PROPOSAL SKRIPSI
“ PERANAN GURU
TIDAK TETAP (WIYATA BHAKTI) DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN
STUDI KASUS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2
KEC. BOYOLANGU,
KAB. TULUNGAGUNG ”
TAHUN AJARAN
2009/2010
ABSTRAK
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Proposal Skripsi dengan judul : ”
Peranan Guru Tidak Tetap (Wiyata Bhakti) Dalam Menunjang Keberhasilan Proses
Pembelajaran Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kec. Boyolangu, Kab.
Tulungagung “, Oleh Afiful Ikhwan Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam, NIM 3211063024. Tahun 2010.
A.
Latar Belakang Masalah
Era globalisasi
merupakan era persaingan mutu atau kualitas. Dalam menghadapi berbagai
perubahan di era ini diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas
dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul. Salah satunya adalah bidang
pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting membangun masyarakat.
Pendidikan juga mengemban tugas untuk menghasilkan generasi muda bangsa yang
unggul, manusia yang lebih berkebudayaan serta manusia sebagai individu yang
memiliki kepribadian yang lebih baik.
Dalam UU no. 20 tahun
2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Salah satu tujuan
pendidikan nasional yang harus di capai oleh bangsa Indonesia seperti yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945, yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Tujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa Indonesia adalah cita-cita luhur perjuangan bangsa Indonesia dalam
mengarahkan dan perkembangan.
Upaya mencerdaskan bangsa Indonesia dalam
artian meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang dapat direalisasikan
melalui kegiatan pendidikan. Seperti yang dirumuskan dalam ketetapan-ketetapan
MPR. Republik Indonesia tentang pendidikan nasional, yaitu :
Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rokhani, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.[1]
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan
jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat
kebangsaan dan kesetiaan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan. Iklim belajar dan
mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan
masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif dan
keinginan untuk maju.[2]
Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan bukan hanya pemerintah, kemudian guru dipercayakan dalam kegiatan
proses pembelajaran. Dalam tugas guru, proses pembelajaran hal yang demikian
itu bukan merupakan tugas yang ringan, karena guru berhadapan langsung dengan
sekelompok siswa yang bermacam dan ragam sikap dan watak, dari latar belakang
pendidikan orang tua, ekonomi keluarga dan agama.
Menurut Pembantu Rektor IV (Purek
IV) Undip Dr. Muhammad Nur, DEA, di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang,
masalah pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi
juga tanggung jawab bersama antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat
yang peduli terhadap pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
Indonesia.[3]
Peranan dan kompetensi
guru dalam implementasi pengajaran atau proses belajar mengajar meliputi banyak
hal sebagaimana yang dikemukakan Adams dan Deceya dalam Basic Prinsiple Of Student Teaching, antara lain guru sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan,
ekspeditor, perencana supervisor, motivator, konselor demonstrator,
pengelola kelas, mediator dan evaluator.[4]
Guru memegang peranan
sentral dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Seorang guru dituntut
mengajar dan mendidik anak didik agar menjadi manusia yang berkualitas, pribadi
yang mandiri, pelajar yang efektif serta anggota masyarakat yang baik. Guru mempunyai
tanggung jawab besar dalam perkembangan kepribadiannya baik yang berlangsung di
sekolah maupun di luar sekolah. Peran guru tidak hanya sebagai pengajar yang
hanya menyampaikan materi setelah itu selesai. Peran guru antara lain :
1. Guru sebagai pelatih yaitu seorang guru harus
memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan
cara-cara pembelajarannya sesuai dengan kondisi masing-masing.
2. Guru sebagai konselor yaitu seorang guru harus
mampu menciptakan sati situasi interaksi belajar mengajar, dimana siswa
melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan
tidak ada jarak yang kaku dengan guru.
3. Guru sebagai manajer pembelajaran yaitu guru
memiliki kemandirian dan otomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan
kegiatan belajar mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang
pembelajaran.
4. Guru sebagai partisipan yaitu guru tidak hanya
berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya
dengan siswa.
5. Guru sebagai pemimpin yaitu seorang guru
diharapkan mampu menjadi seorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk
mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.
6. Guru sebagai pembelajar yaitu guru secara terus
menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan
kualitas profesionalnya, dan
7. Guru sebagai pengarang yaitu guru selalu
kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk
melaksanakan tugas-tugas keprofesionalannya.[5]
Lingkup terkecil dari
pendidikan adalah proses pembelajaran. Terdapat dua kegiatan didalamnya yaitu
belajar dan mengajar. Belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang
yang diakibatkan adanya pengalaman atau latihan. Sedangkan mengajar yaitu
proses mengatur, mengorganisasi yang ada disekitar anak didik sehingga
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Siswa belajar
dan guru mengajar.
