Oleh : Afiful Ikhwan[*]
Abstrak : Model organisasi salah satu penentu sekian
banyak sistem pengendalian Perguruan Tinggi Islam. Model organisasi menjadi inti kerja manajerial untuk
mengembangkan teori manajemen. Sebuah organisasi
dikatakan ideal jika pembagian kerja yang pas porsinya, hirarki kewenangan
jelas, formalisasi tinggi, Impersonal, keputusan bawahan sesuai kompeten dan
jenjang karir. Model organisasi yang terlalu mengikuti formalitas, akan
terganjal langkahnya. Maka model organisasi yang ideal bagi Perguruan Tinggi
Islam di Indonesia adalah model Organik Unbiropatologi dan pemimpinya yang transformasional.
Kata Kunci : model, organisasi, ideal.
Pendahuluan
Model
adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek,
sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi.
Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar
rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis (Wikepedia: diakses pada Sabtu, 5 Januari 2013).
Organisasi
(Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam
suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial,
organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian
mengenai organisasi sering disebut studi
organisasi (organizational studies), perilaku
organisasi (organizational behaviour),
atau analisis organisasi (organization analysis). (Keith Davis, 1962 : 15-19). Menurut
para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
a. Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. (Singarimbun, 1976 : 132).
b. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. (D.Ratna Wilis, 1996 : 56).
c. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan
suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. (Chester. L. Hunt, 1984 : 89).
d. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. (Sthepen. P. Robbins, 1994 : 4).
Model
organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan di antara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi.
Model
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan
kerja. Model
organisasi dikaitkan dengan pengambilan keputusan manajerial yang menentukan
struktur dan proses yang mengkoordinasikan dan mengendalikan pekerjaan
organisasi, dalam hal ini adalah Perguruan Tinggi Islam.
Hasil keputusan model organisasi adalah suatu
sistem pekerjaan dan pengelompokkan kerja termasuk proses yang melingkarinya.
Proses yang berhubungan ini termasuk hubungan wewenang dan jaringan komunikasi
dalam kaitannya pada perencanaan spesifik dan teknik pengendalian. Sebagai akibat,
model organisasi akan berpengaruh pada pembentukan suatu super struktur di
dalam kerja dari organisasi Perguruan Tinggi Islam.
Model organisasi telah menjadi inti kerja
manajerial karena usaha-usaha sebelumnya untuk mengembangkan teori manajemen.
Kepentingan keputusan model telah menstimulasi minat yang besar atas topik
bahasan. Manajer dan pakar teori perilaku organisasi dan peneliti telah
berkontribusi terhadap apa yang disebut sebagai badan bacaan yang dapat
dipertimbangkan. Manajer yang menghadapi perlunya mendesain struktur organisasi
adalah pada posisi tidak kehilangan ide. Sangat berbeda, bahan model organisasi
telah mempunyai sejumlah ide yang menimbulkan konflik yakni bagaimana suatu
organisasi dimodel mengoptimalkan efektifitas.
Cara manajemen memodel organisasi harus
mengingat dimensi struktur organisasi tersebut. Bagaimana kombinasinya
mempunyai dampak langsung atas efektivitas individual, kelompok dan organisasi
itu sendiri. Manajer harus mempertimbangkan sejumlah faktor ketika memodel
organisasi, diantaranya satu yang sangat penting adalah teknologi, sifat kerja
itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan
organisasi, keperluan untuk menerima serta memproses
informasi dari lingkungan tersebut, dan keseluruhan strategi yang dipilih
organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.
Model Organisasi
Ada
dua model ekstrem dari desain organisasi, yaitu model mekanistis dan model
organik, dan dua lainnya adalah tambahan penulis yang didapatkan dari referensi
lain yang menurut penulis adalah hal baru, yakni model pyramid dan horizontal (Timothy, 2008 : 214-224) :
- Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
·
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi
tentang keyakinan dan kepercayaan, bawahan merasa tidak bebas mendiskusikan
permasalahan dengan atasan.
·
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik,
rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
·
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa
sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung tidak akurat.
·
Proses interaksi bersifat tertutup dan
terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departement.
·
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat
atas, keputusan relatif.
·
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat
puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
·
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya
memperhalus kesalahan. (Fahmi Hardiansyah, 2012
: 2).
- Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
·
Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang
keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
bawahan merasa bebas mendiskusikan permasalahan dengan atasan.
·
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi
melalui metode partisipasi.
·
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa
sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas, ke bawah dan
kesamping.
·
Proses interaksi bersifat terbuka dan
ekstensif, baik atasan ataupun
bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode departemental.
·
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di
semua tingkatan melalui proses kelompok.
·
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya
partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
·
Proses kendali menyebar ke seluruh
orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
- Model Piramid, model ini di buat persis sebuah piramida, dari atas adalah pimpinan sampai kebawah. (Wikepedia, diakses pada Jum’at, 18 Januari 2013).
- Model Horizontal, model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian fungsional masing-masing bersama tugasnya masing-masing. (Wikepedia, diakses pada Jum’at, 18 Januari 2013).
Model organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori
sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa
model mekanistik atau model organik
lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub unit di dalamnya.
Model struktur sub-unit didesain sesuai dengan kontinum mekanistik organik dengan cara
yang konsisten dengan keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju perubahan yang
lebih lambat, ketidak pastian yang lebih besar dan rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai dengan model
mekanistik.
Organisasi Ideal
Salah satu dasar pemikiran yang
dominan dalam perjalanan evolusi konsep model organisasi adalah prinsip Max Weber tentang organisasi
ideal. Konsep Max Weber tersebut kemudian dikenal dengan istilah birokrasi. Birokrasi itu
sendiri berasal dari gabungan kata biro (bureau) yang artinya kantor, tempat
kerja, office desk dan krasi (kratia/kratos) yang artinya
kekuatan atau peraturan.
Sebagai
teori manajemen klasik, konsep Max Weber mengenai prinsip organisasi ideal dan
birokrasi memberikan pondasi bagi munculnya pemikiran-pemikiran baru perihal
model organisasi, dalam hal ini Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Sayangnya,
birokrasi kini identik dengan ketidak efisienan, kaku, dan sikap malas sehingga
istilah birokrasi selalu dikonotasikan negatif. Padahal, birokrasi bukan masalah
baik atau buruk. Bukan pula positif-negatif. Ia hanyalah sebuah desain
organisasi yang melalui perlakuan tertentu bisa berjalan efisien.
Dalam perspektif Max Weber,
terdapat 7 prinsip dasar yang perlu diterapkan dalam membangun organisasi agar
dapat mencapai tujuannya. Ketujuh prinsip tersebut adalah (Sthepen. P. Robbins, 1990: t.h) :
1. Pembagian Kerja. Pekerjaan dipecah-pecah sehingga jelas pembagian masing-masing
anggota.
2. Hirarki kewenangan yang jelas. Struktur organisasi disusun bertingkat
dan memastikan jabatan yang lebih rendah berada di bawah supervisi dan kontrol
dari yang lebih tinggi. Garis komando dan garis koordinasi diciptakan untuk memperjelas alur pelaporan diantara anggota organisasi.
3. Formalisasi yang tinggi. Untuk mengatur perilaku anggota organisasi, perlu
disusun peraturan dan prosedur formal sebagai sebuah sistem. Poin ini sangat
relevan dengan besaran organisasi. Semakin organisasi tumbuh besar, maka perlu
ada formalisasi agar semua hal berjalan standar.
4. Impersonal. Tindakan dan keputusan yang berlaku di dalam organisasi tidak
melibatkan perasaan pribadi. Tidak diperbolehkan konflik kepentingan berperan
dalam pengambilan keputusan.
5. Keputusan personalia berdasarkan kemampuan. Keputusan tentang promosi, seleksi, didasarkan atas
kualifikasi, keberhasilan atau prestasi. Organisasi harus menciptakan sistem
berjalan yang
sesuai
dengan kapasitasnya.
6. Adanya jenjang
karir bagi
anggota organisasi. Prinsip ini mengasumsikan bahwa keanggotaan organisasi
seseorang adalah seterusnya (continuous basis). Dengan jenjang karir diharapkan
anggota dapat mengejar karir dan menjaga komitmen terhadap organisasi.
7. Pemisahan yang jelas kehidupan pribadi dan organisasi. Dalam organisasi ideal, pengambilan
keputusan dilakukan semaksimal mugkin berjalan rasional. Artinya, anggota
organisasi harus dapat memisahkan kehidupan pribadi dengan kehidupan organisasi.
