Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]



PROPOSAL SKRIPSI
“ PERANAN GURU TIDAK TETAP (WIYATA BHAKTI) DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN STUDI KASUS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2
KEC. BOYOLANGU, KAB. TULUNGAGUNG ”
TAHUN AJARAN 2009/2010

ABSTRAK
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Proposal Skripsi dengan judul : ” Peranan Guru Tidak Tetap (Wiyata Bhakti) Dalam Menunjang Keberhasilan Proses Pembelajaran Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kec. Boyolangu, Kab. Tulungagung “, Oleh Afiful Ikhwan Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, NIM 3211063024. Tahun 2010.

A.     Latar Belakang Masalah
Era globalisasi merupakan era persaingan mutu atau kualitas. Dalam menghadapi berbagai perubahan di era ini diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting membangun masyarakat. Pendidikan juga mengemban tugas untuk menghasilkan generasi muda bangsa yang unggul, manusia yang lebih berkebudayaan serta manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik.
Dalam UU no. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Salah satu tujuan pendidikan nasional yang harus di capai oleh bangsa Indonesia seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia adalah cita-cita luhur perjuangan bangsa Indonesia dalam mengarahkan dan perkembangan.
Upaya mencerdaskan bangsa Indonesia dalam artian meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang dapat direalisasikan melalui kegiatan pendidikan. Seperti yang dirumuskan dalam ketetapan-ketetapan MPR. Republik Indonesia tentang pendidikan nasional, yaitu :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rokhani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiaan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan. Iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif dan keinginan untuk maju.[2]

Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap pendidikan bukan hanya pemerintah, kemudian guru dipercayakan dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam tugas guru, proses pembelajaran hal yang demikian itu bukan merupakan tugas yang ringan, karena guru berhadapan langsung dengan sekelompok siswa yang bermacam dan ragam sikap dan watak, dari latar belakang pendidikan orang tua, ekonomi keluarga dan agama.
Menurut Pembantu Rektor IV (Purek IV) Undip Dr. Muhammad Nur, DEA, di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, masalah pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga tanggung jawab bersama antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang peduli terhadap pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.[3]
Peranan dan kompetensi guru dalam implementasi pengajaran atau proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan Adams dan Deceya dalam Basic Prinsiple Of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana supervisor, motivator, konselor demonstrator, pengelola  kelas, mediator dan evaluator.[4]
Guru memegang peranan sentral dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Seorang guru dituntut mengajar dan mendidik anak didik agar menjadi manusia yang berkualitas, pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif serta anggota masyarakat yang baik. Guru mempunyai tanggung jawab besar dalam perkembangan kepribadiannya baik yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Peran guru tidak hanya sebagai pengajar yang hanya menyampaikan materi setelah itu selesai. Peran guru antara lain :
1. Guru sebagai pelatih yaitu seorang guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sesuai dengan kondisi masing-masing.
2. Guru sebagai konselor yaitu seorang guru harus mampu menciptakan sati situasi interaksi belajar mengajar, dimana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.
3. Guru sebagai manajer pembelajaran yaitu guru memiliki kemandirian dan otomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran.
4. Guru sebagai partisipan yaitu guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa.
5. Guru sebagai pemimpin yaitu seorang guru diharapkan mampu menjadi seorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.
6. Guru sebagai pembelajar yaitu guru secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya, dan
7. Guru sebagai pengarang yaitu guru selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas keprofesionalannya.[5]