Belajar mengajar
merupakan suatu sistem yang diatur yang saling bergantung satu sama lain guna
mencapai suatu tujuan. Tujuan yang terpenuhi disebut suatu keberhasilan. Untuk
mencapai suatu keberhasilan tidaklah mudah. Berbagai faktor dapat mempengaruhi
antara lain : tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, bahan dan alat evaluasi
serta suasana evaluasi.
Anak didik merupakan subyek
dari proses belajar mengajar. Dalam belajar, banyak faktor yang akan
mempengaruhi baik faktor dalam diri dan dari luar anak didik tersebut. Faktor
internal atau yang berasal dari dalam diri siswa misalnya inteligensi, bakat,
sikap, minat, motivasi. Sedangkan faktor eksternal atau yang berasal dari luar
diri anak didik misalnya faktor keluarga, faktor sekolah maupun faktor
lingkungan masyarakat.
Setiap tindakan yang
diperbuat pasti memiliki tujuan. Begitu pula dengan belajar. Mendapatkan nilai
yang maksimal, pemahaman terhadap materi, serta manfaat dari apa yang
dipelajari merupakan tujuan belajar pada umumnya. Keberhasilan dalam mencapai
suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan.
Prestasi belajar biasa
digunakan sebagai parameter sebuah keberhasilan belajar. Ada banyak faktor yang
menentukan besarnya prestasi belajar siswa, diantaranya faktor dalam diri siswa
yang salah satunya yaitu kepuasan siswa dalam proses belajar mengajar. Kepuasan
tersebut menyangkut emosi siswa yang timbul setelah dilakukannya proses belajar
mengajar. Jika proses belajar mengajar yang berlangsung menghasilkan rasa puas
maka prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik. Kepuasan siswa dalam proses
belajar mengajar mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar.[6]
Untuk itu guru harus
dapat menyesuaikan diri dan menghilangkan perbedaan itu dalam kegiatan
pembelajaan. Guru mengarahkan siswa menjadi manusia yang berkualitas, beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja,
professional dan bertanggung jawab.
Maka untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia, sedikit banyaknya ditentukan oleh kemampuan seorang guru dalam
melakukan kegiatan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru hendaknya
memahanmi dan menghayati wujud siswa sebagai manusia yang akan dibimbingnya.
Seorang guru yang profesinya mengajar dan telah ditempa oleh ilmu pendidikan,
sudah barang tentu tidak akan merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan proses
pembelajaran.
Tetapi ada juga tenaga pengajar (guru) tidak tetap
pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung, masih ada yang kuliah sambil
mengajar, bahkan mengajarnyapun tidak hanya di satu tempat di Madrasah Aliyah
Negeri 2 saja, mereka juga mengajar sebagai guru tidak tetap di sekolah atau
madrasah lainnya.
Sedangkan untuk mengajar di tingkat Madrasah
Aliyah itu sekurang-kurangnya pernah mengikuti Pendidikan Guru Agama untuk masa
dahulu atau tamatan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) untuk masa sekarang,
sebagai suatu lembaga pendidikan yang mampu menjalankan tugas selaku tenaga
pendidik yang professional pada tingkatan Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah
Umum sederajat.
Hal inilah yang menjadi pemikiran penulis dan
sekaligus melatarbelakangi pokok penulisan proposal yang akan diajukan untuk
penyusunan atau penelitian skripsi. Dimana tenaga pengajar tidak tetap, tapi mampu melakukan kegiatan proses
pembelajaran dengan baik. Apakah mengajar itu cukup dengan guru yang berilmu
pengetahuan saja tetapi tidak berpengalaman ? Atau berpengalaman tetapi tidak
berilmu pengetahuan ? atau dibutuhkan kedua-duanya?
Berdasarkan uraian diatas secara singkat bahwa
guru tidak tetap berperan dalam keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Tulungagung. Hal ini menjadi tanda Tanya dalam diri penulis,
bagaimana cara pelaksanaan dan usaha guru bukan berlatar belakang pendidikan
keguruan. Untuk itu penulis tertarik akan permasalahan ini, dan menuangkan
kedalam bentuk skripsi yang berjudul : “Peranan Guru Tidak Tetap (Wiyata
Bakti) dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran studi kasus di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Tulungagung”
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pelaksanaan pendidikan yang
dilakukan guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan
Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
2.
