BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah
membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan
manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu
agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya
penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor di
sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu
dipelajari dan dikuasai pleh guru/calon guru, sehingga mereka dapat
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara baik berdaya guna dan
berhasil.
Di dalam makalah ini kami akan membahas terkait dengan
penjelasan diatas, yaitu mengenai media pendidikan atau media pembelajaran.
Tetapi dikarenakan dari media pembelajaran itu banyak sekali macam dan
pembahasannya, kami akan membahas terkait media pembelajaran yaitu media
lingkungan.
B. Rumusan Masalah
- Lingkungan yang bagaimana yang bisa menjadi media pembelajaran ?
- Apa manfaat yang dapat diambil dari lingkungan sebagai media pembelajaran ?
- Seberapa besar pengaruh lingkungan sebagai media pembelajaran itu ?
C. Tujuan Masalah
1.
Agar mengetahui lingkungan yang bagaimana
yang bisa menjadi media pembelajaran.
2.
Agar mengetahui apa manfaat yang dapat
diambil dari lingkungan sebagai media pembelajaran.
3.
Agar mengetahui seberapa besar pengaruh
lingkungan sebagai media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
A. Lingkungan Sebagai Media
Pembelajaran/Pendidikan
Lingkungan yang berada disekitar kita baik di sekolah maupun di luar
sekolah dapat dijadikan sebagai sumber
belajar. Lingkungan meliputi :
1.
Masyarakat di sekeliling sekolah;
2.
Lingkungan fisik di sekitar sekolah;
3.
Bahan-bahan yang tersisa atau tidak
terpakai dan bahan-bahan bekas yang bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai
sumber dan alat bantu dalam belajar , seperti; tutup botol, batu-batuan,
kerang, kalneg bekas, bahan yang tersisa dari kayu dan sebagainya;
4.
Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi
dalam masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa anak didik atau siswa
sebelum masuk sekolah telah membawa pengalaman yang bermacam-macam yang merke
atemui dilingkungan mereka. Guru hanya berusaha agar murid lebih akrab dengan
lingkungan. Langkah awal yang dapat dilakukan kea rah itu adalah :
1.
Menanami halaman sekolah dengan
tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga.
2.
Membawa tumbuh-tumbuhan atau hewan
tertentu kedalam kelas.
3.
Mengusahakan koleksi rumput-rumputan dan
daun-daunan (herbarium), serangga (insektarium), ikan dan binatang air (akuarium).
4.
Menggunakan batu-batuan dan
kerang-kerangan, semuanya itu dapat dijadikan sumber pengajaran.
Disamping itu lingkungan luar sekolah juga dapat
digunakan sebagai sumber belajar baik berupa manusia atau masyarakat, tumbuh-tumbuhan,
hewan/binatang dan sumber-sumber alam lainnya. Topic-topik yang dipilih
hendaklah memenuhi syarat-syarat sebagai sumber belajar, antara lain :
1.
Harus sesuai dengan Garis-garis Besar
Program Pengajaran (GBPP);
2.
Dapat menark perhatian siswa;
3.
Hidup dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat;
4.
Dapat mengembangkan keterampilan anak
berinteraksi dengan lingkungan;
5.
Berhubungan erat dengan lingkungan siswa,
dan
6.
Dapat mengembangkan pengalaman dan
pengetahuan siswa.
Peristiwa alam juga dapat dijadikan sumber belajar
seperti : banjir, topan, gempa, letusan gunung berapi, hujan, petir. Kepala
sekolah hendaknya menyarankan kepada guru agar kreatif dalam mencari sumber
belajar disekitar sekolah. Karena itu perlu memperhatikan langkah-langkah,
antara lain :
1.
Menyelidiki lingkungan sekitar, mencari
hal-hal yang diusahakan dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
2.
Membuat perencanaan proses belajar
mengajar berdasarkan topic yang dipilih.
3.
Mengorganisasi siswa secara berkelompok
atau secara individual sesuai dengan kebutuhan.
4.
Menjelaskan kepada sisiwa mengenai
tugas-tugas yang harus dikerjakan.
5.
