Oleh: Afiful Ikhwan*
Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan
para aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang biasanya
bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan cara
mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang
ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil kebijakan yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif
Barangkali
toari pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh
banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif yang mempunyai
beberapa unsur
a. Pembuatan
keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan
dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai
masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat
diurutkan menurut prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan,
nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat
jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan dengan alternatif lain.
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan
Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi dan Matematika)
yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu sebenarnya tidak
berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan tetapi mereka
seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap akar
permasalahan.
Teori
rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam
diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil keputusan
memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga mampu
meramalkan secara tepat akibat-akibat dari
pilihan alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya
manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan
Pengambil
keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara nilai-nilai
sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena teori
ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat dibedakan
dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara fakta
dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
Ada
beberapa masalah diperbagai negara berkembang seperti Indonesia untuk
menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan yaitu
- Informasi
dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa dipakai
untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan terjadi
sebuah keputusan yang kurang tepat.
- Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara berkembang ekologi budanyanya berbeda.
- Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur rasional dalam
pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara berkembang
kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak rasional.
2. Teori Inkremental
Teori
ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah
yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat
keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini
hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan akibatnya.
d. Masalah
yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur
dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan
tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f. Pembuatan
keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi
keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.
Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur mejemuk.
Keputusan dan kebijakan diambil dengan dasar saling percaya diantara
berbagai pihak sehingga secara politis lebih aman. Kondisi yang
realistik diberbagi negara bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan
para pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik seperti
kurang cukup waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain yang dipakai untuk analsis secara komprehensif.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima.
Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini
- keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan.
- Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain
- Dinegara
berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental
tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang
besar dan mendasar.
- Menutut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa
kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu
pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan
untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun
inkremental. Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan
melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah
keputusan-keputusan itu tercapai.
Model
pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat
keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental
pada situasi yang berbeda-beda.
Model
pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi
yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model
inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
Referensi:
- Etzioni, Amitai, Mixed Scaning : A thirh Approach to Decision Making, Public Adminitrasion: Review, 1987
- Lindblom, C.E, The policy Making Process, Englewood Clifts, N.J. Prentice Hall, 1968
- Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara, 1991
- Azhar Kasim, Teori Pembuatan Keputusan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1951
- Kuntoro Mangkusubroto, Analisa Keputusan, Pendekatan Sistem dalam
manajemen Usaha dan Proyek, cetakan IV, Bandung: Ganeca Exact, 1986 - Sri Mulyono, Teori Pengambilan Keputusan, Edisi Revisi, Jakarta: LPFE-UI, 1996
- M, Iqbal Hasan,Teori Pengambilan Keputusan (pokok-pokok materi), Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
- Mulyono, Teori Pengambilan Keputusan (Theory of Decision Making, dalam http://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/06/08/teori-pengambilan-keputusan-theory-of-decision-making/ diakses pada 09 Nov 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik menunjukkan pribadimu !