Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Yahudi dengan mudah menjadi sasaran tudingan karena mereka tampak beruntung dengan perubahan masyarakatnya. Dalam masyarakat Eropa tradisional, orang Yahudi sebagai minoritas agama dikucilkan dan biasanya tidak diperbolehkan berperan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat: politik, pemilikan tanah dan banyak jenis pekerjaan dilarang bagi mereka. Runtuhnya tatanan sosial tradisional dan perkembangan ke arah masyarakat industri berarti juga berakhirnya larangan lama dan kemungkinan mobilitas sosial bagi semua orang Eropa termasuk Yahudi. Bagi golongan yang telah menghilangkan privilese lama dalam proses modernisasi ini, atau yang merindukan masyarakat tradisional, Yahudi menjadi simbol dari semua perubahan yang terjadi; sikap anti-kemodernan diungkapkan dalam bentuk antisemitisme.
Di dalam makalah ini kami akan membahas lebih spesifik lagi tentang atau yang berkaitan dengan agama yahudi dan itupun tidak keluar dari lingkup pembahasan yang sudah ditetapkan seperti dimulai dari sejarahnya, ajarannya, aliran-alirannya dan perkembangan atau bagaimana peran dari agama ini, karena sebagaimana yang diketahui bahwa agama ini tidak diakui pada Negara Indonesia.


B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah sejarah agama yahudi ?
  2. Bagaimanakah ajaran - ajaran agama yahudi ?
  3. Bagaimanakah aliran – aliran agama yahudi ?
  4. Bagaimana agama yahudi di Indonesia ?
C.     Tujuan Masalah
  1. Agar pembaca mengetahui sejarah agama yahudi.
  2. Agar pembaca mengetahui ajaran - ajaran agama yahudi.
  3. Agar pembaca mengetahui aliran – aliran agama yahudi.
  4. Agar pembaca mengetahui bagaimana agama yahudi di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sejarah Agama Yahudi  dan Kristen
1. Agama Yahudi
Agama Yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh tuhan kepada nabi Ibrahim. Agama ini telah berusia lebih dari 33 abad sampai abad ini, oleh karena agama tersebut diajarkan oleh Musa pada abad ke-13 SM dan kira-kira pada abad ke-4 sesudah nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang rasulullah adalah dibesarkan oleh Islam dan Kristen. Dengan demikian beliau sudah pasti membawa agama lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang diterima dari Allah. Dengan alasan berbagai macam, sarjana-sarjana Barat yang beragama Kristen memandang agama Yahudi menjadi induknya agama Islam dan agama Kristen. Tetapi anehnya pada masa sekarang hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas, yaitu pada bangsa Israel saja yang jumlahnya lebih kurang 4 juta jiwa.
Dalam apa yang disebut “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan” telah disebutkan beberapa prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji tersebut dipenuhi, Tuhan akan memberikan pahala, baik didunia maupun diakhirat. Misalnya tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut.
Agama ini dinamakan menurut nama kepala salah satu suku di Israel, suatu agama yang kemudian dipeluk oleh bangsa Israel yang sekarang membentuk sebuah Negara yang bernama Negara Israel.[1]
2. Agama Kristen
Agama Kristen pada dasarnya adalah suatu agama sejarah, artinya, landasan utama berdirinya agama ini bukan terletak pada asas-asas yang bersifat umum, tetapi didasarkan pada kejadian-kejadian nyata, yaitu pada peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya terjadi dalam sejarah. Peristiwa yang terpenting dalam rangkaian-rangkaian peristiwa tersebut adalah kisah kehidupan tukang kayu yahudi yang tidak dikenal, yang seperti telah sering di tunjukkan lahir disebuah kandang hewan, meninggal dalam usia 33 tahun dengan tuduhan sebagai penjahat dan bukan sebagai seorang pahlawan, tidak memiliki harta apapun, tidak pernah mengikuti pendidikan, tidak mempunyai pasukan, dan jangankan menulis buku, satu-satunya tulisan yang pernah digoreskan hanyalah tulisan di atas pasir. Walaupun demikian, seperti telah dijelaskan oleh Jeorge Buttrick, tanggal dan lahirnya di ingat oleh seluruh dunia dan saat kematiannya di peringati dengan palang salib di seluruh plosok.[2]
