1. Pendahuluan
Filsafat adalah ilmu yang menyelidikisegala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam manusia dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai
akal manusia setelah mencapai pengetahuan…
Bagian dari filsafat pengetahuan membicarakan tentang
ontologism, epistomologis dan aksiologi. Dalam kajian aksiologi ilmu
membicarakan untuk apa dan untuk siapa. Tulisan ini membicarakan Ilmu dan
Moral,Pengertian Aksiologi, Tanggung jawab Sosial Ilmuwan, serta Ilmu dan
Agama.
1. Ilmu dan Moral
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia.
Karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara
lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri
bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. Singkatnya ilmu merupakan
sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
Teknologi tidak hanya menjadi berkah dan penyelamat bagi
manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Misalnya pembuatan bom
yang pada awalnya memdahkan untuk kerja manusia, namun kemudian digunakan untuk
hal-hal yang bersifat negative yang menimbulkan malapetaka bagi manusia itu
sendiri, seperti bom yang terjadi di Bali. Disinilah ilmu harus diletakkan
secara proporsional dan memihak kepada nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan.
Sebab jika pemanfaatan ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai kebaikan, maka
yang terjadi adalah bencana dan malapetaka.
Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang
kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Teknologi dapat diartikan sebagai
penerapan konsep ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah praktis baik yang
berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Dalam
tahap ini ilmu tidak hanya menjelaskan gejala alam untuk tujuan pengertian dan
pemahaman, namun lebih jauh lagi memanipulasi factor-faktor yang terkait dalam
gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Disinilah
masalah moral muncul kembali namun dalam kaitannya dengan factor lain. Kalau
dalam tahap kotemplasi masalah moral berkaitan dengan metafisiska maka dalam
tahap manipulasi ini maslalah moral berkaitan dengan cara penggunaan
pengetahuan ilmiah. Atau secara Filsafati dalam tahap penerapan konsep terdapat
masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuwan.
2. Pengertian
Aksiologi
Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari perkataan
axios yang berarti nilai dan logos berarti teori. Jadi aksiologi adalah teori
tentang nilai. Menurut Suriasumantri (1987 : 234) aksiologi adalah teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut kamus
Bahasa Indonesia (1995 : 19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.
Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian, yaitu:
1. Moral conduct, yaitu tindakan moral,
bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu etika.
2. Estetic expression, yaitu
ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan.
3. Sosio-political life, yaitu kehidupan
sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosial politik.
Dari definisi-definjisi aksiologi di atas terlihat dengan
jelas bahwa permasalah utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud
adalahsesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai prtimbangan
tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada
permasalahan etika dan estetika . Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih
tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan
manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia
ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normative,
yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan
dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap
lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
3. Tanggung Jawab
Sosial Ilmuwan
Ilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan pada
masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamat
bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disinilah
pemanfaatan pengetahuan dan teknologi diperhatikan sebaik-baiknya.
Dihadapkan dengan masalah moral dan ekses ilmu dan teknologi
yang bersifat merusak, para ilmuwan terbagi kedalam dua golongan pendapat,
yaitu :
1. Golongan yang berpendapat
bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik itu secara
ontologism maupun aksiologi. Dalam hal ini ilmuwan hanyalah menemukan
pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya, apakah akan
digunakan untuk tujuan yang baik ataukah untuk tujuan yang buruk. Golongan ini
ingin melanjutkan tradisi kenetralan ilmu secara total, seperti pada waktu era
Galileo.
2. Golongan yang berpendapat
bahwa netralisasi ilmu hanyalah terbatas pada metafisika keilmuwan, sedangkan
dalam penggunaannya haruslah berlandaskan nilai-nilai moral.
Golongan ini mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal, yakni :
- Ilmu secara factual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia,
yang dibuktikan dengan adanya dus perag dunia yang mempergunakan teknologi
keilmuwan.
- Ilmu telah berkembang dengan pesat dan makin esoteric hingga kaum
ilmuwan lebih mengetahui tentang ekses-ekses yang mungkin terjadi bila terjadi
penyalagunaan.
- Ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan
bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti
pada kasus revolusi genetika dan teknik pembuatan social.
Proses ilmu pengetahuan menjadi teknologi yang dimanfaatkan
oleh masyarakat tidak terlepas dari ilmuwan. Seorang ilmuwan akan dihadapkan
pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan
membawa pada persoalan etika keilmuwan sertamasalah bebas nilai. Fungsi ilmuwan
tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuwan secara individual namun juga ikut
bertanggung jawab agar produk keilmuwannya sampai dan dapat dimanfaatkan
masyarakat.
Ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan kepada
masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial seorang
ilmuwan adalah memberikan perspektif yang benar: untung dan rugi, baik dan
buruknya, sehingga penyelesaian yang objektif dapat dimungkinkan.
Dengan kemampuan pengetahuannya seorang ilmuwan harus dapat
mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya mereka
sadari. Dalam hal ini, berbeda dengan menghadapi masyarakat, ilmuwan yang
elitis dan esoteric, dia harus berbicara dengan bahasa yang dapat dicerna oleh
orang awam. Untuk itu ilmuwan bukan saja mengandalkan pengetahuannya dan daya
analisisnya namun juga integritas kepribadiannya.
Seorang ilmuwan pada hakikatnya adalah manusia yang biasa
berpikir dengan teratur dan teliti. Seorang ilmuwan tidak menolak atau menerima
sesuatu secara begitu saja tanpa pemikiran yang cermat. Disinilah kelebihan
seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berpikir orang awam.Kelebihan seorang
ilmuwan dalam berpikir secara teratur dan cermat inilah yang menyebabkan dia
mempunyai tanggung jawab sosial. Dia mesti berbicara kepada masyarakat
sekiranya ia mengetahui bahwa berpikir mereka keliru, dan apa yang membikin
mereka keliru, dan yang lebih penting lagi harga apa yang harus dibayar untuk
kekeliruan itu.
Dibidang etika tanggungjawab sosial seseorang ilmuwan bukan
lagi memberi informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil didepan bagaimana
caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritikan, menerima pendapat orang
lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan berani mengakui kesalahan.
Tugas seorang ilmuwan harus menjelaskan hasil penelitiannya sejernih mungkin
atas dasar rasionalitas dan metodologis yang tepat.
Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil
penelitian atau penemuannya dipergunakan untuk menindas bangsa lain meskipun
yang memepergunakan bangsanya sendiri. Sejarah telah mencatat para ilmuwan
bangkit dan bersikap terhadap politik pemerintahnya yang menurut anggapan
mereka melanggar asas-asas kemanusiaan.
Pengetahuan merupakan kekuasaan, kekuasaan yang dapat
dipakai untuk kemaslahatan manusia atau sebaliknya dapat pula disalagunakan.
Untuk itulah tanggung jawab ilmuwan haruslah “dipupuk” dan berada pada tempat
yang tepat, tanggung jawab akademis dan tanggung jawab moral.
4. Kesimpulan
Ilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan pada
masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamat
bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disinilah
pemanfaatan pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan sebaik – baiknya.
Dalam filsafat penerapan teknologi meninjaunya dari segi aksiologi keilmuan.
Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
manusia, kajian tentang nilai – nilai khususnya etika.Seorang ilmuwan mempunyai
tanggungjawab agar produk keilmuwan sampai dan dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh masyarakat.
*) Penulis Mahasiswa
Program Doktor di UIN Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik menunjukkan pribadimu !