Memberikan tugas kepada kelompok dan
individu.
6.
Mendiskusikan hasil kerja yang diperoleh.
7.
Menyimpulkan hasil kerja.
8.
Menilai kerja siswa dan
9.
Tindak lanjut yang diperlukan.
Masyarakat merupakan salah satu aspek lingkungan yang
besar manfaatnya untuk dijadikan sumber belajar. Hal ini akan memberikan
manfaat tidak saja kepada sekolah atau anak didik, tetapi juga kepada
masyarakat itu sendiri. Manfaat tersebut antara lain :
- Bagi Sekolah
1.
Sebagai umpan balik untuk menyempurnakan
proses belajar mengajar yang terintegrasi antara anak didik, pendidik dan
masyarakat.
2.
Mata pelajaran (bidang studi) yang
diberikan akan bersifat fungsional, bermafaat dan berguna bagi masyarakat.
3.
Sekolah akan peka menghadapi kebutuhan
masyarakat. Begitu juga terhadap kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam
masyarakat.
4.
Sekolah akan menjauhi pengetahuan yang
bersifat verbalitas.
5.
Membangkitkan motivasi untuk mengadakan
penelitian terhadap fakta-fakta yang ada di masyarakat.
6.
Memberikan pengalaman langsung dan
praktis kepada anak didik tentang problem-problem di masyarakat.
7.
Anak didik dan pendidik akan lebih
mengenal adat istiadat dan kebudayaan lingkungan atau masyarakat sehingga
mereka juga menyadari peranan masyarakat dalam pembangunan.
8.
Sekolah akan menyiapkan kader-kader
pembangunan untuk daerah pedesaan.
9.
Lebih ekonomis, sebab suatu dapat
dijadikan tujuan yang berbeda-beda dari bermacam-macam bidang studi.
10. Membiasakan anak didik untuk mendekati suatu masalah secara interdisipliner (masalah-masalah sosial
dan masalah-masalah yang ada disekitar lingkungannya).
11. Memberikan keseimbangan yang tepat antara perkembangan intelektual dan
keterampilan praktis.
12. Sekolah dapat terbantu dengan ikut sertanya masyarakat bertanggung
jawab sebagian terhadap pembiayaan dan penyediaan gedung-gedung.
13. Masyarakat bersama sekolah, dinas dan lembaga-lembaga lainnya akan
lebih bekerja sama dalam pelaksanaan pembangunan.
14. Anak didik akan lebih menyadari bahwa pendidikannya adalah untuk
kepentingan masyarakat.
15. Pendidik akan memperoleh pengalaman-pengalaman yang berharga untuk
penyempurnaan proses belajar mengajar.
- Bagi Masyarakat
Sedangkan untuk kepentingan masyarakat dapat bermanfaat, antara lain :
a.
Pembangunan mesyarakat akan berjalan
lancer, sebab setiap lapangan kehidupan akan dapat bantuan tenaga terdidik dari
anak didik yang ahli dalam bidangnya.
b.
Anggota masyarakat dapat secara jujur dan
terbuka mengkritisi keadaan sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat, mislanya
pemberantasan buta huruf dan sebagainya.
c.
Membantu pemecahan masalah pengangguran
yang sering terjadi dalam masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan
Kelompok Belajar Pengetahuan Dasar (KBPD), Kelompok Belajar Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (KBPKK), dan Kelompok Belajar Pendidikan Kejuruan (KBPK).
d.
Membantu dalam usaha membendung
terjadinya arus urbanisasi ke kota-kota besar, sebab telah banyak anggota
masyarakat yang telah mendapat latihan-latihan atau kursus-kursus yang praktis
dan fungsional di desa-desa.
e.
Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau
karyawisata dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi mereka pada
umunya dan desa pada khususnya.
f.
Dengan bantuan tenaga-tenaga yag terdidik
maka anggot masyarakat akan memiliki cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang lebih sistematis terhadap program pembangunan.
g.
Masyarakat aka dapat mengatasi
masalah-masalah kehidupan yang mereka hadapi.
h.
