur’an yang menjadi tuntunan, panduan hidup dan sumber keilmuan bagi umat Nabi Muhammad ini, seorang muslim tidak hanya mengambil pengetahuan mengenai Realitas Ultima. Secara mendasar, prinsip-prinsip yang diambil dari al-Qur’an juga mencakup tentang alam, manusia, dan makhluk hidup lainnya. Berbagai ilmu pengetahuan juga tercantum dalam al-Qur’an, baik secara implisit maupun eksplisit di berbagai institusi sosial, politik serta ekonomi yang diperlukan untuk menjalankan masyarakat yang sehat, sehingga al-Qur’an diperlukan di setiap pengetahuan dan aktivitas manusia, termasuk juga di bidang keilmuan arsitektur. Di dalam kitab itu, prinsip-prinsip dasar sudah disediakan bagi pembentukan sebuah kebudayaan yang lengkap.[1]
Membangun kembali peradaban Islam dimulai dari pembangunan ilmu pengetahuan Islam karena pada dasarnya peradaban dibangun dari ilmu pengetahuan. Maka yang harus dibangun adalah ilmu pengetahuan Islam. Dengan menguasainya, akan memungkinkan seseorang dapat memberikan respons terhadap masalah kehidupan yang terjadi disekitarnya, dan akan mempengaruhi corak perilaku sebagai respons terhadap apa yang dihadapi.
Properties

Share / Save / Like

Minggu, 20 November 2011

SISTEM NILAI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


Oleh: Afiful Ikhwan*

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.            Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dalam arti manusia hidup dalam interaksi dan interdepedensi sesamanya. Manusia saling membutuhkan sesamanya baik jasmani maupun rohani. Dalam proses interaksi inilah diperlukan nilai-nilai , norma, dan aturan-aturan, karena ia menentukan batasan-batasan dari perilaku dalam kehidupan masyarakat. Jadi dalam hubungan sosial dalam masyarakat itulah secara mutlak adanya nilai-nilai karena tiada nilai-nilai tanpa adanya hubungan sosial. Aturan hidup tersebut tidak selalu diwujudkan secara nyata, tetapi terdapat dorongan dalam diri manusia untuk melakukan atau tidak melakukan hal tertentu. Sifatnya abstrak namun dapat dirasakan manfaatnya.

Dalam masyarakat, sebagai suatu Gemeinschafts[1] manusia hidup bersama. manusia sebagai pribadi, dengan sifat-sifat individualitas yang unik bergaul satu sama lain. Kadang-kadang saling mengerti, saling simpati, saling menghormati dan mencintai. Tetapi adapula watak manusia adanya anti pati, salah paham, membenci, mengkhianat dan sebagainya adalah bentuk-bentuk tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan nilai-nilai yang berlaku. Setiap hubungan antar manusia selalu disertai dengan proses penilaian, baik aktif maupun pasif, baik terhadap hubungan sesamanya maupun dengan lingkungan alam semesta. Proses penilaian itu dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar. Realita yang demikian merupakan kecenderungan dan kodrat manusia.

Manusia dalam hubungannya dengan sesamanya dan dengan alam semesta tak mungkin melakukan sikap netral atau apatis. Kecenderungan–kecenderungan untuk simpati, anti pati ataupun netral itu sendiri merupakan suatu sikap. Dan setiap sikap adalah konsekuensi dari pada suatu penilaian, apakah penilaian itu didasarkan azas objektif rasional ataukah subjektif emosional. Di dalam garis penilaian mulai dari pengertian, simpati, kagum, hormat, memuja, cinta, atau sebaliknya salah paham, anti pati, jijik, menghinakan, membenci, bahkan netral sekalipun adalah perwujudan dan pengejawantahan penilaian.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih detail masalah bagaimana sistem nilai dalam kehidupan manusia atau bermasyarakat. Baik buruknya dalam kehidupan manusia itu diciptakan oleh manusia itu sendiri (kelompok masyarakat).