Pengembangan Organisasi yang Sehat
Perlunya pengembangan organisasi, pengembangan organisasi
lebih dikenal dengan organization development (OD). Teori dan
praktik OD didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni :
a.
Manusia sebagai individu. Dua asumsi penting yang
mendasari OD adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan
orang tidak hanya berpotensi, dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak
mungkin pada organisasi. OD bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor dalam
organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk
berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.
b.
Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi
yang menerapkan OD harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan diakui
perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu ditumbuhkan keterbukaan
agar para anggotanya dapat dengan leluasa mengungkapkan perasaannya dan
pikirannya. Dalam keterbukaan, orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang
lebih tinggi, sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif.
c.
Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar
kelompok-kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing
kelompok tersebut. Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada
tingkat manajernya, koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif dari pada bila
segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi (Robert G. Owens, 1987 :
220-238).
Alasan akan pentingnya pengembangan Organisasi
yaitu:
- Perubahan adalah pertanda kehidupan
- Perubahan memberikan harapan
- Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
- Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru (perubahan)
Ada beberapa pengertian mengenai Pengembangan
Organisasi, yaitu:
1.
Pengembangan Organisasi merupakan program yang
berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan
keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan
keorganisasian.
2.
Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang
meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan
secara terus-menerus oleh suatu organisasi.
3.
Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan
situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi.
4.
Pengembangan Organisasi lebih menekankan pada
sistem sebagai sasaran perubahan.
5.
Pengembangan Organisasi meliputi perubahan yang
sengaja direncanakan (Anggun, diakses pada Jum’at, 18 Januari 2013).
Pengembangan Kepemimpinan
Kecenderungan pengembangan kepemimpinan di
suatu perusahaan, begitu pula di Perguruan Tinggi ditujukan untuk mempercepat
para karyawan (manajemen dan non-manajemen) masuk ke dalam suatu lingkungan
baru dimana mereka dapat mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya. Di
beberapa perusahaan bisa jadi pengembangan kepemimpinan direfleksikan oleh para
pemimpin senior (jika di Perguruan Tinggi Islam pada senat) dalam mengelola
persepsi tentang beragam isu, membentuk koalisi, dan menggunakan kapasitas hubungan
untuk mempengaruhi perubahan organisasi. Dan semua dikaitkan dengan strategi
bisnis perusahaan (tujuan PTI), tanpa itu semua perusahaan/PTI seolah berjalan
tanpa arah. Ketika persaingan global cenderung semakin tinggi, perusahaan/PTI
dituntut memiliki program pengembangan kepemimpinan yang unggul yang mampu
menggalang jejaring hubungan bisnis atau pada PTI memberdayakan
alumni-alumninya hingga berdaya guna dimasyarakat luas. Demikian pula halnya
yang digunakan dalam manajemen pendidikan, yang meniru dari manajemen
perusahaan yang terbukti maju dan efektif.
Dalam suatu penelitian terhadap program
pengembangan kepemimpinan Fortune 500 (David Nour, 2008: Relationship
Economics) ditemukan banyak karyawan yang memiliki perspektif dangkal atau myopia.
Misalnya sebatas pada aspek-aspek strategi, rekayasa finansial, dan ekspansi
global. Kalau toh tentang kemampuan kepemimpinan hanya sebatas dalam hal model
transaksional. Padahal era kini yang jauh lebih penting dan prospektif adalah
membangun kepemimpinan transformasional. Suatu proses perubahan dari pandangan
rutin yakni apa yang sedang dikerjakan menjadi lebih strategis yaitu mengapa
mengerjakan sesuatu. Pendekatannya pun semestinya holistik yang berkisar bukan
saja tentang sisi kemampuan, tetapi juga sisi tanggung jawab sosial. Kondisi
ini akan semakin mampu meningkatkan kinerja individu dan perusahaan manakala
terpenuhinya pendekatan fungsional dan hubungan stratejik yang berbasis pada
pendekatan sistematik.