Lingkup terkecil dari pendidikan adalah proses pembelajaran. Terdapat dua kegiatan didalamnya yaitu belajar dan mengajar. Belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang yang diakibatkan adanya pengalaman atau latihan. Sedangkan mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasi yang ada disekitar anak didik sehingga menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Siswa belajar dan guru mengajar.
Belajar mengajar merupakan suatu sistem yang diatur yang saling bergantung satu sama lain guna mencapai suatu tujuan. Tujuan yang terpenuhi disebut suatu keberhasilan. Untuk mencapai suatu keberhasilan tidaklah mudah. Berbagai faktor dapat mempengaruhi antara lain : tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, bahan dan alat evaluasi serta suasana evaluasi.
Anak didik merupakan subyek dari proses belajar mengajar. Dalam belajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi baik faktor dalam diri dan dari luar anak didik tersebut. Faktor internal atau yang berasal dari dalam diri siswa misalnya inteligensi, bakat, sikap, minat, motivasi. Sedangkan faktor eksternal atau yang berasal dari luar diri anak didik misalnya faktor keluarga, faktor sekolah maupun faktor lingkungan masyarakat.
Setiap tindakan yang diperbuat pasti memiliki tujuan. Begitu pula dengan belajar. Mendapatkan nilai yang maksimal, pemahaman terhadap materi, serta manfaat dari apa yang dipelajari merupakan tujuan belajar pada umumnya. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan.
Prestasi belajar biasa digunakan sebagai parameter sebuah keberhasilan belajar. Ada banyak faktor yang menentukan besarnya prestasi belajar siswa, diantaranya faktor dalam diri siswa yang salah satunya yaitu kepuasan siswa dalam proses belajar mengajar. Kepuasan tersebut menyangkut emosi siswa yang timbul setelah dilakukannya proses belajar mengajar. Jika proses belajar mengajar yang berlangsung menghasilkan rasa puas maka prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik. Kepuasan siswa dalam proses belajar mengajar mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar.[6]
Untuk itu guru harus dapat menyesuaikan diri dan menghilangkan perbedaan itu dalam kegiatan pembelajaan. Guru mengarahkan siswa menjadi manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, professional dan bertanggung jawab.
Maka untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, sedikit banyaknya ditentukan oleh kemampuan seorang guru dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru hendaknya memahanmi dan menghayati wujud siswa sebagai manusia yang akan dibimbingnya. Seorang guru yang profesinya mengajar dan telah ditempa oleh ilmu pendidikan, sudah barang tentu tidak akan merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran.
Tetapi ada juga tenaga pengajar (guru) tidak tetap pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung, masih ada yang kuliah sambil mengajar, bahkan mengajarnyapun tidak hanya di satu tempat di Madrasah Aliyah Negeri 2 saja, mereka juga mengajar sebagai guru tidak tetap di sekolah atau madrasah lainnya.
Sedangkan untuk mengajar di tingkat Madrasah Aliyah itu sekurang-kurangnya pernah mengikuti Pendidikan Guru Agama untuk masa dahulu atau tamatan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) untuk masa sekarang, sebagai suatu lembaga pendidikan yang mampu menjalankan tugas selaku tenaga pendidik yang professional pada tingkatan Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Umum sederajat.
Hal inilah yang menjadi pemikiran penulis dan sekaligus melatarbelakangi pokok penulisan proposal yang akan diajukan untuk penyusunan atau penelitian skripsi. Dimana tenaga pengajar tidak tetap, tapi mampu melakukan kegiatan proses pembelajaran dengan baik. Apakah mengajar itu cukup dengan guru yang berilmu pengetahuan saja tetapi tidak berpengalaman ? Atau berpengalaman tetapi tidak berilmu pengetahuan ? atau dibutuhkan kedua-duanya?
Berdasarkan uraian diatas secara singkat bahwa guru tidak tetap berperan dalam keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung. Hal ini menjadi tanda Tanya dalam diri penulis, bagaimana cara pelaksanaan dan usaha guru bukan berlatar belakang pendidikan keguruan. Untuk itu penulis tertarik akan permasalahan ini, dan menuangkan kedalam bentuk skripsi yang berjudul : “Peranan Guru Tidak Tetap (Wiyata Bakti) dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran studi kasus di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung”

B.     Rumusan Masalah
1.         Bagaimana pelaksanaan pendidikan yang dilakukan guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
2.         Bagaimana usaha guru tidak tetap dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
3.         Apa hambatan dan solusi guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
4.         Bagaimana hasil yang telah dicapai guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.