Pendiri agama Kristen itu adalah seorang Yahudi  bernama  Yesus, yang  lahir  di Betlehem, Palestina, antara tahun 8 hingga 4 SM. Tradisi biasanya menyebutkan bahwa dia lahir dalam bulan Desember  tahun  pertama  era Kristen yaitu, tahun 1 M, akan tetapi telah diketahui sekarang bahwa hal ini  salah.  Dalam catatan-catatan yang menyangkut Yesus -yakni Injil, empat di antaranya  terdapat  dalam  perjanjian  baru  yang   ditulis Matius, Markus, Lukas, dan Yahya- kita diberi tahu bahwa dia lahir selama berkuasanya Raja Herodes dan pada saat Kerajaan Romawi   melaksanakan   sensus   penduduk.  Kerajaan  Romawi melaksanakan  sensus  penduduk  empat  belas  tahun  sekali. Sensus  pertama  berlangsung  tahun  6  M; ini berarti bahwa sensus sebelumnya dimulai tahun 8  SM,  selama  pemerintahan Kaisar  Augustus  dan  tanah  Judea diperintah Kerenius yang dapat di baca dalam Lukas kitab suci umat kristiani (Injil) 2:1-5.  Disitu  juga  diberi  tahu tentang  bintang  yang  menuntun orang Majus ke tempat Yesus berada,  dan  astronom  Keppler,  menghitung  bahwa   timbul konjungsi antara Saturnus, Jupiter, dan Mars kira-kira tahun 7 SM yang menampakkan kesan sebagai bintang baru yang terang benderang.  Semua  data ini mendukung kesimpulan bahwa Yesus lahir antara tahun 8 hingga 4 SM. Kita juga dapat  menentang pendapat  bahwa  Yesus  lahir  bulan  Desembers karena dalam Injil Lukas terdapat gembala yang  menggembalakan  ternaknyapada  malam  hari (2:8). Namun di Palestina pun cuaca dinginvdan turun salju, jadi saat kelahiran itu  pastilah  di  luar musim dingin karena para gembala tidak akan keluar pada saat tersebut. Musim yang lebih mungkin adalah  musim  semi.
Yesus menyebarkan agama Kristen ini selain dengan berdakwah  juga dengan menyembuhkan banyak penyakit  dan  bahkan  menghidupkan  kembali   orang   mati. Perlahan-lahan  namanya  termasyhur  ke  seluruh  negeri dan orang  mulai  berbisik-bisik  mempersoalkan  siapakah   dia, dan akhirnya yang dikenal dengan “ sang penyelamat “ sampai sekarang.

B.     Ajaran – Ajaran Agama Yahudi
Dalam “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan” telah disebutkan beberapa prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji tersebut dipenuhi, tuhan akan memberikan pahala, baik didunia maupun diakhirat. Misalnya tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut.
Agama Yahudi terkenal dengan agama monotheisme mutlak (tauhid) yang meletakkan dasar kepercayaan kepada tuhan yang maha Esa pada tempat pertama. Setiap orang Yahudi yang akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, harus lebih dahulu mengucapkan “shemah” yaitu ucapan sebagai berikut :
“dengarkanlah hai bangsa Israel, tuhan kita yang kita sembah adalah maha Esa”
Nabi Musa setelah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir Kuno, kemudian membawa pengikut-pengikutnya ke Lembah Bukit Sinai (Tursina) dimana ia menunjukkan kepada mereka dua buah papan yang bertuliskan 10 perintah tuhan atau yang disebut oleh orang barat dan orang Kristen adalah “Ten Comindments” yang mengandung pengertian sebagai berikut :
1.      Saya adalah tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah belenggu; kau tidak mempunyai tuhan selain aku.
2.      Kamu tidak boleh membuat persamaan atau menyamarkan segala sesuatu yang ada dilangit sebelah atas, atau diatas bumi, atau apa-apa yang ada dalam air, dibawah bumi dengan tuhan.
3.      Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama tuhanmu.
4.      Ingatlah hari sabath, untuk disucikannya.
5.      Hormatilah ayah ibumu.
6.      Kamu dilarang membunuh
7.      Kamu dilarang mencuri
8.      Kamu dilarang bersaksi palsu
9.      Kamu dilarang berbuat zina
10.  Kamu dilarang bernafsu lobak tamak terhadap milik orang lain

Kemudian ten comendement ini dijadikan inti ajaran kitab taurat dan dijadikan sumberhukum yahudiserta kepercayaan dan ethiknya. Dengan comendement ini pula orang Yahudi telah membuang faham agama bangsa primitif.
