Oleh: Afiful Ikhwan*
A. Mengenal e-Learning
E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan
jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya
internet, video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara
langsung dan tidak langsung).
Kegiatan e-learning termasuk dalam model pembelajaran
individual. Menurut Loftus (2001) dalam Siahaan (2004) kegiatan e-learning
lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan
konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir
atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara
fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan,
atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya.
B. Filosofi e-learning
Pertama,
elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line.
Kedua,
e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai
belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap
buku teks, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab
tantangan perkembangan globalisasi.
Ketiga,
e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di
dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan
content dan pengembangan teknologi pendidikan.
Keempat,
Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya.
Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan
lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang
lebih baik.[1]
C. Profil Peserta e-Learning
Profil
peserta e-learning adalah seseorang yang :
(1) mempunyai
motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar secara
bersungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri
peserta belajar itu sendiri.
(2) senang
belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan diri terus
menerus, dan yang menyenangi kebebasan.
(3) mengalami
kegagalan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah konvensional dan membutuhkan
penggantinya, atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak
disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat
kelulusan sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui
e-learning, serta yang terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai
pertimbangan.[2]
Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau
Computer Assisted Instruction (CAI) merupakan awal mula kemunculan dari
e-learning.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, penerapan
e-Learning merupakan suatu strategi yang efektif untuk mengejar ketertinggalan
bangsa kita dengan bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), terutama teknologi informasi. Sebagai
solusi, e-Learning memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih
murah, lebih baik, serta lebih cepat.
Dikatakan lebih murah karena, metode
pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan peserta kegiatan belajar mengajar
menghadiri suatu ruang tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai ruang
pertemuan dan ruang tempat proses belajar mengajar terjadi. Selain itu, dengan
metode e-Learning, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan seorang
tutor.
Dikatakan lebih baik karena, metode
pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang peserta sebagai bagian
dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya.
Artinya, kecepatan belajar ditentukan oleh diri sendiri bukan oleh kemampuan yang
diseragamkan dalam kelas. Hal ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki
intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah yang ingin dipelajari
secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang
menarik.
Dikatakan lebih cepat karena, metode
pembelajaran secara e-Learning memberi kebebasan kepada pesertanya untuk tidak
menghadiri ruang kelas apabila mereka ingin mendapatkan jawaban atas
permasalahan mengenai suatu bidang yang saat ini digelutinya atau
dipelajarinya, asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi
informasi (misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera mendapatkan
informasi yang dicarinya, bahkan tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan
informasi jauh melebihi dari apa yang ia cari. Ini sangat berbeda sekali dengan
metode pembelajaran konvensional, dimana apabila ada suatu masalah yang
memerlukan jawaban, biasanya solusi dari masalah tersebut dijabarkan hanya di
ruang kelas saja, umumnya dilakukan oleh staf pengajar.
Setiap orang atau organisasi yang ingin memenangkan
suatu persaingan yang sedemikian kompetitif, harus mengambil langkah-langkah
yang positif secara cepat. E-learning sebagai suatu strategi dan solusi
mengakselerasi kondisi yang sedemikian cepatnya menjadi suatu hal yang sinkron,
sehingga dapat dikatakan e-learning adalah senjata yang ampuh untuk diterapkan
dalam memenangkan persaingan yang semakin kompetitif di era globalisasi ini.[3]
Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas
belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks pengertian belajar yang efektif
(baik menggunakan awalan “e” ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar
transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus
menghasilkan perubahan yang terjadi akibat dari pengalaman.[4]
Belajar
yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut :
· melibatkan pembelajar dalam proses
belajar.
· mendorong munculnya ketrampilan untuk
belajar mandiri (learning how to learn)
· meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
pembelajar.
· memberi motivasi untuk belajar lebih
lanjut.
Upaya Memanfaatkan
E-learning untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran di Sekolah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensi
sekolah-sekolah di negara kita sangat beragam. Hal ini tidak terlepas dari
faktor giografis dan topografis di negara kita yang beragam pula. Ditambah pula
adanya faktor kultural yang ada pada berbagai suku juga beragam.
Terlepas dari hal diatas telah kita ketahui bersama
bahwa keberadaan seperangkat komputer pada suatu sekolah sampai saat ini secara
garis besar masih cukup jarang, artinya sekolah yang memiliki fasilitas
komputer dengan sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer masih banyak
yang belum memiliki fasilitas computer, khususnya di pe-desaan. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor, yaitu :
(1) faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana
untuk membeli seperangkat komputer,
(2) faktor kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya
masih banyak guru di sekolah dasar belum mampu mengoperasikan komputer ( GAPTEK
= Gagap Teknologi ),
(3) Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah
yang tidak aman enggan untuk membeli komputer.[5]
D.
