Welcome to Afive Blog

Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.
JANGAN LUPA ISI BUKU TAMU

Kamis, 27 Januari 2022

Sistematika Penulisan Proposal Skripsi-Skripsi-Contoh Jurnal studi pustaka, studi kasus dan kuantitatif

Exp sistematika urutan isi Kualitatif-Daftar Isi Kual

Exp sistematika urutan isi Kuantitatif-Daftar Isi Kuan

Exp sistematika urutan isi PTK-Daftar Isi PTK

Exp sistematika urutan isi Studi Pustaka-Daftar Isi Library Research


Exp Bagian depan Skripsi: cover depan, cover dalam, hlm persetujuan pembimbing, dll

Exp Bagian belakang Skripsi: pedoman wawancara, draft/transkip wawancara, dll

Download file exp Daftar Riwayat Hidup Skripsi

Isi lampiran-lampiran adalah: klik disini

Contoh Revisi Proposal Skripsi Kualitatif/ Studi Lapangan Fix

Contoh PPT ujian skripsi/ tesis/ disertasi 

 

Properties

Share / Save / Like

Sabtu, 15 Januari 2022

Menalar Berfikir Secara Filosofis (hakikat): deductive vs inductive

1. DEDUCTIVE reasoning

Menalar secara deduksi (deductive) itu intinya mengambil kesimpulan (conclusion) hanya berdasarkan petunjuk umum yang diberikan (premise) dan fakta atau bukti kasus khusus yang dimengerti (evidence).

Example: Mbah Sutejo diberi petunjuk sama Mbah Dukun: “hati-hati kalo nanti malam ada barang jatuh di rumah berarti besok kamu bakalan mati!”

Nah, karena Mbah Sutejo memang dari dulu fanatik dukun banget, makanya petunjuk (premise) yang diberikan oleh Mbah Dukun itu langsung diterima sebagai sebuah kebenaran (padahal setiap premise masih mesti dikritisi). Dalam contoh ini, premise itu dianggap benar oleh mbah Sutejo.

Tiba-tiba, malam berikutnya ada kucing nyenggol gelas di meja Mbah Sutejo…”pyaaar!!”..gelas jatuh dan pecah. Nah ini fakta/bukti/evidence yang ditangkap oleh Mbah Sutejo: “malam ini ada gelas jatuh di rumah”.

Maka kemudian Mbah Sutejo mengambil kesimpulan (conclusion): "jadi saya bakalan mati besok!!

**** Nah kira-kira kesimpulan Mbah Sutejo valid tidak??

Kesimpulan Mbah Sutejo ini valid dalam artian BENAR secara aliran logika (penalaran) tetapi SALAH secara kebenaran informasinya.

Jadi dalam menganalisis kebenaran suatu kesimpulan yang diambil berdasarkan logika deductive,
* yang pertama kali harus kita pastikan kebenarannya adalah sudah benarkah premis-nya???
Jika premise (kebenaran umumnya) benar kemungkinan besar kesimpulan (conclusion)nya juga benar!

* kedua, lihat evidence-nya (buktinya) benar atau tidak?..atau masih debatable?, misal seseorang mengatakan saat ini langit merah, bisa jadi menurut anda tidak merah tetapi orange.

* Kalo sudah sepakat premis dan evidence-nya benar, maka baru kita pastikan alur logika (dari umum ke khusus)nya juga benar.

Jadi sekali lagi, seringkali kesalahan sebuah penalaran deductive bukan pada alur logikanya tetapi dari kesalahan awal premise (petunjuk) atau memahami evidence-nya (fakta)!

Properties

Share / Save / Like