C.     Tujuan Penelitan
1.         Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan yang dilakukan guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
2.         Untuk mengetahui bagaimana usaha guru tidak tetap dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
3.         Untuk mengetahui apa hambatan dan solusi guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
4.         Untuk mengetahui bagaimana hasil yang telah dicapai guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.

D.    Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis.
a.       Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi atau sebagai sumbangsih pikiran terhadap khazanah ilmiah dalam pengembangan kinerja guru tidak tetap dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
b.      Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1)      Bagi penulis
Hasil pembahasan skripsi ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengaktualisasikan berbagai macam ilmu pengetahuan serta sebagai salah satu pemenuhan akhir dari persyaratan menyelesaikan studi program strata satu pada (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) STAIN Tulungagung.
2)      Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa pada setiap proses pembelajaran yang diajarkan oleh guru tidak tetap baik secara konseptual maupun prosedural.
3)      Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat membantu sebagai umpan balik dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang lebih bermakna dan suasana belajar yang lebih menyenangkan.
4)      Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai tambahan pertimbagan untuk menentukan kebijakan dalam kinerja guru tidak tetap.

5)      Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai bahan kajian penunjang dan bahan pengembang perancang penelitian dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik di atas.
6)      Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Tulungagung sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.
7)      Bagi Lembaga Pendidikan Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung
Dapat dijadikan sebagai  masukan yang konstruktif  bagi lembaga tersebut dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di lembaga tersebut.

E.     Metode Penelitian

1.      Jenis Data

Jenis data dikumpulkan oleh penulis berupa data primer dan data sekunder:
a.       Data Primer
Data primer yaitu data yang berupa keterangan – keterangan langsung dari responden yang berkenaan dengan :
1)      Pelaksanaan Pendidikan yang dilakukan oleh guru tidak tetap.
2)      Usaha guru tidak tetap dalam meningkatkan prestasi siswa.
3)      Hasil belajar yang telah dicapai.
Responden disini, guru tidak tetap sebagai objek yang diteliti dan siswa kelas 2 IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung sebagai sample.
b.      Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, seperti mengenai :
1)      Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung
2)      Struktur organisasi Madrasaha Aliyah Negeri 2 Tulungagung
3)      Keadaan guru dan siswa sarana dan kurikulum.

2.      Data dan Sumber Data

a.       Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil dokumen. Data-data tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1)      Wawancara / Interview adalah percakapan maksud tertentu. Percapakan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[7] Wawancara yang akan dilakukan disini terhadap guru tidak yang dijadikan objek, kemudian kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung. Hasil wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran lebih dalam mengenai pemahaman guru, respon siswa, dan bentuk kesulitan yang dihadapi guru. Hasil wawancara akan melengkapi hasil tes untuk melihat pemahaman guru tidak tetap tersebut.
Adapun Metode wawancara ini digunakan dalam mengumpulkan data-data melalui percakapan dengan :
1.      Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung, Bapak Qomarul Huda, M.Ag.
2.      Tenaga pendidik/guru tidak tetap, Bapak M. Chobir Siroj, S.Pd.I. Dalam wawancara ini penulis ingin mengetahui bagaimana peran tenaga pendidik tidak tetap dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
3.      Jika memungkinkan kepada Siswa dan masyarakat sekitar Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
2)      Observasi, hasil observasi digunakan untuk melihat apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan. Dari hasil observasi dapat dilihat faktor-faktor yang mendukung atau menghambat proses belajar mengajar.
Metode observasi ini, digunakan dalam mengumpulkan data-data melalui pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Yang diamati adalah data-data atau bahan yang berkaitan dengan pokok permasalahan seperti :
1.      Mengamati kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan tenaga pendidik/guru tidak tetap untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,
2.      Lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,
3.      Dan lingkungan masyarakat sekitar Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
3)      Dokumentasi, menurut pengertian adalah kebenaran sesuatu yang dapat memberikan bukti-bukti dengan mempergunakan alat pembuktian atau bahkan yang mendukung sesuatu keterangan, penjelasan atau argumentasi.
Adapun metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data yang dikumpulkan itu berupa arsip-arsip, catatan-catatan dan memo-memo yang merupakan bukti yang otentik. Seperti data-data sekolah dan dokumen yang berkaitan dengan permasalahan.
Dan untuk lebih lengkapnya lagi tentang apa saja yang dibutuhkan oleh peneliti telah terlampir pedoman wawancara (Lampiran 1) pedoman observasi (Lampiran 2), pedoman Dokumentasi (Lampiran 3).
b.      Sumber data
Menurut Suharsimi Arikunto sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.[8]
Penelitian ini bersumber dari informasi guru tidak tetap dalam usahanya meningkatkan prestasi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
Sedangkan sumber lainnya dapat diambil dari Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri  2 Tulungagung serta dokumen di Madrasah tersebut.