Masyarakat akan merasa bahwa sekolah
adalah milik mereka sendiri, karena mereka lebih mengenal fungsi sekolah untuk
pembangunan masyarakat dari tangga pertama.
i.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara
sekolah dan masyarakat maka akan tercipta suatu kondisi yang dapat mendorong
masyarakat untuk gemar belajar.
Beberapa cara yang dapat dilakukan sekolah dalam
memanfaatkan masyarakat sebagai media pendidikan :
1.
Melakukan kerja sama dengan orang tua
murid;
2.
Membawa sumber-sumber dari masyarakat
kedalam sumber-sumber yang diusahakan masyarakat seperti pertanian, perusahaan.
3.
Mengajak anak didik ke lingkungan
masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam suatu kegiatan tertentu.
- Karyawisata (Field Strip)
Karyawisata dolakukan dibawah bimbingan guru dengan
membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu, perumusan tujuan dan tugas
yang harus dilakukan, misalnya mengunjungi pabrik, perkebunan, museum, dan
sebaginya.
Dalam menggunakan karyawisata perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
- Tujuan harus jelas dan rencana cermat dan matang.
- Anak didik mempelajari segala sesuatu yang akan dikunjungi tersebut.
- Anak didik dapat melihat hubungan karyawisata dengan apa yang mereka pelajari.
- Anak didik mengerti apa tujuan yang akan dicapai dari karyawisata, dan apa yang diharapkan dari masing-masing mereka sekembalinya dari karyawisata tersebut.
- Guru atau salah seorang utusan sebaiknya pergi terlebih dahulu untuk mengunjungi objek karyawisata supaya dapat membuat perencanaan yang lebih matang.
- Setiap kegiatan karyawisata di diskusikan dan dinilai.
- Anak didik diminta untuk membuat laporan.
- Diusahakan jangan sampai terlalu banyak mengganggu bidang studi lainnya.
- Kemping atau Perkemahan Sekolah
Anak didik diajak secara
langsung kea lam lingkungan untuk berkemah. Perkemahan ini banyak mempunyai
nilai-nilai pendidikan, misalnya merasa dekat dengan alam sekitar dan
menimbulkan rasa kagum terhadap keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan dan dapat
menimbulkan rasa dekat dengan Tuhan pencipta alam semesta, memupuk rasa
tanggung jawab, jiwa gotong royong, dan perasaan sosial. Perkemahan sekolah
merupakan teknik pendidikan dan pembinan praktis untuk pembentukan kepribadian
dan budi luhur, dan berjiwa sosial serta bertanggung jawab atas tugas yang
diemban.[1]
B.
Teknologi Komunikasi Sebagai
Lingkungan Media Pembelajaran Dalam Pengembangan Pendidikan
Teknologi
komunikasi merupakan teknologi modern dalam bidang komunikasi dengan produk
yang berupa peralatan elektronik dan bahan-bahan (sofware) yang disajikan telah
mempengaruhi seluruh sektor kehidupan termasuk pendidikan, dan teknologi
komunikasi pendidikan itu mempunyai suatu manfaat dalam mempengaruhi dan
mengetahui hal–hal yang ada di sekitar dan diperuntukan kepada orang lain
secara timbal balik, sehingga mampu untuk memecahkan suatu masalah dalam
kehidupan seperti halnya di indonesia sarana yang cukup memadai dalam teknologi
komunikasi adalah media radio, televisi dan lain–lain. Teknologi komunikasi
dapat digunakan untuk menimbulkan kepekaan terhadap keadaan, nasib serta
malapetaka yang menimpa pada suatu daerah, dengan adanya media teknologi
komunikasi maka keadaan yang demikian dapat menimbulkan suatu respon dan rasa
solidaritas (kesetiakawan) kepada orang lain apabila dalam pendidikan khususnya
pendidikan formal maka teknologi komunikasi seperti media komunikasi yang
dijadikan pelengkap untuk menambah intlektual dan emosianal dalam pendidikan
misal: OHP video, televisi maka selain itu haruslah ada teknologi kemunikasi
yang lebih sentral atau menjadi pusat pengembangan dan pemahaman bagi anak
didik yaitu seorang pendidik (guru) yang dapat memberikan suatu pesan atau
amanah dalam menjadikan anak didik lebih dewasa, maka dari itu kami disini membahas
tentang manfaat dari lingkup teknologi dalam pengembangan pendidikan/proses
pembelajaran.