Bagaimana usaha guru tidak tetap dalam meningkatkan prestasi siswa di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
3.
Apa hambatan dan solusi guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses
pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
4.
Bagaimana hasil yang telah dicapai guru tidak
tetap dalam mencapai
keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung.
C.
Tujuan Penelitan
1.
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pendidikan yang dilakukan guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses
pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
2.
Untuk mengetahui bagaimana usaha guru tidak tetap dalam
meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung.
3.
Untuk mengetahui apa hambatan dan solusi guru tidak tetap dalam mencapai
keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan
Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
4.
Untuk mengetahui bagaimana hasil yang telah dicapai guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses
pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
D.
Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis.
a.
Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat melengkapi atau sebagai sumbangsih pikiran terhadap khazanah ilmiah dalam
pengembangan kinerja guru tidak tetap dalam melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar atau pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
b.
Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai berikut :
1) Bagi penulis
Hasil pembahasan skripsi ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengaktualisasikan berbagai macam ilmu pengetahuan serta sebagai salah satu
pemenuhan akhir dari persyaratan menyelesaikan studi program strata satu pada
(Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) STAIN Tulungagung.
2) Bagi
siswa
Hasil penelitian ini dapat membantu
meningkatkan pemahaman siswa pada setiap proses pembelajaran yang
diajarkan oleh guru tidak tetap baik secara konseptual maupun prosedural.
3) Bagi
guru
Hasil penelitian ini dapat membantu sebagai umpan
balik dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran agar tercipta kegiatan belajar
mengajar yang lebih bermakna dan suasana belajar yang lebih menyenangkan.
4) Bagi
Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh kepala
sekolah sebagai tambahan pertimbagan untuk menentukan kebijakan dalam kinerja
guru tidak tetap.
5) Bagi
peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti
yang akan datang sebagai bahan kajian penunjang dan bahan pengembang perancang
penelitian dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik di atas.
6)
Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh STAIN
(Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Tulungagung sebagai bahan masukan dan
sumbangan pemikiran untuk tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.
7) Bagi Lembaga Pendidikan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung
Dapat dijadikan sebagai masukan yang
konstruktif bagi lembaga tersebut dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan di lembaga tersebut.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Data
Jenis
data dikumpulkan oleh penulis berupa data primer dan data sekunder:
a.
Data Primer
Data primer yaitu data yang berupa keterangan – keterangan langsung dari
responden yang berkenaan dengan :
1) Pelaksanaan Pendidikan yang
dilakukan oleh guru tidak tetap.
2)
Usaha guru tidak tetap dalam meningkatkan prestasi siswa.
3)
Hasil belajar yang telah dicapai.
Responden disini, guru tidak tetap sebagai objek yang diteliti dan siswa
kelas 2 IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung sebagai sample.
b.
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, seperti
mengenai :
1)
Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung
2) Struktur organisasi Madrasaha
Aliyah Negeri 2 Tulungagung
3) Keadaan guru dan siswa
sarana dan kurikulum.
2. Data dan Sumber Data
a. Data
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil wawancara, hasil
observasi, dan hasil dokumen. Data-data tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Wawancara / Interview adalah percakapan maksud tertentu. Percapakan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[7] Wawancara
yang akan dilakukan disini terhadap guru tidak yang dijadikan objek, kemudian
kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung. Hasil wawancara digunakan untuk
memperoleh gambaran lebih dalam mengenai pemahaman guru, respon siswa, dan
bentuk kesulitan yang dihadapi guru. Hasil wawancara akan melengkapi hasil tes
untuk melihat pemahaman guru tidak tetap tersebut.
Adapun Metode wawancara ini digunakan dalam mengumpulkan data-data melalui
percakapan dengan :
1. Kepala Madrasah Aliyah
Negeri 2 Tulungagung, Bapak Qomarul Huda, M.Ag.
2. Tenaga pendidik/guru tidak
tetap, Bapak M. Chobir Siroj, S.Pd.I. Dalam wawancara ini penulis ingin
mengetahui bagaimana peran tenaga pendidik tidak tetap dalam menunjang
keberhasilan proses pembelajaran siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
3. Jika memungkinkan kepada
Siswa dan masyarakat sekitar Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
2) Observasi, hasil observasi digunakan untuk melihat apakah proses
pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan. Dari hasil observasi dapat
dilihat faktor-faktor yang mendukung atau menghambat proses belajar mengajar.
Metode observasi ini, digunakan dalam mengumpulkan data-data melalui
pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Yang diamati adalah
data-data atau bahan yang berkaitan dengan pokok permasalahan seperti :
1.