Adapun pokok-pokok agama yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan, menurut salah seorang sarjana yahudi yang pernah menjadi direktur lembaga kebudayaan yahudi Joseph Gerr dalam bukunya ”what the great religion believe” p. 114 adalah sebagai berikut :
“kepercayaan orang yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan sampai sekarang ini, ada beberapa kepercayaan dan upacara-upacara yang telah di tinggalkan. Dan beberapa yang telah dirubah dan disusun disesuai dengan kebudayaan yang mana agama tersebut mengandung hubungan-hubungan, sehingga kebudayan ataupun upacar-upacara tersebut mengalami pengertian yang baru.Tetapi ada beberapa kepercayaan kuno yang tersusun dalam tradisi yang masih tetap merupakan warisan masa lampau dan masih tetap mendapatkan pengikut-pengikutnya yang setia”
Dengan demikian agama yahudi pada masa sekarang atau masa-masa selanjutnya sudah tak dapat lagi disebut sebagai agama wahyu, karena telah mengalami perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pengikut-pengikutnya sendiri. Seperti halnya yang dikatakan dalam sebagian kitab taurat 33/50-53, dikatakan, “Tuhanmu telah berfirman kepada Musa….. katakanlah kepada Bani Israil, kamu sekalian menyebrangi negeri Urdu ke tanah Kan’an,maka usirlah penduduk setempat dengan paksa, dan hapuslah segala hasil karya mereka, keluarkanlah bangunan-bangunannya, rebutlah tanahnya, dan tinggallah disana, karena sesungguhnya aku memberi tanah kepada kalian semua untuk dimiliki hanya oleh kalian. Jika kita teliti lebih seksama ajaran lama yang tidak diperkenankan untuk membunuh,tetapi dalam kitab taurat yang telah diperbaharui ini justru menyuruh untuk membunuh. Dan hal ini amatlah mustahil jika benar ini adalah wahyu dari Tuhan.[3]
Ajaran terpenting agama Yahudi atau Yudaisme adalah bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Yahweh, yang menghendaki manusia menaati ajaran-ajaran moral dan etika yang tercantum dalam kitab suci. Ajaran-ajaran dan hukum dasar Yudaisme dilandaskan pada dua kumpulan Kitab Suci. Yang pertama adalah Torah, lima buku pertama dari apa yang oleh pemeluk Kristen disebut Alkitab Perjanjian Lama. Torah mengandung hukum dasar ajaran Yudaisme dan menuturkan sejarah nenek-moyang manusia sejak Adam dan Hawa. Kitab suci kedua adalah Talmud.
Talmud adalah kumpulan tulisan mengenai hukum, tata cara do’a dan etika, disamping sejarah dan cerita-cerita rakyat Yahudi. Pemeluk Yudaisme atau agama Yahudi meyakini adanya perjanjian khusus yang dibuat Yahweh dengan Abraham, kakek-moyang bangsa Israel, dimana Yahweh berjanji akan memberkati Abraham dan keturunannya jika mereka tetap yakin dan percaya kepadaNya. Yahweh kemudian memperbaharui perjanjian itu dengan putra Abraham, Ishak dan putra Ishak: Ya’kub. Ya’kub yang juga disebut Israel memiliki putra 12 orang, yang kemudian menurunkan bangsa Israel. Musa adalah pemimpin mereka yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Bangsa Israel menjalankan  kehidupan sehari-hari dan membangun masyarakat mereka, tetapi berlainan dengan pemeluk agama lain, misalnya Kristen atau Islam, penganut Yudaisme tidak berusaha aktif untuk menarik pemeluk agama lain untuk pindah ke agama mereka. Ini karena keyakinan bahwa agama Yahudi hanya diperuntukkan bagi bangsa Israel, yang mereka  sebut sebagai bangsa pilihan Yahweh.
Pemeluk agama  Yahudi juga meyakini akan datangnya seorang messiah yang akan mempersatukan pemeluk Yahudi. Tetapi mereka menolak Isa Almasih dan Injil Perjanjian Baru yang  menjadi dasar keyakinan agama Kristen. Secara garis besar Yudaisme terbagi atas aliran Yudaisme Ortodox, Yudaisme Reformasi dan Yudaisme Konservatif. Yahudi ortodoks menaati dengan ketat  semua aturan dan larangan yang tercantum dalam kitab  Torah dan Talmud misalnya larangan mengenai makan dan  minum. Mereka sembahyang tiga kali sehari, pagi, sore dan setelah matahari terbenam. Yang pria mengenakan tutup kepala kecil sepanjang waktu sebagai pertanda  hormat kepada Yahweh.  Ajaran Yudaisme Reformasi lebih menekankan pada Torah,  tetapi mereka mempertanyakan Talmud. Mereka juga  mengatakan praktek keagamaan tradisional tidak banyak artinya dan tidak harus diikuti. Mereka hanya sembahyang pada hari Sabbath (Sabtu).