Komunikasi
berasal dari bahasa latin : Communicatee yang berarti memberitahukan,
berpartisipasi atau menjadi milik bersama, misalnya komunikasi diartikan :
proses menyebarkan informasi, berita, pesan, pengetahuan atau nilai-nilai
dengan maksud menggunakan partisipasi agar hal-hal yang disampaikan itu menjadi
milik bersama antara komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dan kemunikasi
(orang yang menerima pesan).[2]
Komunikasi
memegang peranan penting dalam pendidikan agar komunikasi antara guru dan siswa
berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru
perlu menggunakan media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar melalui media
terjadi bila ada komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima).
Dalam proses /
konsep teknologi pendidikan, tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan
hubungan antara sumber (pengajar) dan sipenerima (anak didik), namun lebih dari
itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan antara
komponen yang satu dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi.[3]
Pola komunikasi dalam interaksi pendidikan
dibagi menjadi 2 bagian:
(1) Pola komunikasi satu arah
Seorang guru
sebagai pusat belajar mengajar (teacher centered), guru menyampaikan pelajaran
dengan berceramah sianak didik mendengarkan dan mencatat (si anak didik pasif)
gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu.
Tapi pola ini
banyak kelemahan dibanding keuntungan, kelemahanya : suasana kelas kaku, guru
cenderung otoriter sebab hubungan guru dengan si anak seperti majikan dengan
bawahan, mengerti atau tidak mengertinya si anak didik tidak dengan cepat
diktehu guru dan guru akan berbicara terus menerus.
(2) Pola komunikasi dua arah
Pada pola ini
sianak didik memperoleh pengetahuan didalam kelas di bawah bimbingan guru atau
dengan bantuan tenaga temannya sendiri, terjadilah suatu proses saling bertukar
pikiran atau saling membero informasi yang mematangkan si anak didik dalam
segala perbuatan belajar.
Dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak didik, guru/ pengajar haruslah tahu
kriteria/karakteristik dari anak didiknya karena setiap individu itu mempunyai
perbedaan adanya itu karena pengaruh:
1. Pembawaan
yaitu kepantasan intelegensi urat saraf dan benrtuk tubuh
2. Lingkungan yaitu pengaruh dari luar yang
mempengaruhi perkembangan anak. Misal: ekonomi keluarga, masalah keluarga.[4]
Didalam
teknologi kominikasi yang penerapannya dalam pendidikan banyak sekali
aktivitasnya yaitu :
·
fasilitas dan media yang mengentarai transaksi dan informasi
·
metode pendidikan dimana fasilitas dan media merupakan komponen integral
·
serangkaian pilihan yang menghendaki adanya :
a) Perubahan fisik kelas
b) Hubungan guru dan murid yang
tidak langusng, artinya: bahwa ada media pelengkap untuk memberi suatu
pengetahuan lebih dalam menangkap mata pelajaran
c) Aktiviras murid yang relatif
independent di kontrol guru
d) Tenaga pembantu guru (juru
ajar/para guru profesional)
e) Perubahan peranan dan
kecakapan guru yang diperlukan
Kita lihat dari teknologi komunikasi yang
non verbal dan sepertinya bisa digunakan dalam komunikasi instruksional,
komunikasi instruksional dari komunikasi secara keseluruhan yang bersifat
metodis-teoritis, maksudnya kajian atau garapannya berpola tertentu, sehingga
akhirnya bisa diterapkan untuk kepentingan dilapangan, adapun manfaat adanya
