Oleh: Afiful Ikhwan
PENDAHULUAN
Pembicaraan
seputar Islam dan pendidikan tetap menarik, terutama terkait dengan upaya
membangunsumber daya manusia muslim. Dan sebagaimana dimaklumi bahwa dalam
Islam belum terdapat rumusan tentang sistem pendidikan yang baku, melainkan
hanya terdapat nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarisi sistem
pendidikan tersebut. Sebagai contoh, nilai-nilai tersebut terlihat dalam ayat
al Qur’an yang pertama kali turun, yaitu ayat 1 s.d. 5 surat al ‘Alaq:
إقرأ باسم ربّك الذى خلق. خلق اللإ نسان من علق. إقرأ وربّك
الأكرم. الذى علّم بالقلم. علّم اللإنسان مالم يعلم (العلق: 1-5)
Artinya:
“Bacalah dengan (mnyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Pada
ayat tersebut paling tidak terdapat 5 komponen pendidikan, yaitu guru (Allah),
murid (Muhammad SAW), sarana dan prasarana (qalam), metode (iqra’), dan
kurikulum.
Pendidikan
jika dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir pada
tercapainya tujuan akhir pendidikan (Ghofir, 1993: 25), yang mana dinilai dan
diyakini sebagai sesuatu yang paling ideal. Bagi Indonesia tujuan yang ideal
itu dicapai melalui sebuah proses dan sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab
II pasal 3 (2003: 7) : Pendidikan nasional…bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan
Islam sebagai sub sistem dari sistem pendidikan nasional yang mencita-citakan
terwujudnya insan kamil atau orang Islam yang saleh ritual dan saleh sosial,
secara implisit akan mencerminkan ciri kualitas manusia Indonesia seutuhnya
sebagaimana yang digambarkan di atas (Fadjar, 1998: 30).
Akan
tetapi kemudian realita di lapangan menunjukkan bahwa dunia pendidikan saat ini
pada umumnya sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup Barat yang antara lain
bercorak ateistik, materialistik, dan skeptis. Sehingga kemudian yang terjadi
adalah munculnya pola hidup yang bercorak materialistik, hedonistik,
individualistik, pola hidup permissive, living together. Landasan filosofis
pendidikan yang seperti ini harus segera diperbaiki agar sesuai dengan
pandangan hidup Islami dan disesuaikan dengan nilai luhur budaya bangsa
Indonesia (Abudin Nata, 2003: 179).
Share / Save / Like