Pengembangan Latihan
Secara pragmatis program pelatihan dan pengembangan
memiliki dampak positif baik bagi individu maupun organisasi. Smith (1997)
menguraikan profil kapabilitas individu berkaitan dengan skill yang
diperoleh dari pelatihan dan pengembangan. Seiring dengan pengusaan keahlian
atau keterampilan penghasilan yang diterima individu akan meningkat. Pada
akhirnya hasil pelatihan dan pengembangan akan membuka peluang bagi
pengembangan karier individu dalam organisasi, seperti workshop, loka
karya, seminar, dll. (Website Kemenag RI, 2012: Pemberdayaan Dosen PTI).
Dalam konteks tersebut peningkatan karier atau
promosi ditentukan oleh pemilikan kualifikasi skill. Sementara dalam
situasi sulit dimana organisasi cenderung mengurangi jumlah karyawannya,
pelatihan dan pengembangan memberi penguatan bagi individu dengan memberi
jaminan job security berdasarkan penguasaan kompetensi yang
dipersyaratkan organisasi:
·
Training and devolopment has the potensial to improve
labour productivity;
·
Training and devolopment can improve quality of
that output, a more highly trained employee is not only more competent at the
job but also more aware of the significance of his or her action;
·
Training and development improve the ability of the
organisation to cope with change; the succesful implementation of change wheter
technical (in the form of new technologies) or strategic (new product, new
markets, etc) relies on the skill of the organisation’s member. (Smith dalam Prinsip-Prinsip Manajemen Pelatihan,
Irianto jusuf, 2001).
Disaat kompetisi antar organisasi berlangsung
sangat ketat, persoalan produktivitas menjadi salah satu penentu
keberlangsungan organisasi disamping persoalan kualitas dan kemampuan karyawan.
Program pelatihan dan pengembangan organisasi dapat memberi jaminan pencapaian
ketiga persoalan tersebut pada peringkat organisasional, dan ini sudah
diterapkan pada Perguruan Tinggi Islam di Indonesia untuk selalu meningkatkan
kredebilitasnya baik ditingkat Nasional maupun pada kancah Internasional, tidak
hanya pimpinan, dosen dan karyawan saja yang dikerahkan, tetapi juga
Mahasiswanya. ini terbukti dengan adanya pertukaran mahasiswa antar Perguruan
Tinggi dalam negeri dan luar negeri.
Pengembangan Kreativitas
Ada 3 program jenis pengembangan organisasi yang
diterapkan secara ekstensip sebagai perwujudan kreativitas pengembangan
organisasi.
1. Geradi
Manajemen
Merupakan
salah satu program pengembangan organisasi yang terdiri atas enam tahap, yang
meskipun tidak setiap organisasi berkenaan melalui keseluruhan tahap itu.
Tahap
1 : adalah penyajian konsep.
Tahap 2
: program tersebut menekankan pengembangan tim, yang menggunakan geradi
tersebut sebagai kerangka pembahasan. Fokusnya adalah pada suatu tim tunggal
dan manajer yang mengepalai tim tersebut.
Tahap 3
: menekankan pengembangan antar kelompok untuk mengurangi terjadinya konflik
diantara kelompok.
Tahap
4 : mengembangkan model
organisasi yang ideal.
Tahap
5 : adalah tahap penerapan
model tersebut.
Tahap
6 : merupakan tahap evaluasi
program.
2. Manajemen
Program
ini seperti hanya geradi manajemen, diorganisasi berdasarkan orientasi
konsiderasi dan struktur, akan tetapi kedua orientasi ini dapat dikombinasikan
atau dapat diabaikan oleh manajer, dengan memberikan pilihan empat gaya karena
salah satu gaya ini dapat efektif atau tidak efektif, dan tersedia delapan gaya
manajerial.
3. Sistem
1 sampai 4
Kerangka
pengembangan organisasi yang menggunakan empat sistem antara lain:
1.
Sistem 1: Eksploitatif-autoritatif
2.
Sistem 2: Murah hati-autoritatif
3.
Sistem 3: Konsultatif
4.
Sistem 4: Partisipatif
Untuk
menganalisis sistem yang sekarang dan bergerak kearah yang lebih baik program
ini menggunakan sebuah model organisasi dengan tiga jenis variabel yaitu
variabel kausal, variabel sela, dan variabel tujuan-hasil.
Model
Organisasi Ideal bagi Perguruan Tinggi Islam
Salah satu kritik terhadap
birokrasi adalah munculnya penyakit Biropatologi.