Penganut Yudaisme Konservatif berkeyakinan Talmud sama pentingnya dengan Torah, tetapi menurut mereka praktek  keagamaan dan tata-cara dapat disesuaikan dengan perubahan zaman. Hari suci saat istirahat pemeluk Yahudi adalah hari Sabtu yang mereka sebut Sabbath, yang diawali sejak matahari terbenam hari Jumat sampai Sabtu malam. Pada hari ini, pemeluk Yahudi menghadiri kebaktian di rumah ibadat mereka yang disebut sinagog dan menyantap makanan khusus di rumah. Pada hari Sabtu atau Sabbath ini pemeluk Yahudi Ortodox tidak boleh bekerja, tidak boleh bepergian dan tidak boleh membawa uang. Ada beberapa larangan menyangkut makanan. Pemeluk Yahudi dilarang makan daging babi dan hewan berkuku ganjil. Mereka juga dilarang makan kerang-kerangan serta daging hewan yang dapat hidup di darat dan di air seperti kepiting, kodok dan kura-kura. Minuman keras dan roti beragi dijauhi. Mereka juga menyimpan terpisah daging dan susu, yang tidak boleh sama-sama disuguhkan di meja makan. Seperti pemeluk Islam, pemeluk Yahudi juga mengkhitan atau menyunat anak laki-laki, yang dilakukan pada saat ia berusia 8 hari.
Kaum yahudi yang paling utama dewasa ini adalah : Ashkenazim, yaitu bentuk plural dari ashkenaz dari bahasa ibrani yang berarti Jerman, yaitu orang yahudi eropa terutama eropa timur, bahasa yang mereka pakai adalah bahasa yudish. Zaman sekarang kelompok Ashkenazim di eropa sudah hampir punah, mereka banyak di dapati di AS dan Israel. Kaum Ashkenazim sebagai sebuah kaum yang cukup tertutup banyak yang mengidap penyakit keturunan. Tetapi salah satu penyakit turunan yang berhubungan dengan penyakit otak, membuat mereka memiliki skor IQ tertinggi di dunia.

C.     Aliran – Aliran Agama Yahudi
  1. Parisi
Perkataan parisi berarti menyendiri atau berpecah. Jadi aliran parisi adalah aliran yang selalu menyendiri dan selalu berada dalam atau ingin kepada perpecahan. Nama ini adalah nama yang diberikan oleh orang yang tidak senang terhadap mereka, mereka sendiri menamakan dirinya adalah pendeta-pendeta agama atau saudara-saudara dijalan Yeovah (sebutan Tuhan bagi mereka).
Pengikut aliran ini terdiri dari hampir semua orang kebanyakan. Mereka terkenal dengan keimanan yang kuat, gagah berani, bekerja sebagai guru, pengkhotbah, atau sebagai penyebar agama. Kebanyakan penganutnya terutama para pemukanya hidup membujang, tidak kawin, tinggal dalam biara-biara, condong kepada kehidupan zuhud, dan tidak melaksanakan ibadah-ibadah yang berbentuk korban.
Mereka mempercayai hari kiamat dan kebangkitan dalam kubur, adanya akherat, dan percaya pada malaikat. Menurut mereka, bukan taurat saja yang harus diikuti sebagai kitab suci karena disamping taurat, masih banyak terdapat cerita-cerita mulut, peraturan, wasiat, keterangan dan kenyataan-kenyataan yang harus dianggap sebagai taurat tidak tertulis, yang telah diperbincangkan oleh para rabbi dari generasi ke generasi, sebagian mungkin telah dituliskan karena khawatir akan hilang itulah dia Tamlud’’.
