Kesurupan jin, yang dalam bahasa arab disebut “As Shar’u” merupakan proses menyusupnya bangsa jin ke tubuh manusia yang menganggu mekanisme tubuh yang menimbulkan ketimpangan akal manusia, sehingga tidak dapat menyadari apa yang diucapkan antara apa yang diucapkan dan dilakukan dan tidak dapat pula menghubungkan dan mengingat antara apa yang telah diucapkan dan dilakukan dengan apa yang diucapkan dan dilakukannya. Orang yang terkena kesurupan jin mengalami kehilangan ingatan sementara akibat ketimpangan pada saraf otak. Ketimpangan saraf otak akan diringi dengan ketimpangan pada gerakan-gerakan orang yang kesurupan. Jadi, fenomena kesurupan jin adalah kekacauan dalam ucapan, perbuatan dan fikiran yang disebabkan jin menganggu mekanisme tubuh dan sistem syaraf tubuh.
Walaupun telah banyak kasus kesurupan jin dalam masyarakat. Sebagian masyarakat menolak keabsahan kesurupan jin secara medis dan agama. Mereka tidak menerima bahwa jin itu dapat masuk ke dalam tubuh manusia, serta menpengaruhinya. Mereka beralasan bahwa bahwa bangsa jin itu nariyyun “tercipta dari api”. Dan tabiat mereka tidak sejalan dengan tabiat manusia yang basah dan dingin karena tercipta dari tanah. Dan menurut mereka, jin itu menempati satu bagian tempat di udara sehingga sukar bagi mereka untuk masuk ke dalam jasad manusia.(alasan ini dapat diterima jika berbicara masalah akidah, karena dikhawatirkan dapat merubah akidah orang yang awam akan suatu ilmu, terutama yang ghaib/ilmu ghaib)
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Q.S Al-An'aam: 59)
Sebagian mereka yang berpikir rasio dan ilmiah beralasan “kesurupan jin” merupakan penyakit psikis yang disebabkan stress dan depresi yang mengakibatkan keracauan berpikir. Dan penyakit syaraf yang disebabkan kekacauan signal-signal yang di input dan output otak.
Sebagian kalangan medis menklaim kesurupan jin sebagai skizofrenia, artinya seringkali orang yang terganggu jin, baik karena sihir, kesurupan dan kerasukan jin, hanya akibat sakit jiwa.
Skizofrenia sendiri merupakan penyakit gangguan jiwa yang bertaraf berat dan termasuk salah satu dari 70 macam gangguan jiwa yang ada di indonesia. Di dunia medis terdapat lebih dari 300 gangguan jiwa. Skizofrenia berasal dari kata shizo berarti jiwa dan fhren yang berarti belah. Kalau digabung, skizofrenia berarti jiwa yang terbelah atau split of personality, karena penyakit ini memang menyebabkan penderita seolah-olah punya jiwa yang lain.
Pendapat mereka itu di tolak oleh yang menetapkan kemungkinan jin masuk ke jasad manusia dan menganggu mekanisme tubuh dan sistem syaraf. Mereka berpendapat jin itu dapat melepaskan diri dari tabiatnya berasal dari api, lalu berubah menjadi “asap yang halus” yang masuk ke dalam tubuh manusia menyatu bersama pori-pori kulit. Sebagaimana halnya manusia pun lepas dari tanah sebagai asal kejadiannya dan berupa menjadi sosok tubuh yang sempurna. Sehingga, sebagaimana ruh dapat masuk ke tubuh manusia, air dapat masuk ke pohon, dan makanan dan minuman masuk ke tubuh manusia. Jin melepaskan diri dari tabiatnya yang panas dan masuk ke tubuh manusia yang tabiatnya dingin.
Fakta jin diciptakan dari api memiliki landasan kuat mengenai kesurupan jin pada manusia. Jin diciptakan dari 2 jenis nyala api, yaitu maarij min-nar (QS:ar-Rahman:15) dan "naaris-samuum" - Dan kami Telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas (QS:al-Hijr:27). As-samuun menurut kamus bahasa arab al-Mu’jam al-Wasid berarti api yang sangat panas, tidak berasap dan tidak terlihat oleh mata; dalam kehidupan sehari-hari, api itu kita namakan sebagai aliran listrik (strum). Adapun makna al-maarij adalah sesuatu yang terbentuk dari inti api (al-lahab) yang sangat panas dan dapat dilihat dengan mata; dalam kehidupan kita, api ini dinamakan sebagai nyala api. Jadi jin tercipta dari 2 jenis api yaitu as-samuun yang berarti aliran listrik dan al-maarij yang berarti bara api atau nyala api.