Mengamati kegiatan proses pembelajaran
yang dilakukan tenaga pendidik/guru tidak tetap untuk menunjang keberhasilan
proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,
2. Lingkungan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Tulungagung,
3. Dan lingkungan masyarakat
sekitar Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
3)
Dokumentasi, menurut pengertian adalah kebenaran sesuatu yang dapat memberikan
bukti-bukti dengan mempergunakan alat pembuktian atau bahkan yang mendukung
sesuatu keterangan, penjelasan atau argumentasi.
Adapun metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data yang
dikumpulkan itu berupa arsip-arsip, catatan-catatan dan memo-memo yang
merupakan bukti yang otentik. Seperti data-data sekolah dan dokumen yang
berkaitan dengan permasalahan.
Dan untuk lebih lengkapnya lagi tentang apa saja yang dibutuhkan oleh peneliti
telah terlampir pedoman wawancara (Lampiran 1) pedoman observasi (Lampiran 2),
pedoman Dokumentasi (Lampiran 3).
b. Sumber data
Menurut Suharsimi Arikunto sumber data adalah subyek
dari mana data dapat diperoleh.[8]
Penelitian ini bersumber dari informasi guru tidak
tetap dalam usahanya meningkatkan prestasi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2
Tulungagung.
Sedangkan sumber lainnya dapat
diambil dari Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung serta dokumen di Madrasah tersebut.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Sesuai data yang akan dikumpulkan dalam
penelitian, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini : Wawancara dan
Observasi.
a. Wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung
kepada responden.[9] Pendapat
lain mengemukakan wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya
jawab yang sistematis dan secara face to face.[10]
Disini prakteknya peneliti melakukan
wawancara kepada responden yaitu guru tidak tetap di Madrasah Aliyah Negeri 2
Tulungagung.
b. Observasi, yaitu suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang
sistematis ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam rangka
penelitian.[11]
4. Teknik Analisis Data
Setelah berakhirnya
pengumpulan data, maka dari sejumlah data ada pada penulis dipisah-pisahkan,
kemudian data tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok sesuai dengan menurut
jenisnya. Dari sejumlah data tersebut, setelah dikelompokkan yaitu data
kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing data tersebut penulis analisis sesuai
dengan jenisnya.
Data yang bersifat kualitatif
yang dimaksud adalah menghubungkan antara kerangka teori dengan kenyataan yang
ada. Kenyataan tersebut dapat dipahami melalui bermacam-macam kegiatan yang ada
hubungannya dengan peranan guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses
pembelajaran.
Analisis data yang
dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model alir (flow model) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri
dari 3 tahap yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik
kesimpulan dan verifikasi.[12]
Sedangkan data yang bersifat kuantitatif akan
dianalisis dengan menggunakan tabulasi, dari data-data tersebut dianalisis
dengan tiga teknik. Adapun tiga teknik yang digunakan dalam penelitian
adalah :
1.
Analisis Domain.
2.
Analisis Taksonomi.
3. Analisa Komponensial.
Ketiga analisis data tersebut diatas, dapat
penulis uraikan sebagai berikut :
1.
Analisis Domain
“ Analisis domain biasanya dilakukan
untuk memperoleh gambaran-gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan
relatif menyeluruh tantang apa yang mencakup suatu fokus atau pokok
permasalahan yang diteliti permukaan tentang berbagai atau kategori-kategori
konseptual (kategori-kategori simbolis yang mencakup atau mewakili sejumlah
kategori atau symbol tertentu) “[13]
Dari penjelasan diatas, pada umumnya
analisis domain dilakukan atau diterapkan dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran-gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif. Dengan
analisis domain penulis dapat menggambarkan keadaan lokasi penelitian atau
hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Analisis domain
ini adalah merupakan aspek produk penjelajahan atau masih bergerak ditingkat
permukaan atau awal.
2.
Analisis Taksonomi
“ Analisis taksonomi pada analisis ini
fokus penelitian ditetapkan pada domain tertentu yang sangat berguna dalam
upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena atau fokus penelitian tersebut
“[14]
Dari penjelasan tersebut diatas bahwa
analisis taksonomi yang ditujukan adalah struktur internal masing-masing domain
dengan mengorganisasikan atau menghimpun elemen-elemen yang berkesamaan
didomain, analisis taksonomi ini diterapkan dalam penelitian diwaktu penulis
melakukan observasi dan wawancara terhadap pokok masalah yang akan dijadikan
fokus penelitian.
3.
