Welcome to Afive Blog

Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.
JANGAN LUPA ISI BUKU TAMU

Jumat, 26 November 2010

Tasawuf - Konsep Sabar Dalam Ilmu Tasawuf.doc



BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
            Sebagai disiplin ilmu, sebagaimana telah dipaparkan para ilmuan, tasawuf merupakan sebuah disiplin agam yang baru, seperti halnya ilmu ushul fiqh, musthakah ai hadist dan sebagainaya. Karena eksistensunya sebagai salah satu metode peebaikan akhlak yang ajaranya mempunayai landasan yang kuat dalam al-quran dan sunnah rasul saw, dan cara mendekatkan diri kepada allah.
            Sebagai unit dari ilmu tasawuf sendiri yaitu tawakal dan sabar, yang mana kedua hal tersebut mempunyai perang yang sangat domonan dalam merealisasikan urgensi atau pendekatan kepada Allah. Sehingga hal tersebut tidak pernag terlepas dari kehidupan keseharian manusia yang senantisas mengabdikan dirinay kepada allah. Meskopun demikian keduanya itu dalam tatrqan kehidupan itu sama tetapi diantaranay ada hak yang membedakan, secara jelas perbadaan tersebut tidak dapat ataupun sulit untuk dicermati , kecuali bilaman dalam mengetahuinya menggunakan hati nurani yang bersih.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah konsep sabar menurut ilmu tasawuf ?
2.      Bagaimankah sebuah konsep tawakal dalam taswuf ?
3.      Dimana letak perbedaan antara sabar dan tawakal ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1.      untuk mengetahui apa itu tawakal dalm tasawuf
2.      mengetahui sabar dalam konsep tasawuf
3.      dan letak perbedaan antara keduanya



BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sabar Dalam Ilmu Tasawuf
a. pengertian sabar
            Kata As-Shobru dalam bahasa Arab berarti: Al-Habsu (belenggu) atau Al-Man’u (larangan) jika ada yang mengatakan “ana as-shabil” (saya seorang prnyabar) artinaya: saya membelenggu nafsuku, atau saya melarang nafsuku.[1]
            Sabar secara istilah, terdapat beberapa pengertian yabg diantaranya adalah: Abu Zakaria Al-Anshori memgemukakan bahwa sabar merupakan kemampuan seseorang mengendalikan diri terhadap sesuatu yang terjadi, baik yang di senangi maupun yang di benci. Menurut Qosim Junaidi sabar adalah mengalihkan perhatian dari urusan dunia kepada urusan akhirat.[2]
Properties

Share / Save / Like

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP JIWA KEAGAMAAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
                   Kebudayaan merupakan pedoman bagi kehidupan masyarakat, merupakan perangkat-perangkat acuan yang berlaku umum dan menyeluruh dalam menghadapi lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan warga masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.[1] Dalam kebudayaan terdapat perangkat-perangkat dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh pendukung kebudayaan tersebut. Adapun tradisi keagamaan merupakan pranata primer dari kebudayaan memang sulit berubah karena keberadaannya didukung oleh kesadaran bahwa pranata tersebut menyangkut kehormatan harga diri, dan jati diri masyarakat pendukungnya.[2] Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengaruh kebudayaan khususnya tradisi keagamaan terhadap jiwa keagamaan pada era globalisasi. Pada era globalisasi itu menunjukan bahwa kebudayaan (bidang material) sangat berpengaruh terhadap jiwa keagamaan. Sehingga memuncukan kecenderungan-kecenderungan yang membawa konsekuensi tersendiri bagi penganut agama tertentu, apa kecenderungan yang positif atau negatif yang lebih bersifat destruktif. Pada kondisi itu kondisi kejiwaan penganut agama tersebut haruslah menunjukkan jati diri sebagai penganut agama yang tetap tidak tergerus oleh nilai-nilai yang sekuer meskipun kemajuan iptek berpengaruh pesat ditengah arus global. Hendaknya mereka menganggap globalisasi sebagai tantangan yang harus dihadapi sekaligus menjadikan globaisasi sebagai ancaman bila tidak mampu menunjukan jati dirinya, karena globalisasi merupakan puncak peradaban manusia.

B.   Rumusan Masalah
1.   Apakah yang dimaksud dengan tradisi keagamaan dan kebudayaan itu?
2.   Bagaimanakah hubungan antara tradisi keagamaan dan sikap keagamaan?
3.   Bagaimana pengaruh eksistensi kebudayaan di era globalisasi terhadap jiwa keagamaan?

C.   Tujuan
1.   Untuk mengetahui pengertian tradisi keagamaan dan kebudayaan.
2.   Untuk mengetahui hubungan antara tradisi keagamaan dan sikap keagamaan.
3.   Untuk mengetahui pengaruh eksistensi kebudayaan di era globalisasi terhadap jiwa keagamaan.

Properties

Share / Save / Like

Rabu, 03 November 2010

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.

Berdasarkan masalah ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita?. Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara marata.

Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education function atau input-output analisys yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana serta prasarana pendidikan lainnya, dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan educational production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.

Faktor kedua, penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah lebih merupakan subordinasi birokrasi diatasnya sehingga mereka kehilangan kemandirian, keluwesan, motivasi, kreativitas/inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.

Faktor ketiga, peranserta warga sekolah khususnya guru dan pranserta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering diabaikan, pada hal terjadi atau tidaknya perubahan di sekolah sangat tergantung pada guru. Dikenalkan pembaruan apapun jika guru tidak berubah, maka tidak akan terjadi perubahan di sekolah tersebut. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sedang dukungan-dukungan lain seperti pemikiran, moral dan barag/jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil pelaksnanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stakeholdir).

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
Properties

Share / Save / Like