Biropatologi dapat diartikan sebagai perilaku pengambil keputusan yang terlalu taat
kepada peraturan formal sehingga mengakibatkan birokrasi berjalan lamban, kaku,
dan tidak efisien. Prinsip “formalisasi” memberikan perlindungan untuk
bersembunyi dibalik peraturan. Ini mungkin PR besar bagi pelaku organisasi bagaimana
mendesain organisasi yang ramping, dengan mengecilkan potensi terjadinya efek
samping dari birokrasi. Dan yang
terbukti ideal model organisasinya adalah model Unbiropatologi. Model perilaku pengambil keputusan yang tidak terlalu taat kepada peraturan formal sehingga birokrasi perguruan tinggi yang seharusnya
benar-benar murni otonom dalam segala bidang, dapat berjalan cepat, tidak kaku, dan sangat efisien.
Kesimpulan
Model
adalah representasi deskripsi yang menjelaskan suatu konsep, yang seringkali
berupa penyederhanaan sebuah idealisasi. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam
suatu wadah untuk tujuan bersama.
Model
organisasi adalah mekanisme formal pengelolaan organisasi yang menunjukkan
kerangka susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi, bagian atau
posisi orang yang berkedudukan dengan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu
organisasi. Model organisasi ada mekanistis; model satu arah hanya atasan,
organik; model dua arah atasan dan bawahan saling, piramid; saling menopang dan
horizontal; mandiri.
Ada
tujuh prinsip organisasi dikatakan ideal; pembagian kerja team work,
hirarki kewenangan jelas, formalitas yang tinggi, Impersonal, keputusan
personal sesuai kompetensi, jenjang karir, pemisah antara kepentingan pribadi
dengan organisasi. Organisasi yang sehat harus mengerti hakekat manusia saling
berorgansasi; manusia sebagai individu, pemimpin dan wadah organisasi.
Perubahan dan pengembangan adalah pertanda kehidupan, pengembangan
kepemimpinan, pengembangan latihan, pengembangan kreativitas.
Model
organisasi yang ideal bagi Perguruan Tinggi Islam di Indonesia yang tidak
terlalu patuh pada formalitas karena menghambat jalan cepat menuju
keberhasilan, yang dinamakan unbiropatologi dan pemimpinya yang
transformasional, mampu membaca apa yang menjadi kebutuhan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggun. Pengembangan Organisasi dan
Organisasi yang Sehat, dalam http://goenable.wordpress.com/2012/01/06/pengembangan-organisasi-dan-organisasi-yang-sehat/, diakses pada Jum’at, 18 Jan 2013.
D. Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 1996.
David
Nour. Relationship Economics, t.p. 2008.
Fahmi
Hardiansyah. Model
Desain Organisasi, dalam makalahnya yang diseminarkan pada perkuliahan di
Universitas Gunadarma, Depok, Maret 2012.
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. Sociology. Edisi
keenam. International Student Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company
Inc. 1984.
Ikhwan, Afiful. Model Organisasi yang Ideal Bagi Perguruan Tinggi
Islam Indonesia, dalamhttp://afifulikhwan.blogspot.com/2013/02/model-organisasi-yang-ideal-bagi.html#more (28 Feb 2013)
Keith Davis. Human Relations at Work. New
York, San Francisco, Toronto, London. 1962.
Robbins, Stephen P. Judge,
Timothy A. Perilaku Organisasi Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat. 2008.
Roberts G. Owens. Organizational Behavior
in Education. New Jersey: Prentice Hall. 1987.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. Understanding Practice and
Analysis. New
York: Random House.
1976.
Smith.
Prinsip-Prinsip Manajemen Pelatihan, Irianto jusuf, t.p. 2001.
Sthepen P. Robbins. Organization Theory: Structures, Designs, and Applications Third Edition. Amazon: Prentice. 1990.
__________, Teori
Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.
1994.
Wikepedia
Ensiklopedia Bebas, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Model,
diakses pada senin, 14 Jan 2013.
__________, Model
Desain Struktur Organisasi, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi,
diakses pada Jum’at, 18 Jan 2013.
terimakasih.. sangat membantu :)
BalasHapusterimakasih bro buat informasinya.. mantab deh bro..
BalasHapus