Jin mempunyai kemanpuan untuk masuk ke pembuluh darah (yajri’maj’raddam). Kemanpuan ini seperti sifat strum yang dapat mengalir ke tubuh kematian. Kemanpuan jin selanjutnya adalah dapat membisik-bisik, memanas-manasi dan membakar hati manusia (yuwaswisu Fi shuduur) (Q.S An-Nass) supaya manusia menuruti hawa nafsunya. Jin menyusup melalui sistem peredaran darah untuk menganggu mekanisme tubuh dan jin menguasai frenkwensi gelombang otak yang menpengaruhi sistem syaraf untuk menguasai pikiran,emosi dan gerakan.
Hal itu, tidak bertentangan dengan hadist-hadist yang mengisyaratkan adanya jin yang menyusup ke badan manusia dan menganggunya, antara lain, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“sesungguhnya syaitan (jin) itu berjalan pada peredaran darah manusia “ (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a)
Imam Bukhari dan Imam muslim meriwayatkan hadist dari ummu Al-Mu’minin, Shafiyyah binti Hay r.a. dalam hadist tentang i’tikaf yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Beliau SAW bersabda;
“sesungguhnya syaitan jin jahat itu berjalan pada anak Adam lewat peredaran darah”
Sebagian ulama berpendapat dengan hadist-hadis itu bahwa jin bisa menembus ke dalam diri manusia dan menimbulkan kesurupan. Ibnu Hajar al-Hatsami di dalam kitab al-Fatawa al Haditsiyah, setelah menyebutkan hadist-hadist itu berkata: hadist itu membantah orang yang menolak masuknya jin ke dalam tubuh manusia, seperti kaum Mu’tazilah.
Jin yang masuk ke dalam pembuluh darah manusia, jin langsung menuju otak dan melalui otak jin bisa menpengaruhi bagian mana saja diantara anggota tubuh manusia dari sentralnya di otak. Kajian-kajian medis membuktikan bahwa para penderita kesurupan jin memiliki gelombang yang sangat halus dan aneh yang bersemayam di otak. Banyak jin yang senang menetap di otak.
Muhammad al-Hamid berkata: jika jin berjasad halus, maka secara akal ataupun agama Islam tidak mustahil bisa masuk ke tubuh manusia, karena yang halus bisa masuk ke dalam yang tebal, seperti udara bisa masuk ke tubuh kita, atau api bisa merasuk di dalam bara, atau listrik mengalir dikabel, bahkan seperti air di dalam tanar, pasir dan pakaian, padahal dia tidak sehalus udara dan listrik.
Al-Qadhi Abdul Jabbar al-Hamadzani berkata: “jika benar kesimpulan kami bahwa jin berjasad halus seperti udara, maka tidak mustahil baginya untuk masuk ke tubuh manusia sebagaimana udara dan nafas keluar masuk ke tubuh manusia. Hal ini tidak mengakibatkan bertumpuknya beberapa subtansi dalam satu wadah karena hal tersebut tidak akan ketemu kecuali dengan cara beriringan, bukan dengan cara menyatu. Ia masuk ke tubuh manusia seperti uang masuk ke dalam amplop.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata “eksistensi jin dinyatakan oleh Al Qur'an, Al Hadist dan kesepakatan para ulama salaf dari ummat Islam. Demikian pula masuknya jin ke dalam tubuh manusia. Ia adalah hal yang bisa disaksikan dan dirasakan bagi orang yang mentadaburkannya. Jin bisa masuk ke dalam jasad orang yang kesurupan lalu orang tersebut berbicara dengan pembicaraan yang tidak diketahui dan tidak disadarinya. Bahkan dipukul dengan pukulan yang sangat keras pun tidak dirasakannya. (Dikehidupan realita dunia ini sudah banyak terbukti bukan? Ghaib itu nyata sesuai Firman Allah SWT didalam Al-Qur'an dan Firman Allah/Ayat Al-Qur'an itu terdapat didalam hati orang-orang yang di beri ilmu [Al-Ankabuut: 49])
Ibnu Qayyim berkata; kesurupan ada dua: kesurupan karena jin-jin jahat dan rendah atau kesurupan karena tabiat-tabiat yang jelek. Hal ini diperkuat Ibnu Hazm berkata: benar bahwa jin bisa masuk ke dalam jasad manusia sebagaimana dipertegas Al Qur'an dan Al Hadist, lalu membangkitkan tabiat-tabiatnya yang hitam (sifat-sifat jahat) dan asap yang naik ke otak sebagaimana dikatakan oleh setiap orang kesurupan, lalu pada saat itu Allah menjadikan kesurupan sebagaimana kita saksikan. Itulah nash Al Qur'an dan kenyataan yang ada.
