Awalnya hendak menulis tentang kemodernan Islam, yang saya pelajari dan  dapatkan dari PMDG dulu, kemudian saya mencoba mengklik link pondok  modern Gontor yang saya masih ingat betul alamatnya. Sekedar ingin  melihat panca jiwa, panca jangka dan motto pondok modern yang melandasi  segala gerak kegiatan di sana, karena dari ketiga prinsip itulah gontor  bisa menjadi semodern itu. Alangkah terkejutnya ketika melihat wajah  website gontor. Semua sudah berubah. Menjadi lebih sederhana dan simpel  tapi tidak meninggalkan isinya. Dan yang lebih mengejutkan lagi ada satu  link baru yaitu TV Gontor. Subhanallah.
TV Gontor merupakan bahan bicaraan saya  dulu dengan santri-santri yang tertarik dibidang IT dan media. Saya kira  Cuma sebuah khayalan. Dan sekarang Gontor membuktikannya. Gontor punya  TIPI. Sisi lain betapa modernnya Gontor. Mungkin  bagi orang-orang lain  hal itu biasa. Tapi bagi saya itu luar biasa. Mengapa ? ada beberapa  alasan. 1) Gontor bukan sekolah yang bayarnya selangit, tidak heran bila  ada sekolah mahal yang membangun stasiun tipi, tapi ini gontor loh,  pondok pesantren yang biaya hidup dan sekolahnya selama sebulan setengah  dari uang sakuku sekrang selama sebulan (500 ribu). Bisa menyediakan  santrinya kegiatan yang luar biasa. 2) halo ini pondok pesantren yah.  Bukan Universitas. Anak-anak di gontor seusia SMP hingga SMA. Emang ada  gitu anak SMP bikin stasiun TV ? 3) pelajaran di gontor itu tidak  gampang akhi...... betapa sulitnya ngatur waktu. Apalagi  kegiatan-kegiatan wajib lain juga tak kalah banyak. Di sela kesibukan  mereka bisa menciptakan hal yang luar biasa. 4)di gontor tidak Cuma ada  tipi. Ada banyak ekstra. Lab IPA, komputer, perpustakaan besar, studio  musik, GOR, studio seni, studio foto, kegiatan pramukanya tidak Cuma  sekedar mengajarkan tepuk pramuka (ada rapeling, panjat, arum jeram,  tracking). SMP atau SMA mana yang selengkap itu ?
Seminggu yang lalu teman saya mengejek,  mungkin sekedar ingin bercanda. Bertanya dalam Islam katanya musik  dilarang (pasca saya meng-upload photo salah satu kyai gontor: Ustadz. Hasan sedang bermain gitar dan drum). Lalu aku jawab tidak seperti itu, buktinya dulu di Gontor  sarat dengan berbagai kegiatan ekstra termasuk musik. Lalu dia mengejek,  iya paling hadroh. Aku agak tersinggung, tapi aku tahan juga. Dia belum  tau soal Gontor. Gontor tidak pernah memang gembar-gembor kedunia luar  bahwa di gontor itu kegiatan dan ekstranya luar biasa bila dibanding  sekolah lain. Maklum saja bila kemudian dia tidak paham.
Semua kemodernan di Gontor menjawab  semua keraguan di hati orang-orang yang tidak mengerti Islam dan  pesantren. Dikiranya Islam itu kuno, Islam itu kolot, Islam itu  eksklusif. Saya tertawa saja mendengarnya. 
Pada dasarnya kenapa Gontor bisa  bertahan dengan kemodernannya hingga begitu lama bahkan mengembangkan  hingga begitu luas adalah kembali pada dua prinsip tadi. Motto, Panca  Jiwa dan Panca Jangka. Di Gontor motto-motto tadi tidak sekedar jadi  pajangan. Apa yang kita kerjakan, sistem yang digunakan dan dipraktekkan  semunya menjunjung tinggi tiga prinsip tadi.
Motto Gontor ada empat : 
- Berbudi tinggi
 - Berbadan sehat
 - Berpengetahuan luas
 - Berpikiran bebas
 
Inilah motto yang dibuat oleh pendiri  gontor tahun 1926 dulu. Dikala bangsa kita bahkan belum mengenal  pancasila. Apa yang terlihat dari sini ? sebagai muslim beginilah  seharusnya kita berbuat dan mengembangkan diri. Muslim harus berbudi  tinggi dengan menguatkan akidah dan syariat hingga melahirkan akhlak  yang mulia (karena akhlak mulia hanya bisa didirkan dengan akidah dan  syariat kuat). Muslim harus berbadan sehat. Nabi hanya dua kali sakit  dalam hidupnya. Muslim harus berpengetahuan luas. Jelas. Nabi mengutus  salman dan sahabat-sahabat lain untuk menimba ilmu di persia, padahal  persia bukan tempat berbasis islam. dan ingat hadist nabi. Carilah ilmu  walau sampai ke negeri cina ? Islam harus berpikiran bebas. Oleh sebab  itulah jika ada muslim yang terkekang dan dikotak-kotakan oleh paradigma  dan pikiran yang sempit dia belum menjadi seorang muslim yang  sesungguhnya.
Belajar lagi dari panca jiwa gontor. 
- Keikhlasan
 - Kesederhanaan
 - Berdikari
 - Ukhuwah Islamiyah
 - Jiwa Bebas
 
