BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan / sains adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang disimpulkan secara rasional dari hasil analisis kritis terhadap data-data pengukuran yang diperoleh melalui observasi pada fenomena –fenomena alam.
Untuk mempermudah kita mempelajari tentang ilmu pengetahuan, dalam makalah ini yang tidak pernah lepas dari pembahasan agama akan dijelaskan lebih rinci apa itu ilmu pengetahuan dan perpaduannya antara agama dan akhlak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ilmu pengetahuan, agama dan akhlak ?
2. Apa hubungan ilmu pengetahuan, agama dan akhlak ?
3. Ada berapa macam akhlak itu ?
4. Bagaimana peran Islam dalam perkembangan Ilmu pengetahuan ?
C. Tujuan Masalah
1. Agar Mahasiswa mengerti apa itu ilmu pengetahuan, agama dan akhlak.
2. Agar Mahasiswa mengerti apa hubungan ilmu pengetahuan , agama dan akhlak.
3. Agar Mahasiswa mengerti ada berapa macam akhlak itu.
4. Agar Mahasiswa mengerti bagaimana peran Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
PERPADUAN ILMU PENGETAHUAN, AGAMA DAN AKHLAK
PEMBAHASAN
PERPADUAN ILMU PENGETAHUAN, AGAMA DAN AKHLAK
Oleh: Dani Prasetyo*
A. Pengertian
1. Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu pengetahuan / sains dalam bahasa Indonesia berasal dari kata ilmu yang diambil dari bahasa Arab ( ‘Ilm ) yang merupakan kata jadian dari ‘alima yang berarti tahu atau mengetahui.
Dari uraian diatas menurut Baiguni definisi ilmu pengetahuan / sains adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang disimpulkan secara rasional dari hasil analisis kritis terhadap data-data pengukuran yang diperoleh melalui observasi pada fenomena –fenomena alam.
2. Agama
Dalam ensiklopedi Indonesia terhadap penjelasan tentang agama sebagaimana di bawah ini “ Agama “ adalah aturan atau tata cara hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama makhluk hidup itulah definisi sederhana tetapi definisi yang sempurna dan lengkap tidak pernah dapat dibuat.
Agama, yaitu akhlak yang bersumber dari Al-Qur’ an. Karena Al-Qur’ an merupakan akhlak Rasulullah SAW.
Artinya : “Sungguh dalam diri Rasulullah menjadi teladan yang baik" (Q.S Al-Ahzab : 21).
3. Akhlak
Menurut Imam al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut :
Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu).
Definisi Akhlak : Kehendak yang bersemayan dalam hati tempat munculnya tindakan sukarela, tindakan benar atau salah. Itu harus ada pembinaan yang baik dan jika tersebut dibina untuk memilih kebenaran, cinta kebaikan, kejujuran, cinta keindahan, maka dengan sendirinya akhlak baik muncul dengan mudah, itulah akhlak baik, misalnya : lemah lembut, akhlak sabar, dermawan, dll. Dan jika kehendak itu di sia-siakan atau tidak dibina dan selalu memenuhi hawa nafsunya sendiri. Kurang mengembangkan bibit-bibit kebaikan dan selalu berbuat keburukan baik perkataannya, perbuatan yang mencerminkan akhlak sesorang dan ini selalu tampak pada kehidupan sehari-hari, misalnya : berkhianat, bohong, rakus, dengki, dll. Oleh karena itu Islam memuji akhlak yang baik, menyerukan kaum muslimin membinanya dan mengembangkan akhlak yang baik. Islam menegaskan bukti keimanan aialah jiwa yang baik dan bukti keislaman adalah akhlak yang baik. Allah menyanjung Rasulullah karena akhlaknya yang baik.
“ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang Agung “ ( Al-Qalam : 04 )
Serta dalam kaitan ini kita harus mengetahui dan wajib mengamalkan nilai-nilai moral yang terkandung pada Rasulullah.
Macam-macam Akhlak
1. Akhlakul Karimah, yaitu akhlak terpuji dan mulia yang dilakukan berulang kali sehingga manjadi kebiasaan atas dasar kesadaran jiwa bukan karena terpaksa. Nabi SAW diutus tidak lain hanya untuk membina dan menyempurnakan budi pekerti yang luhur. Nabi Bersabda :
Artinya : Bahwasannya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak ( H.R Ahmad )
Macam-macam Akhlak Terpuji :
a. Berlaku adil dan jujur
b. Pemurah ( dermawan )
c. Menjaga harga diri
d. Iffah (memelihara untuk tidak minta – minta )
e. Syaja’ah (keberanian memperjuangkan kebenaran)
f. Hemat, dll.