Ibnu Mas’ud, ia berkata: apabila memulai shalat Rasulullah Muhammad SAW membaca: “ya Allah, aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk dari penyakit gila yang ditimbulkannya, dari tiupannya dan dari syairnya. Nabi Muhammad SAW bersabda: hamazihi ialah kesurupan, nafatsihi ialah syair dan nafakhihi ialah kesombongan (diriwayatkan oleh al-Hakim dan dishahihkan serta disepakati oleh adz-Dzahabi, dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, Turmudzi dan Nasa’i dari hadist Abu Sa’id al Khudri).
Al-Maututu ialah jenis penyakit gila sementara yang disebabkan kesurupan jin yang menimpa manusia, jika telah sadar maka kembali akalnya. Ibnu katsir berkata: Hamazuhu ialah al-Mautatu yakni cekikan yang berupa kesurupan.
Abdul Karim Naufun berkata: hadist ini membuktikan adanya penyakit gila yang ditimbulkan oleh kesurupan jin pada manusia, karena di dalam hadist ini Rasulullah Muhammad SAW berlindung dari al-Hamaz, sedangkan artinya al-Hamaz ialah al-maututa yakni penyakit gila yang disebabkan kesurupan jin.
Dr Muhammad Irfan yang dimuat dalam koran Nadwah terbitan 14/10/1407, mengatakan bahwa istilah “Majnun” (gila akibat penyusupan jin) telah hilang dari kamus kedokteran dan perihal tentang jin memasuki manusia dan berbicara melaluinya adalah seratus persen tidak benar, adalah sama sekali dusta dan akibat dari tiada pengetahuan Islam dan ketidaktahuan tentang apa yang telah ditegaskan oleh mayoritas besar ulama sunni.
Fenomena Majnun dikenal oleh kalangan medis, khususnya spesialis bidang psikiater dan psikologi, namun sebab-sebabnya umun tergolong tidak diketahui dan gejala-gejalanya dihilangkan dengan obat-obatan medis yang berpengaruh mengalihkan pasien kepada fakta-fakta sesungguhnya. Termonologi medis modern untuk kesurupan jin termasuk: kepribadian terbelah, kepribadian ganda, histeria, neurosis, psikosis dan sebagainya.
Dr. Pall dalam bukunya “Analisa keadaan tidak normal dalam pengobatan sakit akal” berkata: banyak yang masih kita ungkap khususnya yang berkaitan dengan gangguan spiritual (kesurupan jin) sebagai faktor penyebab penyakit-penyakit kejiwaan dan syaraf. Gangguan spiritual (kesurupan jin) ternyata jauh lebih pelik dari apa yang diperkirakan semula. Sekalipun demikian ketika ahli pengobatan (tokoh agama) yang mempergunakan kekuatan spritual modern manpu melakukan sebagai keajaiban dalam mengusir syetan atau roh-roh penganggu ternyata sebagian dokter melecehkannya.
Dr. James Haislon berkata di dalam bukunya “kesurupan”: ia adalah pengaruh luar biasa yang dilakukan oleh makluh luar (jin) yang kesadaran pada akal dan tubuh seseorang. Kita tidak mungkin menolak kemungkinan terjadinya kesurupan.
