Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]



BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membentu peserta didik menguasai tijuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Sementara itu otak dari semua alur proses terjadinya pendidikan yaitu kurikulum. Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siwa disekolah. Dalam kurikulum sendiri terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan dan perbuatan pendidikan. Rancangan pendidikan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada pelaksna pendidikan dalam proses pembimbingan pengembangan siswa untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan oleh peserta didik itu sendiri, keluarga dan masyarakat.

B.    Rumusan Masalah
1.      Apakah kurikulum itu?
2.      Bagaiman prinsip pengembangan kurikulum itu?
3.      Siapa saja pengembang kurikulum itu?
4.      Faktor apa saja yang mempenbaruhi pengembangan kurikulum?
5.      Hambatan apa saja yang terjadi dalam pengembangan kurikulum tersebut?

C.Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui apa kurikulum tersebut
2.      Untuk mengetahui apa dan bagaimana prinsip penembangan kurikulum tersebut
3.      Untuk mengetahui siapa saja yang berperan dalam pengembangan kurikulum
4.      Untuk mengetahui pengaruh terhadap kemajuan pengembangan kurikulum
5.      Untuk mengetahui beberapa hambatan dalam pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN


A. Hakekat Kurikulum
            Kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olahraga pada zaman yunani kuno. Curiculum dalam bahasa bahasa yunani berasal dari kata curir, artinya pelari dan curre artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan jarak yang ditempuh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan diatas, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
            Kurikulum itu sendiri adalah suatu niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru disekolah. Kurikulum dalah niat dan rencana, sedangkan proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya. Isi kurikulum terdiri dari pengetahuan ilmiah termasuk kegitan dan pengalaman belajar., yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Kurikulum akan mempunyai arti dan fungsi untuk mengubah paradigma pemikiran siswa apabila dilaksanakan dan ditransformasikan oleh pendidik kepada peserta didik dalam suatu kegiatan pembelajaran yang disebut proses belajar mengajar. Dengan istilah lain proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum.
            Ada dua hal pula yang tersirat dalam pengertian hakekat kurikulum yaitu, pertama adalah program atau rencana dan yang kedua adalah pengalaman belajar atau prakitek nyata. Wujud nyata dari kurikulum potensional adalah aturan dan tata cara serta pelaksanan pendidikan yang dirancang oleh pihak berwenang dan mempunyai keotentikan. Sedangkan dari aspek yang kedua adalah Pengalaman belajar siswa yang pada hakikatnya dalah kurikulum actual. Wujud nyata dari kurikulum actual adalah; Kegiatan nyata pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau lebih populer disebut proses pengajaran (instruction).


B.Prinsip Pengembangan Kurikulum
       1. Prinsip-Prinsip Umum
·        Relevansi
Kurikulum menyiapkan siswa untuk bias hidup dan bekerja dalam masyarakat maupun keluarga. Kurikulum bukan hanya menyiapkan peseta didik untuk kehidupanya sekarang tetapi juag yang akan datang dan juga harus memiliki relevansi yaitu: ada kesesuaian dan konsistensi antar komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian
·        Fleksibelitas
Kurikulum hendaklah memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehdupan sekarang dan yang akan datang, disini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
·        Kontinuitas
Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus dan terhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar hendaknya juga berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan tingkat yang lainya, antara jenjang pendidikan satu dengan lainya.
·        Praktis
Kurikulum mudah dilaksanakan, menggunakan alat sederhan dengan biaya yang tidak terlalu banyak. Prinsip ini juga bias disebut prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang khusus dengan biaya cukup mahal, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikilum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan baik dari segi waktu, biaya, alat maupun personalia.kurikulum bukan hanya harus ideal saja tetapi juga harus praktis

·        Efektifitas
Walaupun kurikulum itu murah, sederhana dan efisien tetapi keberhasilanya tetap harus diperhatikan dan dicermati. Keberhasilan pelaksanan kurikulum baik secara kualitas dan kuantitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan danmerupakan penjabaran dari prencanaan pendidikan. Perencanan di bidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanan-kebijaksanan pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhaslan pendidikan.
      
       2. Prinsip-Prinsip Khusus
a. Prinsip berkenan dengan tujuan pendidikan
            Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencangkup tujuan yang bersifat umum atau yang berjangka panjang, jangka menegah dan jangka pnedek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada
1)   Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah
2)   Survey mengenai persepsi orang tua, masyarakat tentang kebutuhan mereka.
3)   Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu
4)   Penelitian