2. saduki
Sebagian ahli mengatakan bahwa sadduki berasal dari kata saduk yaitu nama seorang ketua agama yang agung pada masa sulaiman. Aliran ini tidak percaya pada adanya akhirat, begitu juga mereka tidak mengakui adanya pembalasan, hidup sesudah mati, surga dan neraka. Mereka tidak mengamalkan tamlud, begitu juga taurat tidak mereka sucikan keseluruhannya. Keabadian individu, wujud malaikat dan syaitan di inkari mereka. Tidak menerima qada’ dan qadar, sebaliknya memegangi kebebasan mutlak. Semua perbuatan manusia adalah kehendak manusia sendiri, bukan kuasa Yehovah. Begitu juga tidak ada juru selamat yang ditunggu-tunggu.[4]
  1. Essenes
Golongan ini tidak melaksanakan korba binatang,mereka mengatakan bahwa jiwa mulia adalah satu-satunya korban yang sah.Mereka menentang perbudakan. Mereka mengajarkan cinta kepada Tuhan,tentang ibadat dan juga tentang manusia.Angota-angota golongan ini dapat ditandai dengan kebaikan mereka,persamaan mereka dalam masyarakat,mereka menganggap uang dan keduniaan itu sebenarnya tidak lain dari permainan dunia belaka.Mereka tinggal didaerah-daerah dimana mereka mempunyai rumah-rumah sederhana dan  perabotan-perabotan yang sederhana pula.semua anggotanya tidak kawin,tetapi mereka mengangkat anak untuk di Jadikan anggota dan dididik dengan pendidikan Essenes.[5]
4. Golongan fanatik atau Zealots
Golongan ini bersikap keras terhadap golongan-golongan lain,sikap mereka lebih keras lagi terhadap orang-orang yang dituduh tidak berTuhan.Mereka mempunyai semboyang”setiap orang hendaknya jangan terlalu mengharapkan pertolonga Yehovah,sebaliknya percayalah kepada kekuatan sendiri dan berusaha menolong yehovah dalam mewujudkan apa yang dicitacitakan.[6]

D.    Agama Yahudi di Indonesia
Yahudi di Indonesia membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Yahudi, yang kebanyakan merupakan Yahudi Sephardi.
Pada tahun 1850-an, pengelana Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di Hindia Belanda, setelah mengunjungi Batavia. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda, yang bekerja sebagai pedagang atau berhubungan dengan rezim kolonial. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran dari Irak atau Aden.
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia menderita ketika Pendudukan Jepang di Indonesia, dan mereka dipaksa untuk bekerja di kemah. Setelah perang, Yahudi yang dilepas menemui berbagai masalah, dan banyak yang beremigrasi ke Amerika Serikat, Australia atau Israel.
Pada akhir 1960-an, diperkirakan 20 orang Yahudi tinggal di Jakarta dan 25 orang tinggal di Surabaya. Pada sensus tahun 2000, orang Indonesia yang menyatakan sebagai Yahudi berjumlah sekitar 200 orang saja. Mereka memiliki sebuah sinagoga di Surabaya, Jawa Timur.
Di bidang bisnis, orang Yahudi di Jakarta menguasai pusat bisnis elite di Pasar Baru, Jalan Juanda, dan Jalan Majapahit. Mereka menguasai perdagangan permata, jam tangan, dan kacamata. Pusat hiburan elite di Jakarta juga diramaikan oleh pemusik Yahudi Polandia. Akhirnya, Batavia menjadi salah satu kota zionis yang terpenting di Asia.[7]
Ada dua hal menarik berkenaan dengan munculnya Yahudi sebagai simbol dalam wacana Islam di Indonesia :
Pertama, Yahudi seringkali disebut dalam konteks kekhawatiran tentang adanya konspirasi untuk menghancurkan Islam. Banyak aspek proses modernisasi, berikut sekularisasi dan rasionalisasi, pergeseran nilai-nilai tradisional, globalisasi ekonomi dan budaya, individualisme dan hedonisme dilihat sebagai hasil rekayasa, bukan proses yang berdiri sendiri. Semua perkembangan barusan diduga kuat telah direncanakan dan dilaksanakan oleh persekongkolan yang memusuhi Islam dan ingin menghancurkannya. Konspirasi rahasia tersebut diidentikkan dengan Yahudi dan Zionis; tetapi setiap orang yang dianggap berjasa demi tujuan persekongkolan tersebut, walaupun agama dan kebangsaannya berbeda, bisa saja dijuluk Yahudi.