Kelebihan E-Learning & Kekurangan E-Learning di Era Globalisasi
Kelebihan yang paling menonjol dari pembelajaran menggunakan
komputer dalam hal ini e-learning adalah kemampuan siswa untuk dapat belajar mandiri.
Karena sifat komputer yang lebih personal/individu, dapat membantu siswa untuk
belajar mandiri dengan atau tanpa bimbingan langsung dari gurunya. Guru dalam
hal ini pembelajaran dengan e-learning, dapat melaksanakan pembelajaran tanpa
tatap muka secara langsung. Dengan kata lain, dengan atau tanpa gurupun
pembelajaran secara mandiri tetap bisa berlangsung. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh beberapa ahli di bawah ini.
Darsono (2001) menyatakan bahwa prinsip memahami sendiri
(belajar mandiri) sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan
prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri (tidak minta
tolong orang lain) akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dalam
pemahaman yang lebih mendalam. Prinsip ini telah dibuktikan oleh John Dewey
dengan “lerning by doing” nya. Lebih lanjut prinsip memahami sendiri ini
diartikan bahwa hendaknya siswa tidak hanya tahu secara teoritis, tetapi juga
secara praktis. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning dapat menumbuhkan
sikap belajar mandiri.
Arsyad (2002) menyatakan bahwa media pembelajaran dengan
komputer dapat menampilkan dengan baik berbagai simulasi, visualisasi,
konsep-konsep, dan multimedia yang dapat diakses user (siswa) sesuai dengan
yang diinginkan sehingga visualisasi yang bersifat abstrak dapat ditampilkan
secara konkrit dan dipahami secara mendalam. Maka dengan menggunakan
e-learning, siswa mendapatkan kemudahan dalam mengatasi pembelajaran fisika
yang banyak menampilkan visualisasi yang bersifat abstrak. Media pembelajaran
ini dapat menampilkan konsep yang bersifat abstrak ke dalam konsep yang
bersifat konkrit sehingga pemahaman siswa lebih mendalam.
Kelemahan,
Ada
beberapa kelemahan dalam e-learning yang sering menjadi pembicaraan, antara
lain kemungkinan adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Kuldep
Nagi dari Amerika, memberikan ide untuk mengaktifkan diskusi kelompok secara
online dan membatasi kadaluwarsa soal-soal ujian.
Selain itu,
pengajar (guru) juga harus memberikan interaksi yang responsif dan berkelanjutan
untuk mengenal siswa lebih jauh dan dapat melihat minatnya, memberikan ujian
berupa analisa atas suatu kasus yang berbeda, serta memintanya untuk
menjelaskan logika yang menjadi analisa tersebut.
Emil
Marais dan Basie von Solms
dari Afrika Selatan menambahkan perlunya penyediaan alat bantu untuk membatasi
akses ilegal ke dalam proses pembelajaran, baik dengan menggunakan password
ataupun akses dari nomor IP (Internet Protocol) tertentu untuk mengurangi
kecurangan dalam praktik e-learning. Kelemahan yang paling mendasar dari
e-learning adalah kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Sesuai data
dari Microsoft Corporation, pada tahun 2006 Indonesia menduduki peringkat ke
dua terbesar dalam pembajakan di dunia maya (internet) pada khususnya dan
penggunaan software di PC (Personal Computer) pada umumnya. Hal tersebut
membuktikan bahwa internet dalam hal ini e-learning masih banyak sekali
kekurangannya. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning juga harus
membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak jauh. Padahal tidak
semua instansi memiliki jaringan internet. Program-program dalam e-learning
juga membutuhkan Personal Computer (PC) dengan spesifikasi yang cukup canggih
agar program bisa berjalan dengan baik. Walaupun programer sudah menyediakan
fasilitas password atau pengaman tetapi tangan-tangan jahil masih banyak yang
merusaknya atau membajaknya. Walaupun demikian, e-learning sebagai suatu
inovasi dalam proses pembelajaran sudah memberikan warna baru cara belajar
jarak jauh yang mandiri.
E.
Manfaat e-Learning
manfaat yang bisa dinikmati
dari e-learning :
Fleksibilitas.
Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas
pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa),
maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat
pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki
akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan
palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses
e-learning. Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis
(di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian dalam
perjalanan pun atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan
disajikan, Anda bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning.
“Independent
Learning”. E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang
kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi
kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan
bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa
mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu,
ataupun bisa melewati saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia
mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi
sampai ia merasa mampu memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang
belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email atau ikut dialog
interaktif pada waktu-waktu tertentu. Banyak orang yang merasa cara belajar
independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang memaksakannya
untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan, dan masih banyak lagi
manfaat-manfaat lainnya.
[2] Deasy Nirma Pradipta. e-learning. Senin, 19 Mei
2008.
*) Penulis Mahasiswa Program Doktor di UIN Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik menunjukkan pribadimu !