Keikhlasan berarti keprofesionalan. Semua  yang dikerjakan di Gontor hanya berlandaskan ikhlas. Ikhlas adalah ilmu  yang sulit sekali untuk kita terapkan dan dapatkan. Maka di gontor  semua santri dipaksa dengan sistem yang berlandaskan ikhlas. Santri  kerja di unit usaha pondok tidak ada yang digaji. Santri mengurusi kebun  dan kebersihan tidak di gaji. Santri menyelenggarakan festival dan  kegiatan pondok tidak juga digaji. Ustad mengajar juga tanpa ada bayaran  dan lain sebagainya. Semuanya hanya untuk kemaslhatan bersma dan  keprofesionalitasan. Orang yang profesional tidak pernah mengharpkan  apa-apa selain bekerja maksimal, kepuasan baginya adalah jika bisa  mengerjakan pekerjaannya dengan baik bukan gaji atau upah.
Kesederhanaan. Untuk apa gembar-gembor  dengan segala kekayaan (baik intelektual, spiritual, emosional dan  maal). Orang-orang yang sombong dan memperlihatkan hartanya sesungguhnya  dia kekurangan. Setidaknya itu yang saya dapatkan selama belajar di  gontor. Kami tidak pernah memakai pakaian yang wah, makan makanan yang  enak, tidur di kasur dan kamar laksana hotel, mandi di kamar mandi yang  super. Itulah bagian kecil dari kesederhanaan gontor. Seorang muslim  yang mengaku modern harus begitu.
 Kami tidak pernah menyuruh pembantu  untuk membersihkan pondok, memasak, mengurus air dan lampu, mencuci  pakaian, menjemur kasur, membuang sampah dan menjaga kemananan pondok.  Semua santri dan ustad yang menjalankan. Tidak akan kita temui seorang  pegawai dan pembantu di pondok.  Kami tidak mengemis bantuan dana dari  pemerintah. Kami membiayai biaya pondok kami dari unit-unit usaha kami,  parik roti, peternakan sapi, susu, pabrik es, sawah dan penggilingan  padi, sayur, minimarket, stasiun radio dan televisi serta lain  sebagainya, laba dari unit usaha itulah yang mensubsidi biaya pendidikan  dan makan kami di pondok. Itulah arti berdikari. Seorang muslim yang  modern harus mengerti arti berdikari.
Ukhuwah islamiyah. Tidak hanya sesama  muslim tapi untuk yang berlainan agama juga. Miris sekali melihat saat  ni banyak muslim yang salin menyalahkan muslim yang lain hanya karena  qunut, wirid  tahlil, dan imam yang berbeda. Tidakah mengerti ada amalan  yang pahalanya di atas sholat puasa dan sedekah, amalan itu adalah  mendamaikan seteru antara dua orang. Itulah ukuwah. Sebab itu,  bertengkar adalah pelanggaran berat di gontor yang hukumannya adalah  matrud (diusir dari pondok)
Jiwa bebas. Hampir sama dengan motto  yang keempat tadi. Bebas adalah berdaulat, tidak melakukan hal apapun  karena orang lain. Lakukan semuanya karena hati dan keinginan sendir,  bukan dari intervensi.
Muslim yang kokoh dan modern harus dan  wajib menerapkan motto dan panca jiwa gontor itu. Tidak sekedar membaca  tulisan ini kemudian dilupakan, kalau perlu catat dan ingat terus dalam  amalan-amalan harian kita.
Andai umat islam seluruh indonesia ini  diajarkan motto dan panca jiwa tersebut, sejatinya tidak perlu  meresahkan NII, Terorisme dan tindakan anarkis macam budaya primitif.
![]()  | |
| Panggung Gembira : hanyalah salah satu kekayaan gontor | 
![]()  | 
| Para Alumni : banyak yang sudah menjadi tokoh besar | 
![]()  | 
| Masjid Jami' : salah satu bangunan penyangga kebesaran gontor | 
![]()  | 
| Tamu agung dari rusia : satu-satunya presiden Indonesia yang belum pernah ke gontor cuma sukarno | 
![]()  | 
| Gedung Saudi : beberapa fasilitas penting ada di situ | 
![]()  | 
| gerbang masuk gontor | 
![]()  | 
| gedung rabitah : salah satu gedung baru | 










Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik menunjukkan pribadimu !