            b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
                        Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditetentukan oleh perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1)   Perlu penjabaran tujuan pendidikan
2)   Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan sikap dan ketrampilan
3)   Penyusunan harus logis dan sistematis
C. Pengembang Kurikulum
        Dalam mengembangkan suatau kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang secara terus-menerus turut terlibat dalan pengembangan kurikulum adalaj; administrator, guru dan orang tua.
a) Peranan Para Administrator Pendidikan
    Para administrator pendidikan ini terdiri atas; direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kecamatan. Peranan administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangam kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hokum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum. Sedangkan di tingkat lokal administrator harus bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mengkomunikasikan sitem pendidikan kepada masyarakat, serta mendorong pelaksanan kurikulum oleh guru-guru dikelas. Peranan kepala sekolah lebih banyak berkenaan dengan implementasi kurikulum di sekolahnya. Kepala sekolah juga mempunyai peranan kunci dalam menciptakan kondisi untuk pengembangan kurikulum di sekolahnya. Ia merupakan figure kunci di sekolah, kepemimipinan kepala sekolah sangat mempengaruhi suasana sekolah dan pengembangan kurikulum.
b) Peranan Para Ahli
    Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan-perkembangan konsep dalam ilmu. Pengembangan kurikulum juga mebutuhkan para ahli bidang studi / bidang ilmu yang juga mempunyai wawasan tentang pendidikan serta perkembangan tuntutan masyarakat. Sumbangan mereka dalam memilih materi bidang ilmu, yang mutakhir dan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat sangat diperlukan. Mereka juga sangat diharakan partisipasinya dalam menyusun materi ajaran dalam sekuens yang sesuai dengan struktur keilmuan tetapi sangat memudahkan para siswa untuk mempelajarinya.
c)  Pearanan Guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik didalam perencanan maupun pelaksanan kurikulum. Dia dalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Peranan guru bukan hanya meniliai perilaku dan prestasi belajar anak didik dalam kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum dam lingkup yang lebuh luas. Peran seorang guru juga bukan hanya di dalam kelas tetapi ia juga seoarang komunikator, pendorong kegiatan belajar dan pembimbing baik di sekolah maupun di masyarakat dalam hubunganya dengan pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Sebagai pelaksana kurikulum maka gurulah yang menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi anak didiknya. Berkat keahlian, ketrampilan dan kemampuan senunya dalam mengajar, guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang menggairhkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreatifitas anak didik.
d) Peranan Orang Tua
Ada dua hal peran orang tua terhadap pengembangan kurikulum yaitu; dalam penyusunan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum. Dalam penyusunan mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta, tetapi hanya beberapa bagian saja yang mempunyai waktu luang dan mempunyai latar belakang yang memadai. Tetapi peran orang tua lebih besar pada pelaksanan kurikulum. Dalam pelaksananya kerja sama yang sangat erat antara lembaga pendidikan, guru serta orang tua murid sangat dibutuhkan supaya mudah mendapatkan informasi dari sisi kehidupan keluaraga sehingga interaksi siswa dengan guru dalam pelaksanaan kurikulum bisa kompetitif. Hal itu biasa dilaksanakan melalui pengamatan kegiatan belajar di rumah, partisipasi dalam kegiatan di luar ataupun didalam sekolah dan lain sebagainya.



D. Faktor Yang Mempegaruhi Pengembangan Kurikulum
Perguruan Tinggi
          Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di perguruan tinngi keguruan (lembaga pendidikan tenaga kependidikan).
         Kurikulum lembaga pendidikan tenaga kependidikan juga mempengaruhi pengmbangan kurikulum, terutama melalui penguasan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkanya. Penguasaan ilmu baik ilmu pendidikan maupun bidang studi serta serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum disekoalah.

     Masyarakat
            Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak didik untuk kembali kepada masyarakat. Sebagai bagian dan agen  dari masyarakat sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah itu berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhui tuntutan masyarakat. Sebab jenis pekerjan dan perusahan yang ada di masyarakat menuntut persiapanya di sekolah

     Sitem Nilai
            Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sitem nilai baik dari segi moral, agama, sosial, budaya maupun politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nialai-nilai. Sitem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus diintegrasikan dalam kurikulum. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai: (1) guru hendaknya memperhatikan dan mengetahui semua nilai yang ada dalam masyarakat. (2) guru hendaknya berpegang pada prinsip demokratis, eis dan moral. (3) guru berusaha menjadikan dirinya sebagia suru teladan yang baik. (4) guru memahami nilai-nilai kelompok lain. (5) memahami dan merima keragaman budaya.

E. Hambatan Pengembangan Kurikulum
            Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu di sebabkan karena faktor kurang waktu, kurang sesuai pendapat baik antara guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator dan kemampuan serta kemampuan guru itu sendiri.
            Hanbatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sitem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input bagi sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan serta input fakta dan pemikiran dari masayarakat.        
















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

            Suatu hakekat terhadap pengembangan kurikulum ini tidak terlepas dari realita yang berada dalam lingkungan sekitar baik dalam sekolah, keluarga maupun masyarakat. Dari sini kita dapat menarik garis besarnya bahwa suatu progran pelaksanan pendidikan tidak akan dapat berjalan sesuai ritme dan kehendak semua komponen tanpa adanya sebuah kurikulum yang mencangkup semuanaya itu. Dengan istilah lain kurikulum adalah rancangan program bagi terlaksanakanya suatu perencanan.
















DAFTAR PUSTAKA


Sukmadinata, Nana Syaodih Prof Dr. Pengembangan Kurikulum (teoti & praktek) PT Remaja Rosdakarya. Bandung 2005
Sudjana Nana DR, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru Algesindo. Surabaya 1991

1 komentar:

  1. Mohon ijin print out untuk dibaca-baca Pak, terima kasih sangat bermanfaat.

    BalasHapus

Komentar baik menunjukkan pribadimu !

Bottom Ad [Post Page]