komunikasi instruksional yaitu: efek perubahan tingkah laku yang terjadi,
sehingga hasil tindakan komunikasi instruksional bisa dikontrol atau
dikendalikan digunakan secara baik, misal : video dalam pengajaran, komputer
untuk mengembangkan ilmu yang lebih maju, tapi komunikasi instruksional juga
lebih ditekankan kepada pola perencanaan dan pelaksanaan secara operasional
yang didukung oleh teori-teori untuk keberhasilan efek perubahan perilaku pada
pihak sasaran pelaksanaan tersebut yaitu : guru, dosen, penyulung, pembimbing.[5]
Hambatan-hambatan yang terjadi dalam
pengembangan teknologi komunikasi pendidikan dipengaruhi aspek internal dan
juga aspek eksternal, dan pada aspek internal yaitu ada beberapa faktor :
Ø
Hambatan pada sumber yaitu komunikator/guru
a) Hambatan kejiwaan/psikologis
yaitu simpati, ketidak senangan, benci
b) Hambatan bahasa yaitu
gangguan sematik yang berhubungan digunakan arti kata salah (bahasa/kata-kata
yang belum dipahami)
c) Perbedaan pengalaman yaitu
gangguan pada masalah kehidupan (penyampaian dari komunikator apa yang
disampaikannya tentu tidak sebaik mereka yang mempunyai keahlian yang baik
(kecongkakan, kurang motivasi, kurang pergaulan)
Ø
Hambatan pada media/alat komunikasi
a) Hambatan/gangguan pada
saluran terjadi karena adanya ketidakberesan pada saluran komunikasi atau pada
suasana sekitar berlangsungnya proses komunikasi dalam pendidikan. Misalnya
gangguan suara, tidak jelas/sakah teknis, gambar tidak jelas, dan lain-lain.
b) Hambatan pada komunikan
terjadi pada pihak komunikator atau pengajar dan media/saluran tetapi pihak
sasaran pun bisa berpeluang untuk menghambat bahkan kemungkinan lebih besar
dari yang lain (timbul kecurigaan) (menurut Cawley, 1982)
Untuk mengatasi hambatan di atas ada
beberapa pelancar komunikasi, memperlancar itu dengan halnya :
1.
Kepercayaan/kredibilitas.
2.
Kewenangan yang adil.
3.
Kewibawaan.
4.
Kondisi tehnik yang baik.
5. Penguasaan sematik/bahasa
yang baik.
6. Status sosial seseorang guru
yang baik dan profesional.
7. Menghindari lambang-lambang
yang belum di pahami oleh penerima pesan.
8. Penyajian yang di persiapkan
secara mantap.
C.
Manfaat Teknologi Komunikasi
Dalam Pendidikan/Pembelajaran
Masuknya teknologi
komunikasi pendidikan dalam garis besarnya akan mempengaruhi strategi
pengembangan kurikulum pola interaksi pendidikan dan lahirlah berbagai bentuk
lembaga pendidikan, dalam hal ini media mempunyai peranan penting yang di
laksanakan secara menyeluruh yaitu :
1. Sumber media berupa orang
saja ( kebanyakan terjadi pada madrasah sekarang ini) dalam pola interaksi ini
guru kelas memegang penuh kendali atas berlangsungnya pengajaran dan bahkan
pendidikan.
2. Sumber berupa orang yang di
bantu oleh sumber lain, maka guru masih memegang kontrol hanya saja tidak
mutlak, karena dia dibantu oleh sumber lain.
3. Sumber orang bersama sumber
lain berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab (terdapat kontrol bersama)
misalnya media mengontrol penyajian informasi serta efektifitas penerimaan
pesan sedang guru kelas mengontrol disiplin dan kegairahan belajar.
Di lihat dari
segi penggunaan media ada tiga kecenderungan untuk penggunaan media yaitu:
a) Dipakai secara massa yang
meliputi radio, televisi, internet, dll.
b) Dipakai dalam kelakuan, baik
kecil maupun besar seperti : proyektor film bingkai, overhead , kaset video,
kaset suara.
c) Dipakai secara individual
seperti mesin belajar misalnya komputer.