Properties

Share / Save / Like

Kamis, 17 November 2011

TEORI DASAR METODE STUDI ISLAM


 

TEORI DASAR METODE STUDI ISLAM

(Pembacaan atas Pemikiran Charles J. Adams dan Richard C. Martin)

 

R E V I S I  M A K A L A H


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Metode dan Pendekatan Kajian Islam"

Dosen Pengampu   :  Dr. Maftukhin, M.Ag



Disusun Oleh  :

AFIFUL IKHWAN
2841104002

(PI A – SMT 2)

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
JULI 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Islam telah menjadi kajian yang menarik minat banyak kalangan . Studi keislaman pun semakin berkembang. Islam tidak lagi dipahami hanya dalam pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seorang individu harus memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian sah dari perkembangan dunia. Mengkaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek, karenanya dibutuhkan metode dan pendekatan interdisipliner.
Kajian agama, termasuk Islam, seperti disebutkan di atas dilakukan oleh sarjana Barat dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial dan humanities, sehingga muncul sejarah agama, psikologi agama, sosiologi agama, antropologi agama, dan lain-lain. Dalam perjalanan dan pengembangannya, sarjana Barat bukan hanya menjadikan masyarakat Barat sebagai lapangan penelitiannya, namun juga masyarakat di negara-negara berkembang, yang kemudian memunculkan orientalisme. Bahkan oleh Muhammad Abdul Raouf, Islamic Studies disebut dengan oriental studies.
Sarjana Barat sebenarnya telah lebih dahulu dan lebih lama melakukan kajian terhadap fenomena Islam dari berbagai aspek: sosiologis, cultural, perilaku politik, doktrin, ekonomi, perkembangan tingkat pendidikan, jaminan keamanan, perawatan kesehatan, perkembangan minat dan kajian intelektual, dan seterusnya. Salah satu sarjana Barat yang mencurahkan perhatian intelektualnya untuk mengkaji Islam dengan menggunakan diversifikasi metode dan pendekatan adalah Charles Joseph Adams. Tulisan ini akan memaparkan tawaran pemikiran Charles Adams secara detail tentang bagaimana metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengkaji Islam.

B.   Rumusan Masalah
1.      Pendekatan apa saja yg dipakai oleh charles j. adams dalam mendefinisikan Islam?
2.      Bidang kajian studi Islam apa saja yang dikaji oleh Charles J.Adams?
3.      Bagaimana cara kerja dari pendekatan fenomenologi kajian studi Islam dalam perspektif Richard C. Martin?
4.      Apakah pendekatan fenomenologi “Richard C. Martin”  dapat mendekati fenomena keagamaan?

C.   Tujuan Masalah
  1. Untuk mengetahui pendekatan apa saja yg dipakai oleh charles j. adams dalam mendefinisikan Islam.
  2. Untuk mengetahui bidang kajian studi Islam apa saja yang dikaji oleh Charles J.Adams.
  3. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari pendekatan fenomenologi kajian studi Islam dalam perspektif Richard C. Martin.
  4. Untuk mengetahui apakah pendekatan fenomenologi Richard C. Martin  dapat mendekati fenomena keagamaan.
  
BAB II
PEMBAHASAN

TEORI DASAR METODE STUDI ISLAM

(Pembacaan atas Pemikiran Charles J. Adams dan Richard C. Martin)


A.  Biografi Charles J. Adams
Charles Joseph Adams lahir pada tanggal 24 April 1924 di Houston, Texas. Pendidikan dasarnya diperoleh melalui sistem sekolah umum. Pada permulaan belajar di sekolah dasar ini Adams telah menunjukkan kegemaran menulis. Setelah lulus dari Sekolah Menangah Atas John H. Reagen pada tahun 1941, dia meneruskan di Baylor University di Waco, Texas. Adams juga pernah bergabung dengan Angkatan Udara Amerika Serikat dari tahun 1942 sampai dengan 1945 sebagai operator radio dan mekanis. Setelah perang, tahun 1947 Adams memperoleh gelar Sarjana dan pada tahun yang sama memasuki Graduate School di Universitas Chicago bersama dengan Joachim Wach. Karir akademisi Adams adalah profesor dalam bidang Islamic Studies dan pada tahun 1963 diangkat menjadi director Institute of Islamic Studies McGill University selama 20 tahun. Adams menerima Ph. D dalam History of Religion dari University of Chicago pada tahun 1955 dengan disertasi berjudul “Nathan Soderblom as an Historian of Religions”.
Adams telah menulis banyak tentang Islam, salah satu karya terbesarnya yang dijadikan teks penting bagi dosen dan mahasiswa agama adalah A Reader’s Guide to the Great Religions (1977). Adams juga menjadi konstributor artikel untuk The Encyclopedia Britannica, dan the World Book Encyclopedia, dan Encyclopedia Americana. Beberapa karya lainnya adalah The Encyclopedia of Religion (1987), “The Authority of the Prophetic Hadith in the Eye of Some Modern Muslims, in Essays on Islamic civilization presented to Niyazi Berkes (1976), the Ideology of Maulana Maududi, in South Asian Politics and Religion, Ed. Donald E. Smith (1966), dan Islamic Religious Tradition, dalam Leonard Binder, The Study of the Middle East, Ed. (1976).
Properties