2. Akhlakul Madzmumah, yaitu akhlak tercela yang dilakukan berulang kali sehingga menjadi kebiasaan dan sudah menjadi karakternya . ini atas kehendak sendiri dan bukan kesengajaan atau paksaan.
Macam-macam akhlak tercela :
a. Takabbur (sombong)
b. Zalim (perbuatan aniaya)
c. Thama’ (sifat rakus dan tidak puas karunia Allah)
d. Khianat (mencederai amanah, mengingkari janji)
e. Putus asa, dll.
Manfaat Mempelajari Akhlak atau Etika
Dari sekian banyak uraian contoh akhlak baik maupun akhlak yang buruk kita disadarkan untuk memperbaiki akhlak kita masing-masing yang kurang sempurna, minimal pesan moral nilai akhlak Nabi bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan mengurangi perbuatan tercela. Tujuan etika bukan hanya mengetahui pandangan (teori) ialah mempengaruhi, mendorong sesuai kehendak masing-masing dan menerapkannya supaya hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan memberikan faedah bagi manusia. (Aristoteles)
Tugas Nabi untuk merubah, membina akhlak cukup baik dan risalah yang diajarkan Nabi memberi informasi tentang keutamaan akhlak, lengkap dengan aspeknya. Misal : Islam telah menggariskan tentang ibadah sejak turunnya perintah pada waktu isra’ mi’raj bahwa ibadah merupakan pokok-pokok iman, bukan hanya sekedar ibadah bersifat abstrak, tetapi mengajarkan manusia untuk tidak berbuat munkar dan hidup bersahaja.
B. Hubungan Ilmu Pengetahuan Agama dan Akhlak
Hubungan agama dan IPTEK secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideology yang mendasar hubungan tersebut terdapat tiga jenis paradigma :
1. Paradigma sekuler, yaitu : paradigma yang memandang agama dan IPTEK adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam skularisme barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan, agama tidak dinafikan eksistensinya, tetapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan Tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum atau public.
Paradigma ini mengandung agama dan IPTEK tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lain. Agama dan IPTEK sama sekali terpisah baik secara onkelogis (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menetapkan pengetahuan).
2. Paradigma sosialis : paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. IPTEK bisa berjalan secara independent dan lepas secara total dari agama.
Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak di definisikan keberadaannya tapi hanya dibatasi perannya.
3. Paradigma Islam : paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan.
Paradigma ini memerintahkan manusia untu membangun segala pemikirannya berdasarkan aqidah Islam.
C. Dampak Perkembangna Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Di satu sisi memang perkembangan IPTEK berdampak posotif , yakni :
• Dapat memperbaiki kualitas hidup manusia, misalnya dengan ditemukan mesin jahit, dalam satu menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit, bandingkan menjahit dengan tangan. Tapi disisi lain, tak jarang IPTEK berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.
• Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Horishima dan Nagasaki pada tahun 1945. dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas kemajuan yang dialaminya ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan dirinya adalah material.
D. Peran Islam Dalam Perkembangan IPTEK
1. Menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan, paradigma Islam menyatakan bahwa aqidah Islam wajib dijadikan landasn pemikiran bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti aqidah Islam sebagai sumber bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
2. Menjadi syari’ ah Islam (yang lahir dari aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau krtiteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan manfaat seperti yang ada sekarang, standar syari’ah ini mengatur bahwa boleh tidaknya pemanfaatan IPTEK didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syari’ah Islam) umat Islam boleh memanfaatnkan IPTEK jika telah di halakan oleh syari’ah. Sebaliknya jika suatu IPTEK telah diharamkan oleh syari’ah, maka tidak boleh imat Islam memanfaatkannya walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
BAB III
P E N U T U P
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Akhlak ialah Kehendak yang bersemayan dalam hati tempat munculnya tindakan sukarela, tindakan benar atau salah. Itu harus ada pembinaan yang baik
Hubungan agama dan IPTEK, berdasarkan tinjauan ideology yang mendasar : Paradigma sekuler, yaitu : paradigma yang memandang agama dan IPTEK adalah terpisah satu sama lain. Paradigma sosialis : paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. IPTEK bisa berjalan secara independent dan lepas secara total dari agama. Paradigma Islam : paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Muhammad, Akhlak seorang muslim, Semarang : Wicaksana, 1986.
Amin, Ahmad, Etika (ilmu akhlak), Jakarta : Bulan Bintang, 1975.
Syamsi, Muhammad, dkk, RPAI ( Rangkuman Pengetahuan Agama Islam ) untuk SD, SMP, Umum, Surabaya : Amelia, 2004.
*) Penulis adalah mahasiswa S1 STAIN TA Angkatan 2006
gak bisa do copy kah materi ini
BalasHapusnice post gan, thanks udah share sukses selalu dan tetap berkarya.
BalasHapus