Dalam dunia pendidikan teknologi
komunikasi itu sedemikian penting peranannya dalam proses pendidikan dan
belajar mengajar, karena itu efektivitasnya harus menjadi perhatian serius para
praktisi pendidikan terutama guru. Agar proses komunikasi lebih efktif dan
dengan demikian tujuan pendidikan tercapai secara optimal. Dan alat komunikasi
juga penting sebagai pelengkap untuk mencapai pengembangan intelektual dan
kreativitas anak didik dan hanya media yang akan mengontrol penyajian informasi
bagi anak didiknya pula dan guru juga sebagai sumber sentral agar dapat memberi
suatu pengetahuannya.
D.
Lingkup
Internet Sebagai Media Pembelajaran
Internet mengapa diperlukan untuk pembelajaran ? Internet telah
menggunakan teks, grafik, video dan juga audio secara bersamaan. Internet juga
dapat menjangkau student di mana saja tanpa memperhatikan tempat dan waktu.
Internet dapat memberikan layanan video walaupun tidak sebagus videotape, TV
ataupun CD-ROM. Internet dapat berinteraksi secara real time, tapi tidak sebaik
seperti telepon ataupun video konverensi. Internet dapat memberikan informasi
secara tekstual, tetapi tidak selengkap buku atau majalah.
Internet mempunyai beberapa keunggulan dibandingan media
lain. Internet mengkombinasikan kelebihan dari media lain sehingga penyampaian
video dan suara lebih baik dari buku, lebih interaktif dari videotape dan
seperti halnya CDROM, Internet dapat menghubungkan orang dari berbagai tempat
dengan mudah dan cepat. Keuntungan yang lain, Internet bukan hanya media penyampai
tetapi juga dapat sebagai content provider. Oleh karena itu tidak dapat
dipungkiri bahwa Internet merupakan sumber informasi terbesar dan beragam saat
ini.[6]
BAB III
P E N U T U P
A.
Kesimpulan
Lingkungan yang berada di sekolah maupun di luar
sekolah dapat dijadikan sebagai sumber
belajar. Lingkungan meliputi : Masyarakat di sekeliling sekolah, Lingkungan
fisik di sekitar sekolah, Bahan-bahan yang tersisa atau tidak terpakai dan yang
bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan alat bantu dalam belajar,
Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Masyarakat merupakan salah satu aspek lingkungan yang
besar manfaatnya untuk dijadikan sumber belajar. Hal ini akan memberikan
manfaat tidak saja kepada sekolah atau anak didik, tetapi juga kepada
masyarakat itu sendiri.
Komunikasi
memegang peranan penting dalam pendidikan agar komunikasi antara guru dan siswa
berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru
perlu menggunakan media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar melalui media
terjadi bila ada komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima).
B.
Saran
Demikian pembahasan makalah kelompok kami. Semoga
kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua. Dalam makalah ini tentunya masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat
kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir. H, Usman Basyiruddin, Media
Pembelajaran, Jakarta
: Ciputat Pers, 2002.
Drs. Chabib Thoha, PBM-PAI di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
1998.
Prof. Dr.
H. Asnawir dkk, Media Pembelajaran,
Cipta Pers, Jakarta, 2002.
Prof. Zahara Idris, MA., Dasar-Dasar Pendidikan, Angkasa Raya,
Padang, 1981.
Drs. Dawit, M.
Yusuf, Komunikasi pendidikan, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung 1990.
Cepi Riyana, M.Pd, Peranan Tekhnologi dalam Pembelajaran,dalam http://www.cepiriyana.blogspot.com,
2008.
[1] Asnawir.
H, Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran,
Jakarta :
Ciputat Pers, 2002, h. 114.
[2] Drs. Chabib Thoha, PBM-PAI
di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
1998, h. 254
[3] Prof. Dr. H. Asnawir dkk,
Media Pembelajaran, Cipta Pers,
Jakarta, 2002, h. 7 – 9
[4] Prof. Zahara Idris, MA., Dasar-Dasar Pendidikan, Angkasa Raya,
Padang, 1981, h. 71 – 73
[5] Drs. Dawit, M. Yusuf, Komunikasi pendidikan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung 1990, h. 11-12
[6] Cepi Riyana, M.Pd, Peranan Tekhnologi dalam Pembelajaran,
http://www.cepiriyana.blogspot.com,
2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik menunjukkan pribadimu !