3.      Prosedur Pengumpulan Data

Sesuai data yang akan dikumpulkan dalam penelitian, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini : Wawancara dan Observasi.
a.       Wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.[9] Pendapat lain mengemukakan wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang sistematis dan secara face to face.[10]
Disini prakteknya peneliti melakukan wawancara kepada responden yaitu guru tidak tetap di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung.
b.      Observasi, yaitu suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam rangka penelitian.[11]

4.      Teknik Analisis Data

Setelah berakhirnya pengumpulan data, maka dari sejumlah data ada pada penulis dipisah-pisahkan, kemudian data tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok sesuai dengan menurut jenisnya. Dari sejumlah data tersebut, setelah dikelompokkan yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing data tersebut penulis analisis sesuai dengan jenisnya.
Data yang bersifat kualitatif yang dimaksud adalah menghubungkan antara kerangka teori dengan kenyataan yang ada. Kenyataan tersebut dapat dipahami melalui bermacam-macam kegiatan yang ada hubungannya dengan peranan guru tidak tetap dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran.
Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model alir (flow model) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari 3 tahap yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan dan verifikasi.[12]
Sedangkan data yang bersifat kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan tabulasi, dari data-data tersebut dianalisis dengan tiga teknik. Adapun tiga teknik yang digunakan dalam penelitian adalah :
1.      Analisis Domain.
2.      Analisis Taksonomi.
3.      Analisa Komponensial.
Ketiga analisis data tersebut diatas, dapat penulis uraikan sebagai berikut :
1.      Analisis Domain
“ Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran-gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tantang apa yang mencakup suatu fokus atau pokok permasalahan yang diteliti permukaan tentang berbagai atau kategori-kategori konseptual (kategori-kategori simbolis yang mencakup atau mewakili sejumlah kategori atau symbol tertentu) “[13]

Dari penjelasan diatas, pada umumnya analisis domain dilakukan atau diterapkan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran-gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif. Dengan analisis domain penulis dapat menggambarkan keadaan lokasi penelitian atau hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Analisis domain ini adalah merupakan aspek produk penjelajahan atau masih bergerak ditingkat permukaan atau awal.
2.      Analisis Taksonomi
“ Analisis taksonomi pada analisis ini fokus penelitian ditetapkan pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena atau fokus penelitian tersebut “[14]
Dari penjelasan tersebut diatas bahwa analisis taksonomi yang ditujukan adalah struktur internal masing-masing domain dengan mengorganisasikan atau menghimpun elemen-elemen yang berkesamaan didomain, analisis taksonomi ini diterapkan dalam penelitian diwaktu penulis melakukan observasi dan wawancara terhadap pokok masalah yang akan dijadikan fokus penelitian.
3.      Analisis Komponensial
“ Analisis komponensial adalah analisis yang diorganisasikan, bukanlah kesamaan elemen dalam domain melainkan kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terseleksi “.[15]
Dari penjelasan diatas bahwa analisis komponensial ini adalah analisis yang mengorganisasikan kontras dan wawancara untuk menyelesaikan perbedaan yang terjadinya kontras antar domain.