Kedua, teori-teori konspirasi dan kecenderungan untuk mengkambinghitamkan Yahudi tentu saja tidak lahir di Indonesia melainkan berasal dari negara-negara Arab - utamanya Arab Saudi, Kuwait dan Mesir. Menyembulnya kebencian kebanyakan orang Arab saat ini kepada orang Yahudi tak bisa dilepaskan dari masalah Palestina. Keprihatinan tentang Zionisme Israel sangat wajar. Meski di sini perlu ditambahkan, kepercayaan akan adanya konspirasi Yahudi untuk menghancurkan Islam dan menguasai seluruh dunia bukan hanya reaksi terhadap eksistensi Israel saja, dan sesungguhnya juga disebabkan penyebaran antisemitisme Barat ke negara-negara Arab.[8]
Tidak terlalu mengejutkan kalau kita menyaksikan di Indonesia belakangan ini pemikir-pemikir Islam berwawasan kosmopolit sudah mulai dijuluk "Yahudi" dan "Zionis" pula. Gerakan pembaharuan Islam yang mengkritik faham-faham mapan, menawarkan pola penafsiran baru dan menganjurkan sikap toleran terhadap sesama Muslim maupun penganut agama lain, tentu saja dicurigai oleh golongan yang berpegang kuat kepada faham mapan.
Sepanjang sejarah, para pembaharu sering dituduh ingin menghancurkan agama (sedangkan mereka sendiri mengaku ingin mengembalikan esensi agama kepada kedudukan yang sentral). Dengan semakin populernya teori tentang konspirasi Yahudi, dan mengikuti logika bahwa setiap hal yang mengancam Islam atau kemapanan apa pun adalah ulah Yahudi-Zionis, dengan sendirinya gerakan pembaharuan Islam mudah dituding sebagai bagian dari konspirasi Yahudi. Setidaknya terdapat dua dimensi pada penjulukan "Yahudi" terhadap sementara pemikir Islam yang liberal. Yang pertama menyangkut pemikiran mereka, yang dituduh dipengaruhi oleh orientalisme (dan orientalisme, tentu saja, dianggap sebagai salah satu senjata Yahudi dalam usahanya untuk menghancurkan Islam). Yang kedua, dan ini yang lebih penting, menyangkut kosmopolitanisme dan kemodernan mereka serta golongan sosial yang merupakan pendukung utama mereka. Sindiran dengan mencap "Yahudi" dan "Zionis" pernah dilontarkan dalam polemik melawan Nurcholish Madjid dengan Paramadinanya dan kemudian pula melawan LSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat) dan majalah Ulumul Qur'an (pernah dijuluk Ulumul Talmud oleh pihak penentang). Yang dimaksud, agaknya, bukan saja keterbukaan, toleransi dan sikap berdamai mereka terhadap agama Kristen dan Yahudi, melainkan sesuatu yang lebih mendasar.
Baik Paramadina maupun LSAF mewakili trend baru dalam umat Islam, berkaitan erat dengan munculnya kelas menengah Islam yang sedang naik daun (dalam ekonomi maupun politik) dan yang mencari gaya Islam yang modern, bergengsi, "canggih" dan "trendy". Kelas baru ini, lebih terpelajar, kosmopolit dan percaya pada diri daripada generasi-generasi sebelumnya.
Berikut mereka ini bergaya hidup modern dan individualis serta mungkin pula kurang peduli terhadap kesenjangan sosial yang ada. Bukankah mereka ini yang merupakan sasaran sebenarnya dari julukan "Yahudi"? Dalam polemik berkelanjutan antara penulis muda serial Media Dakwah dengan majalah Ulumul Qur'an, mencerna juga adanya pertentangan "orang kampungan" lawan "orang gedongan", yang masing-masing mempunya gaya menghayati Islam sendiri.
Di negara Pancasila, pertentangan "antar-golongan" tidak bisa diungkapkan secara terang-terangan, dan itu yang membuat kata "Yahudi" begitu berguna bagi orang tertentu. Indonesia tidak punya hubungan dengan Israel, dan agama Yahudi tidak termasuk lima agama yang resmi diakui. Oleh karena itu, mengutuk Yahudi tidak mengandung risiko tuduhan SARA, berbeda dengan kutukan terhadap pengusaha Cina, pejabat Katolik atau Orang Kaya Baru (bangsa Pondok Indah). Secara demikian teori konspirasi Zionis - Yahudi - Freemasonry - Rotary Club, yang diimpor dalam bentuk siap pakai, terbukti mempunyai fungsi serbaguna di Indonesia. Bukan saja semua perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi dalam masyarakat dapat "dijelaskan" dalam kerangka teori ini, melainkan golongan yang tidak disegani pun dapat dengan mudah dituding pula sebagai bagian dari konspirasi yang sama.