Share / Save / Like

Rabu, 16 November 2011

Filsafat Ilmu - ILMU, FILSAFAT DAN TEOLOGI


BAB 1
ILMU, FILSAFAT DAN TEOLOGI
Oleh: Afiful Ikhwan*

“Aku datang - entah dari mana,
aku ini - entah siapa,
aku pergi - entah kemana,
aku akan mati - entah kapan,
aku heran bahwa aku gembira”.
(Martinus dari Biberach,
tokoh abad pertengahan).

1. Manusia bertanya

Menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia kagum atas apa yang dilihatnya, manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya.  Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada agama:

“Manusia mengharapkan dari berbagai agama jawaban terhadap rahasia yang tersembunyi sekitar keadaan hidup manusia. Sama seperti dulu, sekarang pun rahasia tersebut menggelisahkan hati manusia secara mendalam: apa makna dan tujuan hidup kita, apa itu kebaikan apa itu dosa, apa asal mula dan apa tujuan derita, mana kiranya jalan untuk mencapai kebahagiaan sejati, apa itu kematian, apa pengadilan dan ganjaran sesudah maut, akhirnya apa itu misteri terakhir dan tak terungkapkan, yang menyelimuti keberadaan kita, darinya kita berasal dan kepadanya kita menuju?”  --  Zaman Kita (no.1), Deklarasi Konsili Vatikan II tentang Sikap Gereja Katolik terhadap Agama-agama bukan Kristen, 1965.
Properties

Share / Save / Like

Kamis, 10 November 2011

Mengatasi file word yang tidak bisa di copy paste


Kita mungkin sering kali menemukan file dokumen seperti word yang diproteksi oleh pemilik aslinya. Memang kesal rasanya jika kita hanya bisa membacanya saja tanpa bisa diedit dan file yang bersangkutan sangat kita butuhkan sebagai tugas. Sangat sulit memang jika harus mengetik ulang satu-persatu,  ditambah lagi 9 dari 10 pelajar suka sistem belajar copas alias copy paste he he he...
 
Ok, sebentar lagi kita akan tahu bagaimana membobol file word yang di protect. Di bawah ini adalah langkah-langkahnya, perhatikan setiap kalimat yang ada secara cermat agar cara ini bisa bekerja, oke?
 
Pertama-tama buka file word yang terprotect lalu Pada menu bar pilih save as
Pada Save As Type, simpan document dengan type Web Page, atau XML Document.
Setelah di Save As maka tutup document tersebut. 


Selanjutnya kita buka kembali dokumen yang telah kita save as dengan type Web Page tadi dengan membukanya di notepad atau open with notepad
kemudian cari kata yang mengandung kata "protection

cara mudah :
Pada lembar kerja notepad tersebut tekan ctrl+f selanjutnya ketikkan kata protection, (ini hanya untuk memudahkan kita dalam mencari kata protection dalam notepad) selanjutnya klik Find Next. Maka secara cepat kita akan menemukan kata protection, selanjutnya ini bagian terpenting dari pembahasan ini. 
Yaitu hapus 2 (dua) baris kalimat ini :




Pastikan kedua baris kalimat tersebut terhapus
Setelah itu kita save dan tutup notped tersebut.

Selanjutnya buka aplikasi Ms. Word kemudian pilih file, pilih open pilih file yang kita edit di notepad tersebut, dan hasilnya? taraaaaa, proteksi hilang, dokumen kini bisa di copas.


Agar lebih mudah dalam pengeditan,  ubahlah tampilan lembar kerja Ms. Word Anda menjadi Print Layout View 

semoga bermanfaat..., tidak dianjurkan untuk kriminal.
Properties

Share / Save / Like