Dr. Karl Wikeland menceritakan bahwa penyakit gila bisa muncul dari dominasi ruh jahat (jin) pada orang sakit kemudian menimbulkan keguncangan dan ketimpangan pada gerakan-gerakan tubuhnya.
Diantara dokter yang mengakui terjadinya kesurupan akibat roh-roh jahat (jin) yang kemudian kedokteran tidak manpu menyembuhkannya ialah dr. Alexis Carl, peraih Nobel bidang kedokteran dan bedah. Hal itu diperkuat Dr. Ahmad Shabahi ‘Iwadhullah berkata: kesurupan adalah perbuatan ruh-ruh jahat dan rendah (jin). Penyembuhannya dengan perlawanan roh-roh mulia, baik dan tinggi (kekuatan spiritual tokoh agama) terhadap ruh-ruh jahat tersebut (jin), sehingga akan menolak pengaruh-pengaruhnya dan menentang perbuatan-perbuatanya. Hal ini dilakukan melalui orang-orang shaleh.
Diagnosis Dr. Ahmad Shabahi ‘Iwadhullah mengenai kesurupan adalah kesurupan jin itu pada umumnya merupakan keguncangan dan ketimpangan yang mendadak pada listrik otak dan fungsinya. Saat terjadi serangan ini ada dua macam:
1. Serangan penyumbatan organ yang berawal pada pusat gerakan otak akibat perubahan-perubahan fisiologis sehingga penderita akan kehilangan rasa dan perasaannya secara total. Penyembuhan dapat dilakukan oleh para ahli kulit.
2. Serangan penyumbatan psikologis yang berawal pada pusat-pusat rasa yang bentuk utamanya adalah perubahan akal tetapi penderita tidak kehilangan rasa dan perasaannya secara total. Ini termasuk serangan kesurupan jin yang bisa diobati dengan do'a dan pendekatan diri kepada Allah (Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu) dan tidak dapat dilakukan dengan pengobatan para dokter.
Pihak medis indonesia yang mengakui kesurupan jin Dr. Budiman darmowijoyo Sp.Pd. rumah sakit Cipto Mangun Kusumo menjelaskan bahwa bisa jadi orang itu ruhiyahnya buruk, sehingga menimbulkan gangguan jiwa dan saat itu ia bisa saja terkena gangguan jin. Hal ini dipertegas Dr. Fuadi jatim, Dsj mengatakan fenomena sakit karena gangguan jin memang ada. Meskipun tetap saja semua itu ada hubungannya dengan dimensi kejiwaan seseorang “orang-orang yang berpribadian lemah lebih gampang kena gangguan jin. Karenanya Allah menginggatkan agar kita selalu berdzikir atau ingat kepada Allah azza wa jalla.
Para ahli medis terutama psikolog dan psikiater menyakinin penyebab kesurupan jin dari segi kejiwaan yang labil akibat stres dan depresi. Stres dan depresi menimbulkan emosi labil dan kurangnya pengendalian perasaan yang mengakibatkan si penderita lebih dikendalikan emosi dan perasaan tanpa rasionalisasi dari otak (IQ & EQ). Dampaknya kekacauan gelombang otak dan susunan memori otak yang bisa “konslet” menjurus gila dan disusupi jin untuk menguasai otak.
Para ahli spiritual dan tokoh agama berpendapat kesurupan jin diakibatkan si jin jatuh hati, senang dan nyama kepada manusia, kezhalimanan manusia terbahap jin baik disengaja atau tidak disengaja. Kezalimaman jin terhadap manusia seperti menganggu tanpa sebab, dan perjanjian jin dan manusia seperti sihir dan ilmu kesaktian.
Sedangkan cara pencegahan kesurupan jin hanya dengan meningkat keimanan dan ketakwaan kepada Allah Azza Wa Jalla melalui beribadah sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad SAW. Kita harus menjaga kebersihan dan kesegaran pikiran dan hati supaya selalu tenang, stabil dan rasio.
INGAT !
[7:27] Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (Q.S Al-A'raaf: 27)
Sumber: Terinspirasi dari Acara TV swasta (Dua Dunia Trans7) - Semoga Manfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik menunjukkan pribadimu !