Wacana tentang Yahudi dan konspirasi untuk menguasai dunia, dengan Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion sebagai sumber utama, berasal dari Eropa dan masih mencerminkan pertentangan sosial di Eropa pada masa laju modernisasi berlangsung begitu cepat. Wacana tersebut sampai ke Indonesia melalui Timur Tengah (terutama Arab Saudi) setelah menjadi bagian dari pandangan dunia Islam yang dipropagandakan Rabithah Al-`Alam Al-Islami. Di Indonesia, wacana ini telah mendapat fungsi baru dan diterapkan untuk membicarakan pertentangan yang sesungguhnya kasatmata namun tidak bisa dibicarakan secara terbuka.
Wacana ini tidak membantu untuk memahami apa yang terjadi di sekitar kita, tetapi mungkin saja lebih memuaskan sebagai penjelasan dan pembenaran kegagalan orang daripada sebuah analisa yang sungguh-sungguh. Dan sejarah Eropa abad terakhir ini menunjukkan betapa berbahaya wacana ini.[9]













BAB III
P E N U T U P

Kesimpulan
Agama Yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh tuhan kepada nabi Ibrahim. Agama ini telah berusia lebih dari 33 abad sampai abad ini, oleh karena agama tersebut diajarkan oleh Musa pada abad ke-13 SM dan kira-kira pada abad ke-4 sesudah nabi Ibrahim meninggal dunia.
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia.
Agama yahudi pada masa sekarang atau masa-masa selanjutnya sudah tak dapat lagi disebut sebagai agama wahyu, karena telah mengalami perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pengikut-pengikutnya sendiri. Agama Yahudi terkenal dengan agama monotheisme mutlak (tauhid) yang meletakkan dasar kepercayaan kepada tuhan yang maha Esa pada tempat pertama. Aliran-aliran agama yahudi ; Parisi, Saduki, Essenes dan Zealots.
Ada dua hal menarik berkenaan dengan munculnya Yahudi sebagai simbol dalam wacana Islam di Indonesia :
Pertama, Yahudi seringkali disebut dalam konteks kekhawatiran tentang adanya konspirasi untuk menghancurkan Islam. Banyak aspek proses modernisasi, berikut sekularisasi dan rasionalisasi, pergeseran nilai-nilai tradisional, globalisasi ekonomi dan budaya, individualisme dan hedonisme dilihat sebagai hasil rekayasa.
Kedua, teori-teori konspirasi dan kecenderungan untuk mengkambinghitamkan Yahudi tentu saja tidak lahir di Indonesia melainkan berasal dari negara-negara Arab - utamanya Arab Saudi, Kuwait dan Mesir. Menyembulnya kebencian kebanyakan orang Arab saat ini kepada orang Yahudi tak bisa dilepaskan dari masalah Palestina.



DAFTAR PUSTAKA


Ali Mukti, Agama Yahudi, PT. Bagus Arafah, Yogyakarta, 1982. h. 199-200
Arifin. H. M. Prof, Menguak Misteri Agama-agama Benar Dunia- Cet. Ke 6, Jakarta,: PT. Golden Trrayon Press,1995.
Huston Smith, Agama-Agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2001.h. 355-356
http://tarbiyah-uin.blogspot.com/2008/10/html.


[1] Prof. H. M. Arifin, Menguak Misteri Agama-agama Benar Dunia- Cet. Ke 6, Jakarta,: PT. Golden Trrayon Press,1995.
[2] Huston Smith, Agama-Agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2001.h. 355-356
[3] http://tarbiyah-uin.blogspot.com/2008/10/html.
[4] Ali Mukti, Agama Yahudi, PT. Bagus Arafah, Yogyakarta, 1982. h. 199-200
[5] Ali Mukti, Agama Yahudi..., h. 202
[6] Ali Mukti, Agama Yahudi..., h 203
[8] http://www.scribd.com/doc/13163758/Yahudi-Sebagai-Simbol-DalamWacana-Islam-Indonesia-Masa-Kini
[9] http://www.scribd.com/doc/13163758/Yahudi-Sebagai-Simbol-DalamWacana-Islam-Indonesia-Masa-Kini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar baik menunjukkan pribadimu !

Bottom Ad [Post Page]