5.      Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung adalah salah satu lembaga sekolah yang sedang berkembang dan perhatian masyarakat Tulungagung terhadap lembaga tersebut cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kuantitas siswa yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

6.      Tahap-tahap Penelitian

Secara umum kegiatan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan tindakan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri 4 tahap meliputi : (1) tahap perencanaan (plan), (2) tahap pelaksanaan tindakan  (act), (3) tahap observasi (observe), dan (4) tahap refleksi (reflect).[16]

F.      Rencana Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam membaca skripsi ini, maka dipandang perlu adanya sistematika pembahasan. Pembahasan dalam skripsi yang berjudul Peranan Guru Tidak Tetap (Wiyata Bhakti) dalam Menunjang Keberhasilan Proses Pembelajaran Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung ini nantinya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Bab I berisi pembahasan mengenai (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan/manfaat penelitian, (e) kerangka teori, dan (f) hipotesis.
Bab II berisi pembahasan mengenai (a) lingkup penelitian, (b) jenis dan sumber data, (c) populasi dan sampel, (d) metode pengumpulan data, (e) analisis data, dan (f) jadual penelitian.
Bab III berisi pembahasan mengenai (a) letak geografis dan historisnya (b) sturktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung, dan (c) keadaan guru dan siswa.
Bab IV berisi mengenai (a) pelaksanaan pendidikan yang dilakukan guru tidak tetap, (b) usaha guru tidak tetap dalam meningkatkan prestasi siswa, dan (c) hasil yang telah dicapai..
Bab V berisi mengenai (a) kesimpulan dan (b) saran-saran ditambah dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.






DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA

Faisal, Sanafiah, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang : YA-3, 1990.
Masri Singarimbun dan Sofian  Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1989.
Maunah, Binti,  Diktat Ilmu Pendidikan, Tulungagung : STAIN Tulungagung, 2003.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Rosdakarya, 2002.
Moeleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Ramaja Rosda Karya, 1988.
Sapari Imam Asy’ari, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Usaha Nasional, tt.
Suharsimi Arikunto, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006.


[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
[2] Maunah, Binti,  Diktat Ilmu Pendidikan, Tulungagung : STAIN Tulungagung, 2003, hal. 32
[3] Gemari, Pendidikan Bukan Hanya Tanggung Jawab Pemerintah, Edisi 106/Tahun Gemari X/Nopember, 2009, hal. 34
[4] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Rosdakarya, 2002, hal. 9.
[5] Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2003, hal. 185
[6] Rohmah, Siti (2005). Hubungan Kepuasan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) Dan Lingkungn Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Prestasi Belajar Siswa. Online http://digilip.upi.edu/pasca/available/etd-0109106-0943. 30/. [accessed 03/05/2010].
[7] Moeleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Ramaja Rosda Karya, 1988, hal. 135.
[8] Suharsimi Arikunto, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hal. 3
[9] Masri Singarimbun dan Sofian  Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1989, hal. 192.
[10] Sapari Imam Asy’ari, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Usaha Nasional, tt, hal. 87.
[11] Sapari Imam Asy’ari, Metodologi Penelitian..., hal. 82.
[12] Miles, M.B. dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi,
   (Jakarta: UI Press, 1992),  hal. 18
[13] Faisal, Sanafiah, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang : YA-3, 1990, hal. 91.
[14] Faisal, Sanafiah, Penelitian Kualitatif…, hal. 98.
[15] Faisal, Sanafiah, Penelitian Kualitatif..,, hal. 102.
[16] Suharsimi, Penelitian…, hal. 142.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar baik menunjukkan pribadimu !

Bottom Ad [Post Page]