Analisis Komponensial
“ Analisis komponensial adalah analisis
yang diorganisasikan, bukanlah kesamaan elemen dalam domain melainkan kontras
antar elemen dalam domain yang diperoleh melalui observasi dan wawancara
terseleksi “.[15]
Dari penjelasan diatas bahwa analisis
komponensial ini adalah analisis yang mengorganisasikan kontras dan wawancara
untuk menyelesaikan perbedaan yang terjadinya kontras antar domain.
5. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah Madrasah Aliyah
Negeri 2 Tulungagung. Lokasi
ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung adalah salah satu lembaga
sekolah yang sedang berkembang dan perhatian masyarakat Tulungagung terhadap
lembaga tersebut cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kuantitas
siswa yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
6. Tahap-tahap Penelitian
Secara umum kegiatan penelitian ini
dapat dibedakan dalam 2 tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan
tindakan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri 4 tahap
meliputi : (1) tahap perencanaan (plan),
(2) tahap pelaksanaan tindakan (act), (3) tahap observasi (observe), dan (4) tahap refleksi (reflect).[16]
F. Rencana Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah dalam
membaca skripsi ini, maka dipandang perlu adanya sistematika pembahasan.
Pembahasan dalam skripsi yang berjudul Peranan Guru Tidak Tetap (Wiyata Bhakti)
dalam Menunjang Keberhasilan Proses Pembelajaran Studi Kasus di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Tulungagung ini nantinya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Bab I berisi pembahasan
mengenai (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan
penelitian, (d) kegunaan/manfaat penelitian, (e) kerangka teori, dan (f) hipotesis.
Bab II berisi pembahasan
mengenai (a) lingkup penelitian, (b) jenis dan sumber data, (c) populasi dan
sampel, (d) metode pengumpulan data, (e) analisis data, dan (f) jadual
penelitian.
Bab III berisi pembahasan
mengenai (a) letak geografis dan historisnya (b) sturktur organisasi Madrasah
Aliyah Negeri 2 Tulungagung, dan (c) keadaan guru dan siswa.
Bab IV berisi mengenai (a) pelaksanaan
pendidikan yang dilakukan guru tidak tetap, (b) usaha guru tidak tetap dalam
meningkatkan prestasi siswa, dan (c) hasil yang telah dicapai..
Bab V berisi mengenai (a)
kesimpulan dan (b) saran-saran ditambah dengan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA
Faisal,
Sanafiah, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang : YA-3,
1990.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai,
Jakarta : LP3ES, 1989.
Maunah, Binti, Diktat Ilmu Pendidikan,
Tulungagung : STAIN Tulungagung, 2003.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung :
Rosdakarya, 2002.
Moeleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung
: Ramaja Rosda Karya, 1988.
Sapari Imam
Asy’ari, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Usaha Nasional, tt.
Suharsimi Arikunto, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2006.
[1] Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
[2] Maunah, Binti, Diktat Ilmu Pendidikan,
Tulungagung : STAIN Tulungagung, 2003, hal. 32
[3] Gemari, Pendidikan Bukan Hanya
Tanggung Jawab Pemerintah, Edisi 106/Tahun
Gemari X/Nopember, 2009, hal. 34
[4] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Rosdakarya, 2002, hal. 9.
[5] Surya, Muhammad, Psikologi
Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2003, hal. 185
[6] Rohmah, Siti (2005). Hubungan Kepuasan
Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) Dan Lingkungn Sosial Ekonomi Keluarga
Dengan Prestasi Belajar Siswa. Online http://digilip.upi.edu/pasca/available/etd-0109106-0943.
30/. [accessed 03/05/2010].
[7] Moeleong, Lexy, Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung : Ramaja Rosda Karya, 1988, hal. 135.
[8] Suharsimi Arikunto, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2006, hal. 3
[9] Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai,
Jakarta : LP3ES, 1989, hal. 192.
[10] Sapari Imam Asy’ari, Metodologi
Penelitian Sosial, Surabaya : Usaha Nasional, tt, hal. 87.
[11] Sapari Imam Asy’ari, Metodologi
Penelitian..., hal. 82.
[12] Miles, M.B. dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan
oleh Tjetjep Rohendi Rohidi,
(Jakarta: UI Press, 1992), hal.
18
[13] Faisal, Sanafiah, Penelitian
Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang : YA-3, 1990, hal. 91.
[14] Faisal, Sanafiah, Penelitian
Kualitatif…, hal. 98.
[15] Faisal,
Sanafiah, Penelitian Kualitatif..,, hal. 102.
[16] Suharsimi, Penelitian…, hal. 142.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik menunjukkan pribadimu !